Balas Budi Politik

Rabu, 24 Juli 2024 | 08:05 WIB
Balas Budi Politik
[ILUSTRASI. TAJUK - Khomarul Hidayat]
Khomarul Hidayat | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bagi-bagi jabatan tak cuma di pemerintahan. Namun, makin merembet jauh pula ke Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sejak Presiden Joko Widodo (Jokowi) berkuasa tahun 2014 silam, banyak politisi maupun tim sukses yang mendapat jatah jabatan komisaris BUMN.

Maklum, posisi jabatan politik seperti menteri, atau staf khusus di pemerintahan terbatas jumlahnya. Sementara, banyak yang harus diakomodir secara politik. Kursi komisaris BUMN pun menjadi pilihan.

Pembagian jabatan strategis di BUMN ini masih berlanjut menjelang Jokowi lengser. Hanya kali ini, giliran politisi dan tim sukses pendukung presiden terpilih Prabowo Subianto yang belakangan banyak masuk menjabat komisaris BUMN.

Paling baru, ada Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief, yang masing-masing ditunjuk jadi Komisaris Utama PLN dan Komisaris Independen PLN.

Burhanuddin adalah Dewan Pakar Tim Kampanye Nasional (TKN) Prabowo-Gibran. Sementara Andi Arief, merupakan politikus Partai Demokrat, partai politik pendukung Prabowo-Gibran.

Sebelumnya sudah ada Simon Aloysius Mantiri, Wakil Bendahara TKN Prabowo-Gibran, yang menduduki jabatan Komisaris Independen Pertamina.

Tak lama berselang, giliran politisi Partai Gerindra Fuad Bawazier dan Politisi PSI Grace Natalie ditunjuk menjadi Komisaris Utama dan Komisaris Mind Id. Lalu, ada pula aktor yang juga politisi Partai Gerindra Fauzi Baadilla masuk komisaris    PT Pos Indonesia.

Boleh jadi, bagi-bagi kursi empuk di BUMN ini nanti masih bakal berlanjut di pemerintahan baru mendatang. Sehingga sulit untuk tidak menyebut fenomena ini sebagai bentuk "balas budi politik".

Bukan bermaksud meragukan kemampuan mereka. Tentu penunjukkan para politisi sebagai komisaris BUMN sudah melalui proses seleksi. Lagi pula, banyak politisi yang dulunya juga dari kalangan profesional.

Namun, karena BUMN merupakan badan usaha yang menjadi salah satu ujung tombak ekonomi nasional, sudah seharusnya dikelola pula oleh orang-orang profesional dibidangnya yang mengerti bidang usaha BUMN tersebut.

Sekaligus untuk menghindarkan BUMN dari potensi konflik kepentingan politik. Apalagi tugas BUMN saat ini tak ringan bahkan keuangannya harus berdarah-darah karena harus menanggung beban penugasan pemerintah

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham di Hari Terakhir 2025, Selasa (30/12)
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:45 WIB

Intip Prediksi IHSG dan Rekomendasi Saham di Hari Terakhir 2025, Selasa (30/12)

IHSG mengakumulasi kenaikan 0,30% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG menguat 22,10%.

Hari Terakhir Perdagangan Saham di Tahun 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:43 WIB

Hari Terakhir Perdagangan Saham di Tahun 2025, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini

Likuiditas pasar cenderung menipis karena hanya tersisa satu hari perdagangan di 2025. ​Pasar masih mencermati potensi window dressing.

OJK Percepat Konsolidasi, BPR Berguguran
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:40 WIB

OJK Percepat Konsolidasi, BPR Berguguran

Keharusan menambah modal memaksa konsolidasi dan penutupan BPR​.                                          

Ekspansi Anorganik, Emiten Menggali Peluang Akuisisi Tambang
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:40 WIB

Ekspansi Anorganik, Emiten Menggali Peluang Akuisisi Tambang

Kebutuhan capex emiten yang berencana akuisisi tambang bakal meningkat pada 2026 nanti. Mereka sudah memiliki arus kas yang tebal.​

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:30 WIB

Permintaan Lesu, Bank Kecil Tahan Kredit demi Jaga NPL

Bank-bank kecil (KBMI I) menahan laju kredit akibat permintaan lesu dan fokus menjaga rasio NPL tetap rendah, terapkan pencadangan ekstra. 

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:20 WIB

Paragon Karya Perkasa (PKPK) Siap Akuisisi Tambang Baru

Namun manajemen Paragon Karya Perkasa (PKPK) belum memerinci target maupun nilai akuisisi yang dimaksud

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:15 WIB

Bisnis Unitlink Masih Butuh Banyak Perbaikan

Hingga kuartal III-2025, AAJI mencatat perolehan premi dari unitlink turun 12,5% secara tahunan menjadi Rp 49,24 triliun. 

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri
| Selasa, 30 Desember 2025 | 04:10 WIB

Menanti Sokongan Kebijakan yang Ramah Industri

Mengacu data BPS, kontribusinya terhadap PDB nasional tercatat sebesar 17,39%, meningkat dibandingkan kuartal II-2025 yang sebesar 16,92%.​

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks
| Senin, 29 Desember 2025 | 13:14 WIB

Prospek Sawit 2026: Harga di Level Tinggi, Permintaan Naik, Regulasi Kompleks

Prospek minyak sawit 2026 tetap atraktif dengan harga US$1.050-1.150/ton didukung biodiesel B50 & permintaan global, meski regulasi kompleks.

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026
| Senin, 29 Desember 2025 | 10:19 WIB

Saham Happy Hapsoro: Potensi vs Risiko 2026

Saham grup Happy Hapsoro reli agresif 2025 didorong politik & korporasi. Prospek 2026 atraktif tapi rawan koreksi spekulasi.

INDEKS BERITA