Awas, Hot Money Bisa Keluar Kapan Saja

Kamis, 27 Juni 2019 | 07:31 WIB
Awas, Hot Money Bisa Keluar Kapan Saja
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu, Danielisa Putriadita, Dimas Andi, Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Investor asing mulai kembali menanamkan dana di pasar modal Tanah Air. Di pasar saham, dalam sebulan terakhir, investor asing tercatat lebih banyak belanja saham ketimbang jualan. Dengan begitu, net buy asing di pasar reguler tercatat sebesar Rp 2,72 triliun.

Kondisi ini memperlihatkan perbaikan selera investor asing di pasar saham. Sebelumnya, investor asing cenderung berjualan. Tiga bulan terakhir, asing masih mencatatkan jual bersih alias net sell di pasar reguler sebesar Rp 4,52 triliun.

Investor asing juga terus memborong obligasi pemerintah Indonesia. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPRR) Kementerian Keuangan, kepemilikan asing di pasar surat berharga negara (SBN) telah mencapai Rp 984,24 triliun per 25 Juni lalu. Angka ini naik Rp 34,68 triliun dibandingkan akhir bulan lalu.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Suria Dharma mengatakan, investor asing menilai kondisi perekomian Indonesia saat ini lebih stabil dibanding tahun lalu. Tambah lagi, bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve kini bersikap dovish. The Fed bahkan memberi sinyal penurunan bunga. Ini mendorong investor lebih berani masuk ke aset berisiko, seperti di Indonesia.

Tapi, menurut Suria, saat ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) cenderung konsolidasi. Pelaku pasar menunggu realisasi pemangkasan bunga. Jika suku bunga dipangkas dan negosiasi perang dagang Amerika Serikat-China berjalan mulus, IHSG bisa melaju ke 6.800.

Saham-saham sektor properti dan perbankan bakal diuntungkan. Saham kedua sektor tersebut berpotensi naik karena sensitif terhadap suku bunga. "Apalagi empat bank besar masuk ke top gainers IHSG. Jadi, efeknya besar, kata Suria.

Meski begitu, analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana melihat, investor wait and see terhadap kondisi politik Indonesia, terutama terkait sengketa pilpres. Keputusan Mahakamah Konstitusi (MK) bakal mempengaruhi pasar.

Tak hanya itu, analis Senior Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih menambahkan, investor perlu mewaspadai arus dana asing yang masuk terlalu deras. Pasalnya, hot money mudah keluar dari pasar.

Investor juga perlu memperhatikan kepemilikan asing di SUN yang kini 38,98% dari outstanding SUN di pasar SBN. Head of Economic & Research UOB Indonesia Enrico Tanuwidjaja bilang, kenaikan asing di pasar SBN bagaikan pisau bermata dua.

Satu sisi, hal ini menunjukkan kepercayaan dari investor asing terhadap pasar obligasi Indonesia. “Dana dari investor asing juga membantu pembiayaan negara sekaligus menstabilkan rupiah,” tandas Enrico.

 Namun, tingginya kepemilikan asing di pasar SBN bisa menjadi bumerang jika yang masuk hot money. Dana ini bisa kapan saja keluar.

Meski begitu, masih ada peluang bagi investor. Rekomendasi Alfatih, investor bisa memilih saham second liner yang tak terlalu dipengaruhi asing. Pasalnya, asing cenderung memilih saham big caps yang berbobot besar.

Pengamat pasar modal Anil Kumar menyebut, perlu ada perbaikan ekonomi fundamental dalam negeri. Ini untuk memperkecil spread SUN dengan US Treasury. Sehingga pasar tak semata andalkan sentimen penurunan suku bunga global

Bagikan

Berita Terbaru

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:55 WIB

Divestasi Es Krim Terwujud, Pemulihan UNVR Terus Berlanjut

Tren perbaikan kinerja PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) kemungkinan memang masih akan berlanjut hingga akhir tahun.

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:21 WIB

Masuki Momen Santa Claus Rally, Berikut Saham Pilihan Akhir Tahun

Ada beberapa faktor yang penting yang dapat mempengaruhi Santa Claus Rally di antaranya adalah aktivitas window dressing.

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:09 WIB

Momentum IHSG Bullish di Akhir Tahun, Ini Saham-saham yang Cenderung Naik di Desember

Secara historikal, ada beberapa saham yang cenderung mengalami penguatan pada Desember sehingga menjadi favorit banyak investor.

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 07:00 WIB

Pamor SBN Ritel Masih Akan Tinggi Meski Bunga Menurun

Realisasi penerbitan SBN Ritel tahun 2025 mencapai sekitar Rp 153 triliun, termasuk Sukuk Tabungan ST015.

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:10 WIB

Berebut Ceruk Pasar Bus Premium di Penghujung Tahun

Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, demam perjalanan darat mulai terasa. Kursi sleeper bus diburu pelancong untuk liburan.

 
Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar Selama Sepekan Terakhir

Sepekan ini dolar AS cukup tertekan oleh meningkatnya prospek pemangkasan suku bunga oleh the Federal Reserve (The Fed).

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1
| Minggu, 07 Desember 2025 | 06:00 WIB

Saham Kapitalisasi Kecil Mengangkat IHSG Capai Rekor Tertinggi 8.689,1

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 1,46% sepekan periode 1-5 Desember 2025. IHSG ditutup pada 8.632,76.

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:45 WIB

Kurangi Ketergatungan Kentang Impor, PepsiCo Indonesia Adopsi Cara Thailand,

Untuk memastikan ketersediaan bahan baku kentang, PepsiCo Indonesia menggandeng petani di Jawa Barat. 

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:40 WIB

Bisnis yang Cuan Saat Musim Liburan Anak-anak Tiba

Menyambut musim liburan, berbagai kelas bermain untuk anak kini dibuka dengan ragam aktivitas seru yang mengasah kreativitas.

 
Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional
| Minggu, 07 Desember 2025 | 05:35 WIB

Alasan Kenapa Bukan Bencana Nasional

​Perlu dipahami, penetapan status bencana sebagai bencana nasional itu bukan soal terminologi semata.

INDEKS BERITA

Terpopuler