Awas, Saham IPO Mulai Bergerak Menuju Harga Wajar

Rabu, 29 Mei 2019 | 05:40 WIB
Awas, Saham IPO Mulai Bergerak Menuju Harga Wajar
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak awal tahun, sudah ada 12 emiten pendatang baru di Bursa Efek Indonesia (BEI). Mayoritas harga sahamnya sejauh ini memberikan imbal hasil (return) yang tinggi.

Kebanyakan harga saham memiliki return dobel digit sejak tanggal pencatatan saham perdana (listing). Beberapa di antaranya bahkan memberikan return hingga ratusan persen.

Ambil contoh, saham NATO yang sejak listing hingga penutupan perdagangan kemarin mencatat kenaikan hingga 599%. Saham CLAY bahkan mencatat kenaikan hingga 1.600% sejak listing (lihat tabel).

Kode
Saham
Emiten Tanggal
Listing
Harga IPO Harga
Per 29 Mei 2019
Perubahan
Harga
JAST PT Jasnita Telekomindo Tbk 16-Mei-19 Rp 246 Rp 520 111%
POSA PT Bliss Properti Indonesia Tbk 10-Mei-19 Rp 150 Rp 246 64%
HRME PT Menteng Heritage Realty Tbk 12-Apr-19 Rp 105 Rp 272 159%
CPRI PT Capri Nusa Satu Properti Tbk 11-Apr-19 Rp 125 Rp 72 -42%
MTPS PT Meta Epsi Tbk 10-Apr-19 Rp 320 Rp 1.025 220%
COCO PT Wahana Interfood Nusantara Tbk 20-Mar-19 Rp 198 Rp 930 369%
JAYA PT Armada Berjaya Trans Tbk 21-Feb-19 Rp 288 Rp 131 -54%
CLAY PT Citra Putra Realty Tbk 18-Jan-19 Rp 180 Rp 3.140 1600%
NATO PT Nusantara Properti Internasional Tbk 18-Jan-19 Rp 103 Rp 720 599%
BEEF PT Estika Tata Tiara Tbk 10-Jan-19 Rp 340 Rp 181 -47%
POLI PT Pollux Investasi Internasional Tbk 10-Jan-19 Rp 1.635 Rp 1.070 -34%
FOOD PT Sentra Food Indonesia Tbk 8-Jan-19 Rp 135 Rp 162 20%
Sumber: Bursa Efek Indonesia, Riset KONTAN

Meski begitu, kenaikan moncer tersebut bukan berarti saham anyar mutlak memiliki prospek menarik. Kenaikan harga saham tersebut salah satunya bisa hanya karena euforia sesaat setelah perhelatan initial public offering (IPO).

"Setelah beberapa bulan saham mulai menunjukkan kondisi sebenarnya. Biasanya, paling cepat tiga bulan,” jelas analis Panin Sekuritas William Hartanto, kemarin.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana memiliki pandangan senada. Pergerakan harga saham pada akhirnya bergantung pada sentimen pasar dan juga prospek perusahaan tersebut menurut investor.

Di balik kenaikan return tersebut, sejumlah saham sejatinya mulai mengalami penurunan. Saham JAST misalnya. Meski harganya tercatat naik 111% sejak tanggal listing, saham ini telah mengakumulasi penurunan 11,86% dalam sepekan terakhir.

Bahkan, ada empat saham yang lebih dulu memberikan return negatif. Keempatnya adalah, saham POLI, BEEF, JAYA, dan CPRI.

Analis Samuel Sekuritas Muhammad Alfatih mengatakan, ada pola hampir serupa pada saham-asham emiten baru. Harga naik tinggi sesaat setelah IPO, lalu jatuh.

Menurut dia, hal ini terjadi karena tak sedikit investor yang masuk ke saham tersebut hanya untuk jangka pendek. Dalam lima bulan terakhir, bahkan ada penjamin emisi IPO yang mencatat penjualan terbanyak.

Menurut Alfatih, bisa jadi nasabah yang membeli saat IPO banyak berasal dari nasabah penjamin emisi. "Lalu mereka melakukan penjualan beberapa bulan setelah IPO,” ungkap dia.

William menambahkan, pada akhirnya harga saham akan kembali pada harga wajarnya. Misal, harga saham FOOD yang selama tiga bulan terakhir turun 43%.

"Saham baru IPO yang menunjukkan kenaikan harga di atas 100% kemungkinan besar belum menunjukkan harga yang sebenarnya," jelas William.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Rencana Bisnis Central Omega (DKFT), Incar Hilirisasi Nikel Hingga Akuisisi
| Sabtu, 21 Juni 2025 | 03:31 WIB

Melihat Rencana Bisnis Central Omega (DKFT), Incar Hilirisasi Nikel Hingga Akuisisi

PT Central Omega Resources Tbk (DKFT) yang beroperasi di kawasan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara ini melirik peluang hilirisasi nikel.

Berebut Kue Bisnis PLTS, China Berlomba-Lomba Bangun Pabrik Modul Surya di Indonesia
| Jumat, 20 Juni 2025 | 17:19 WIB

Berebut Kue Bisnis PLTS, China Berlomba-Lomba Bangun Pabrik Modul Surya di Indonesia

Meski pengembangan dan kapasitas terpasang masih kalah dengan negara lain, ke depan permintaan energi dari sumber matahari kian meningkat.

Kontribusi Masih Mini, Dana IPO CDI Rp 2,37 Triliun Buat Ekspansi Dua Bisnis Ini
| Jumat, 20 Juni 2025 | 16:59 WIB

Kontribusi Masih Mini, Dana IPO CDI Rp 2,37 Triliun Buat Ekspansi Dua Bisnis Ini

PT Chandra Daya Investasi (CDI) berpotensi mengantongi dana segar dari IPO sebesar Rp 2,12 triliun sampai dengan Rp 2,37 triliun.

Profit 31,37% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tercuwil Tipis (20 Juni 2025)
| Jumat, 20 Juni 2025 | 08:45 WIB

Profit 31,37% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Tercuwil Tipis (20 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (20 Juni 2025) 1.936.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 31,37% jika menjual hari ini.

Adu Rudal Iran-Israel, Trump & Fed Bikin IHSG Anjlok, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini
| Jumat, 20 Juni 2025 | 07:06 WIB

Adu Rudal Iran-Israel, Trump & Fed Bikin IHSG Anjlok, Cek Rekomendasi Saham Hari Ini

Pasar juga merespons kehati-hatian suku bunga Federal Reserve yang kemungkinan besar akan bertahan lebih lama di level tinggi.

Peluang dan Tantangan Investasi di Kawasan Industri
| Jumat, 20 Juni 2025 | 06:45 WIB

Peluang dan Tantangan Investasi di Kawasan Industri

Kawasan industri di Indonesia punya ruang untuk berkembang. Tapi sektor ini menghadapi sejumlah tantangan.

Siasat Primadaya Plastisindo (PDPP) Memulihkan Kinerja di Tahun 2025
| Jumat, 20 Juni 2025 | 06:30 WIB

Siasat Primadaya Plastisindo (PDPP) Memulihkan Kinerja di Tahun 2025

Manajemen PDPP meyakini bisa memperbaiki kinerja di sisa tahun ini. Salah satu pendorongnya adalah transisi dari galon PC ke PET.

Sinyal Bahaya di Sektor UMKM, Angka NPL Semakin Mendekati 5%
| Jumat, 20 Juni 2025 | 06:25 WIB

Sinyal Bahaya di Sektor UMKM, Angka NPL Semakin Mendekati 5%

Rasio NPL UMKM sudah mencapai 4,49% pada Mei, naik dari 4,36% pada bulan sebelumnya dan 3,76% pada Desember 2024​

Kontraksi Belanja Mengurangi Daya Dorong Ekonomi
| Jumat, 20 Juni 2025 | 06:25 WIB

Kontraksi Belanja Mengurangi Daya Dorong Ekonomi

 Belanja negara terkontraksi 11,26% secara tahunan dan pendapatan negara terkontraksi sebesar 11,41% secara tahunan

Daya Saing Anjlok, PR Indonesia Banyak
| Jumat, 20 Juni 2025 | 06:17 WIB

Daya Saing Anjlok, PR Indonesia Banyak

Daya saing Indonesia anjlok 13 peringkat ke posisi 40 dari total 69 negara dalam laporan World Competitiveness Ranking (WCR) 2025 

INDEKS BERITA

Terpopuler