Bali Sepi?

Rabu, 24 Desember 2025 | 06:10 WIB
Bali Sepi?
[ILUSTRASI. TAJUK - Barratut Taqiyyah (KONTAN/Praksa Partajaya)]
Barratut Taqiyyah Rafie | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang libur Nataru 2025–2026, muncul persepsi di ruang publik bahwa Bali mengalami penurunan kunjungan wisatawan. Sejumlah unggahan di media sosial menampilkan kawasan wisata yang terlihat lengang, memicu kekhawatiran pelaku usaha pariwisata. Namun, jika ditelusuri dari sisi data dan struktur pasar, fenomena ini menunjukkan dinamika yang lebih kompleks.

Melansir Antara, secara kuantitatif, kunjungan wisman ke Bali justru menunjukkan tren meningkat. Dinas Pariwisata Bali mencatat rata-rata kunjungan wisman naik dari sekitar 17 ribu orang per hari menjadi lebih dari 20 ribu orang per hari sejak pertengahan Desember 2025. Secara kumulatif, jumlah wisman sepanjang 2025 telah mencapai sekitar 6,7 juta kunjungan, melampaui capaian tahun sebelumnya.

Dari sisi akomodasi, tingkat okupansi hotel menjelang Nataru berada di kisaran 60%–80%, terutama di kawasan utama seperti Badung dan Denpasar. Angka ini menunjukkan permintaan yang relatif stabil, meski tidak setinggi periode puncak musim liburan pertengahan tahun.

Lantas, mengapa persepsi "Bali sepi" tetap muncul? Salah satu faktor utamanya adalah pergeseran pola wisata. Wisatawan kini cenderung memilih akomodasi privat, destinasi alternatif, serta aktivitas berbasis pengalaman yang tidak selalu terkonsentrasi di pusat-pusat wisata populer. Akibatnya, keramaian tidak lagi terfokus di satu titik, sehingga secara visual Bali tampak lebih lengang dibandingkan periode sebelumnya. Selain itu, musim hujan yang berlangsung sejak akhir November turut memengaruhi aktivitas wisata luar ruang. Di sisi lain, durasi tinggal yang lebih pendek juga berkontribusi pada kesan berkurangnya aktivitas ekonomi di tingkat lokal.

Dari perspektif ekonomi, kondisi ini mengindikasikan bahwa tantangan pariwisata Bali saat ini tidak semata pada volume kunjungan, melainkan pada distribusi dan kualitas belanja wisatawan. Ke depan, momentum Nataru berpotensi tetap menjadi penggerak utama sektor pariwisata Bali. Namun, penguatan event berbasis MICE, sport tourism, dan aktivitas indoor dinilai semakin relevan. Dengan demikian, isu Bali sepi menjelang Nataru lebih tepat dibaca sebagai indikasi perubahan struktur permintaan pariwisata, bukan sinyal pelemahan sektor secara keseluruhan. Bagi pelaku usaha dan investor, fokus tidak lagi hanya pada jumlah wisatawan, tetapi pada strategi adaptasi terhadap pola konsumsi wisata yang terus berubah.

Selanjutnya: Perpanjang Tax Holiday Hingga 2026

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terbaru

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

Industri Mebel Optimistis Menjalani 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:16 WIB

Industri Mebel Optimistis Menjalani 2026

Sektor mebel dan kerajinan tetap mampu memberikan kontribusi positif terhadap produk domestik bruto (PDB) manufaktur

Mobilitas Warga Berdenyut di Masa Nataru
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:11 WIB

Mobilitas Warga Berdenyut di Masa Nataru

Pemerintah menyiapkan stimulus tarif tiket pesawat sehingga bisa terjangkau oleh masyarakat pengguna maskapai

JAST Kantongi Proyek  BPJS Ketenagakerjaan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:07 WIB

JAST Kantongi Proyek BPJS Ketenagakerjaan

Tanpa pengendalian biaya dan kualitas layanan, kontrak besar justru bisa menjadi beban operasional perusahaan

Penumpang KAI Menembus  3,5 Juta di Periode Nataru
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:57 WIB

Penumpang KAI Menembus 3,5 Juta di Periode Nataru

Okupansi tersebut berasal dari total lebih dari 3,5 juta kursi yang disediakan untuk melayani masyarakat selama periode angkutan Nataru 2025/2026.

Pertamina Mengoptimalkan Sumur Tua
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:54 WIB

Pertamina Mengoptimalkan Sumur Tua

Keberhasilan CEOR berpotensi menggandakan produksi Minas yang saat ini berada di kisaran 28.000 bopd

Memacu Produksi Migas, Mengendalikan Batubara
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:50 WIB

Memacu Produksi Migas, Mengendalikan Batubara

Kementerian ESDM memfokuskan program ketahanan dan kemandirian energi pada 2026 dengan menggenjot produksi migas

Emas Melesat  Emiten Geber Produksi
| Rabu, 24 Desember 2025 | 06:47 WIB

Emas Melesat Emiten Geber Produksi

Tren kenaikan harga emas diprediksi berlanjut pada tahun depan seiring tingginya permintaan dan ketidakpasian ekonomii

INDEKS BERITA

Terpopuler