Awalnya Tempat Pembuangan Sampah, Kini Jadi Lahan Mendulang Rupiah

Jumat, 12 April 2019 | 18:18 WIB
Awalnya Tempat Pembuangan Sampah, Kini Jadi Lahan Mendulang Rupiah
[]
Reporter: Dikky Setiawan | Editor: Dikky Setiawan

KONTAN.CO.ID -JAKARTA.Tak ada usaha yang sia-sia. Begitulah petuah orang bijak. Hal itu sudah dibuktikan oleh sejumlah warga yang tergabung dalam kelompok tani (poktan) Seruni Indah di Kelurahan Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan, yang berhasil menyulap lahan tempat pembuangan sampah menjadi lahan budidaya tanaman sayur mayur organik.

Semua bermula dari kepedulian Eka Yulianti terhadap lingkungan di sekitar tempat tinggalnya. Ketua Poktan Wanita Seruni Indah itu kerap membersihkan sampah di lahan milik warga sekitar yang belum dimanfaatkan. Hingga akhirnya, pada tahun 2016, Eka mengajukan izin kepada pemilik lahan terlantar itu untuk digunakan sebagai lahan kebun sayur.

Sebelum jadi lahan budidaya, tanah ini dulunya tempat pembuangan sampah. Banyak sampah rumah tangga dan puing bangunan. Saya pikir capek juga membersihkan sampah, terus akhinya kami jadikan lahan tanaman sayur, kata Eka.

Gayung bersambut, pemilik lahan pun memberikan izin kepada Eka untuk membuka kebun sayur di atas lahan seluas 290 meter persegi tersebut. Untuk land clearing atau pembersihan lahan, Eka meminta bantuan para petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) setempat.

Upaya Eka menyulap tempat pembuangan sampah menjadi lahan kebun sayur pun mendapatkan restu dari pihak pemerintah setempat, yakni dari kelurahan Kebayoran Lama Selatan dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Kecamatan Kebayoran Lama. Izinnya untuk membuka lahan budidaya tanaman sayur, imbuh Eka.

Mulai tahun 2017, Eka menggarap lahan untuk ditanami sayur. Menurut Eka, saat ini anggota Poktan Seruni Indah membudidayakan beberapa jenis tanaman sayur di lahan terlantar. Di antaranya, bayam, kangkung, sawi, dan pokcoy. Kini, Eka bersama anggota Poktan Seruni Indah yang berjumlah 15 orang sudah menikmati hasil jerih payahnya.

Pada pertengahan Januari lalu, Poktan Seruni Indah berhasil memanen tanaman sayur sekitar 77 kilogram (kg). Rinciannya, sebanyak 25 kg pakcoy, 18 kg kangkung, 17 kg sawi, dan 17 kg selada berhasil mereka dapatkan. Untuk memasarkan produk sayuran organiknya, kelompok tani ini memanfaatkan media sosial sebagai metode berjualan.

Masing-masing anggota kelompok tani akan memposting jenis sayuran yang sudah siap panen. Selanjutnya, warga yang ingin membeli, melakukan konfirmasi jenis sayur yang dipesan. Dari hasil panen itu, Eka mengaku, pihaknya bisa meraup omzet sekitar Rp 700.000 sekali panen.

Itu belum termasuk pendapatan dari hasil penjualan minuman olahan alias smoothies berbahan baku sayuran. Sayangnya, usaha minuman olahan itu belum digarap serius oleh Poktan Seruni Indah. Yang jelas, kata Eka, minuman olahan dijual kepada warga sekitar rumah dijual dengan harga Rp 5.000 per cup.

Eka mengaku banyak manfaat yang ia rasakan dari hasil membuka kebun sayur di lahan terlantar. Selain bisa menjadi ajang kumpul warga, kebun sayur tersebut juga bisa menjadi wadah untuk belajar membudidayakan tanaman sayur. Kami dapat penyuluhan dari pihak kelurahan dan kecamatan tentang cara membudidayakan tanaman sayur yang benar, kata Eka.

Manfaat lain, lanjut Eka, lahan yang sebelumnya menjadi sorotan negatif karena kondisinya yang tidak sedap dipandang, berubah bersih dan indah di mata. Ke depan, Eka ingin memanfaatkan lebih banyak lahan terlantar untuk budidaya sayuran.

Bagikan

Berita Terbaru

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?
| Selasa, 25 November 2025 | 11:25 WIB

Ada 15 Saham Berpotensi Keluar Pemantauan Khusus Kriteria 1, Peluang atau Jebakan?

Investor mesti fokus pada emiten dengan narasi kuat lantaran saat berhasil keluar dari PPK peluang rebound muncul tetapi dibarengi risiko tinggi.

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan
| Selasa, 25 November 2025 | 09:10 WIB

Mengupas Emiten Sektor Logistik Darat, Antara Tantangan, Peluang, dan Saham Pilihan

Prospek bisnis logistik darat didukung perkembangan ritel, e-commerce, dan infrastruktur. Namun, ada tantangan dari sisi pengelolaan biaya.

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental
| Selasa, 25 November 2025 | 08:41 WIB

Menakar Peluang Cuan di Saham CBDK dari Sisi Teknikal dan Fundamental

Kinerja keuangan PT Bangun Kosambi Sukses Tbk (CBDK) diperkirakan akan tetap tumbuh positif sepanjang tahun 2025.

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?
| Selasa, 25 November 2025 | 08:13 WIB

Bos Djarum Dicekal Bikin Saham BBCA & TOWR Sempat Goyang: Saatnya Serok atau Cabut?

Tekanan yang dialami saham BBCA mereda setelah pada Selasa (24/11) bank swasta tersebut mengumumkan pembagian dividen interim.

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun
| Selasa, 25 November 2025 | 08:09 WIB

Bankir Optimistis Pertumbuhan Kredit Konsumer Membaik di Akhir Tahun

Para bankir optimistis akan terjadi perbaikan pertumbuhan  kredit konsumer menjelang akhir tahun, ditopang momentum natal dan tahun baru 

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham
| Selasa, 25 November 2025 | 07:49 WIB

Menggelar IPO, Abadi Lestari (RLCO) Tawarkan 625 Juta Saham

PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) berencana untuk IPO dengan menawarkan maksimal 625 juta saham kepada publik. 

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat
| Selasa, 25 November 2025 | 07:41 WIB

Permintaan Domestik Kuat, Kinerja Elnusa (ELSA) Bisa Melesat

Prospek kinerja PT Elnusa Tbk (ELSA) masih menjanjikan. Segmen penjualan barang dan jasa distribusi serta logistik energi bakal jadi motor utama.

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca
| Selasa, 25 November 2025 | 07:40 WIB

Siasat Asahimas Flat Glass (AMFG) Hadapi Penurunan Penjualan Kaca

Seiring dengan pelemahan pasar, terjadi kenaikan biaya produksi AMFG yang dipicu oleh fluktuasi harga gas alam.

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka
| Selasa, 25 November 2025 | 07:33 WIB

Patrick Walujo Mundur, Skenario Merger GOTO dan Grab Kian Terbuka

Suksesi kepemimpinan menambah kental aroma rencana merger GOTO dan Grab pasca Patrick Sugito Walujo resmi mengundurkan diri dari jabatan CEO GOTO.

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut
| Selasa, 25 November 2025 | 07:25 WIB

Transcoal Pacific (TCPI) Tetap Menjaring Cuan Pengangkutan Laut

TCPI akan mengoptimalkan utilisasi armada yang ada serta melakukan peremajaan kapal secara bertahap.

INDEKS BERITA