Awal Mula Kisah Kasus Kresna Life

Jumat, 08 Maret 2024 | 04:20 WIB
Awal Mula Kisah Kasus Kresna Life
[ILUSTRASI. Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Ogi Prastomiyono (dua kiri), ?Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen Merangkap Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Friderica Widyasari Dewi (dua kanan) saat konferensi pers cabut ijin usaha Kresna Life di Jakarta (23/6). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akhirnya mengambil tindakan tegas untuk PT Asuransi Jiwa Kresna atau Kresna Life, yakni secara resmi mencabut izin usaha perusahaan asuransi tersebut. Pemegang Polis dapat menghubungi manajemen Kresna Life dalam rangka pelayanan konsumen sampai dengan dibentuknya Tim Likuidasi. Dok. OJK]
Reporter: Avanty Nurdiana | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus PT Asuransi Jiwa Kresna (Kresna Life) sejatinya sudah bergulir cukup lama. Bahkan jika ditarik mundur para pemegang polis mengaku telah berada di tengah ketidakpastian dalam empat tahun ini.

Tak heran jika banyak pemegang polis merasa gerah dan ingin segera menyelesaikan kisah ini dengan manis. Pemegang polis sangat berharap dana yang mereka investasikan bisa kembali.

Rencana Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang mengajukan banding atas putusan PTUN Jakarta dianggap merugikan para pemegang polis. Sebab jika Kresna Life menjual aset untuk membayar pemegang polis maka hasilnya tidak akan cukup bagi para pempol. Sebenarnya bagaimana awal mula kisah kasus Kresna Life. Berikut timelinenya : 

Baca Juga: Pemegang Polis Kresna Life Berupaya Batalkan Banding OJK Atas Putusan PTUN Jakarta

  • 20 Februari 2020, Kresna Life mulai mengakui tidak bisa membayar polis dan meminta penundaan pembayaran kepada para pemegang polis. 
  • 14 Mei 2020. Kresna Life mengirim surat kepada pemegang polis menyebut masih belum bisa membayar polis  Kresna Life akui jika mengalami kesulitan likuiditas karena kepemilikan portofolio mereka. Kresna disebut memiliki saham PT Kresna Graha Investama Tbk (KREN), PT Asuransi Maximus Graha Persada Tbk (ASMI), PT Distribusi Voucher Nusantara (DIVA), PT Danasupra Era Pacific Tbk (DEFI), PT City Development Tbk (NIRO), PT NFC Indonesia Tbk (NFCX). 
  • 18 Mei 2020. Kresna Life menyusun skema restrukturisasi 
  • 18 Juni 2020 Kresna Life akan membayar kepada pemegang polis K-LITA dan PIK senilai Rp 50 juta. 
  • 17 Juli 2020. Kresna Life mengundurkan rencana pembayaran menjadi 3 Agustus 2020
  • 14 Agustus 2020 OJK membekukan kegiatan usaha Kresna Life 
  • 15 Februari 2023. Kresna Life mengajukan rencana penyehatan keuangan (RPK) dengan skema penyelesaian berupa konversi klaim pemegang polis menjadi subordinated loan. OJK menyetujui RPK. 
  • Juni 2023. OJK memberi waktu hingga Juni 2023 untuk menyelesaikan kewajiban RPK.  Tapi hingga batas waktu ditetapkan, setoran modal dan perjanjian subordinated loan tidak kunjung diterima. 
  • 21 Juni 2023. Pertemuan Michael Steven pemilik Kresna Life dengan OJK. Michael menganggap permintaan setoran modal lebih dari Rp 1 triliun yang diminta OJK lebih baik digunakan untuk melunasi pemegang polis. 
  • 23 Juni 2023. Izin usaha PT Asuransi Jiwa Kresna dicabut OJK 
  • 23 Februari 2024. Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta memenangkan gugatan dari Michael Steven agar OJK kembali memberi izin usaha Kresna Life
  • Maret 2024.OJK mengajukan banding atas keputusan PTUN 

Sumber : Riset KONTAN

Baca Juga: Tolak Putusan PTUN, OJK Siap Ajukan Banding Melawan Kresna Life


 

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Impor Melonjak, Defisit Perdagangan Logam Mulia Mencapai US$ 709 Juta per April 2025
| Rabu, 04 Juni 2025 | 14:47 WIB

Impor Melonjak, Defisit Perdagangan Logam Mulia Mencapai US$ 709 Juta per April 2025

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, impor logam mulia dan perhiasan melonjak tajam menjadi US$ 2,06 miliar selama Januari hingga April 2025. 

Turunnya Harga Batubara Diprediksi Memasuki Fase Bullish, ini Pandangan Pengusaha
| Rabu, 04 Juni 2025 | 14:30 WIB

Turunnya Harga Batubara Diprediksi Memasuki Fase Bullish, ini Pandangan Pengusaha

Berdasarkan pengamatan Kiwoom Sekuritas pergerakan harga emas hitam ini menunjukkan siklus yang sangat khas

Profit 31,06% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (4 Juni 2025)
| Rabu, 04 Juni 2025 | 09:26 WIB

Profit 31,06% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Melemah (4 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (4 Juni 2025) Rp 1.924.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,06%  jika menjual hari ini.

BUMI Menggaet Restu Lakukan Kuasi Organisasi, Begini Dampaknya
| Rabu, 04 Juni 2025 | 08:12 WIB

BUMI Menggaet Restu Lakukan Kuasi Organisasi, Begini Dampaknya

"Kuasi reorganisasi dapat memperbaiki struktur modal, menghapus akumulasi kerugian (defisit) dan menunjukkan nilai aset perusahaan saat ini.

Komunikasi
| Rabu, 04 Juni 2025 | 06:13 WIB

Komunikasi

Ketika internet sudah lazim di negara kita, informasi sepenting diskon tarif listrik yang batal, ternyata tidak tersampaikan secara merata.

Dapat Restu RUPST, Medco Energi (MEDC) Bagi Dividen US$ 63,29 Juta
| Rabu, 04 Juni 2025 | 06:05 WIB

Dapat Restu RUPST, Medco Energi (MEDC) Bagi Dividen US$ 63,29 Juta

Berdasarkan persetujuan RUPST, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) akan membagikan total dividen tahun buku 2024 sebesar US$ 63,29 juta.

Danantara Siapkan Investasi US$ 5 Miliar Tahun Ini
| Rabu, 04 Juni 2025 | 06:05 WIB

Danantara Siapkan Investasi US$ 5 Miliar Tahun Ini

Belanja modal yang disiapkan Danantara untuk tahun ini berasal dari hasil dividen BUMN yang bisa mencapai Rp 120 triliun.

Efek Beleid India ke Ekspor CPO Indonesia
| Rabu, 04 Juni 2025 | 06:00 WIB

Efek Beleid India ke Ekspor CPO Indonesia

Ekspor minyak sawit mentah Indonesia ke India dalam  beberapa tahun terakhi ini menunjukkan tren menurun.

Tren Asing Kembali Melakukan Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (4/6)
| Rabu, 04 Juni 2025 | 05:46 WIB

Tren Asing Kembali Melakukan Net Sell, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Rabu (4/6)

Investor asing kembali mencatatkan aksi jual bersih alias net sell dalam jumlah besar, yakni sebesar Rp 736,24 miliar di seluruh pasar. 

Inkonsistensi Tarif Bikin Volatilitas Valas Asia Tinggi
| Rabu, 04 Juni 2025 | 05:45 WIB

Inkonsistensi Tarif Bikin Volatilitas Valas Asia Tinggi

Mayoritas valas Asia tertekan. Hanya yen Jepang (JPY), bath Thailand (THB) dan  yuan (CNY) yang menguat  dalam sepekan  terakhir. 

INDEKS BERITA

Terpopuler