Bangsa Besar! Apa Iya?

Kamis, 24 April 2025 | 06:06 WIB
Bangsa Besar! Apa Iya?
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Adi Wikanto. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Adi Wikanto | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia besar, Indonesia kuat, Indonesia cerah. Begitulah respon Presiden Prabowo Subianto menanggapi pembatalan investasi pengembangan baterai kendaraan listrik oleh konsorsium Korea Selatan di bawah komando LG Energy Solution di Indonesia. Orang nomor satu di Tanah Air ini optimistis ada investor lain yang akan tanam modal di industri pengembangan baterai kendaran listrik. 

Sah-sah saja seorang pemimpin tetap percaya diri di tengah kabar negatif pembatalan investasi senilai hampir Rp 129 triliun tersebut. Namun, rasa optimisme tanpa diikuti evaluasi dan pembenahan adalah kecerobohan yang terus berulang.

Mengingat, lepasnya investor kakap dari luar negeri telah terjadi berkali-kali. Sebelumnya, Tesla yang digadang-gadang akan membangun pabrik mobil listrik di Indonesia, ternyata malah memilih Malaysia. 

Raksasa Google juga batal investasi di Indonesia dan memilih Malaysia serta Singapura untuk penanaman modal senilai US$ 5 miliar. Begitu juga dengan Apple, yang didorong berinvestasi di Indonesia, ternyata pilih tanam modal US$ 15,84 miliar di Vietnam. 

Masih di Vietnam, raksasa teknologi Nvidia memilih negara ini untuk membangun pusat penelitian dan pengembangan teknologi kecerdasan buatan. Baru-baru ini, Vietnam juga menjadi pilihan Lego untuk membangun pabrik seluas 150.000 m2 dengan investasi sebesar US$ 1 miliar.

Jangan bangga dengan Indonesia kaya sumber daya, jika investor tak kunjung datang. Terlebih lagi, pengusaha dalam negeri juga tak sanggup mengolahnya. 

Oleh karena itu, pemerintah perlu segera menyadari dan berbenah. Kendala investasi seperti perizinan yang tumpang tindih, pungli, kepastian hukum dan inkonsistensi kebijakan harus jadi prioritas untuk dibenahi.

Pemerintah dan DPR juga tak boleh sembarangan membuat atau merevisi undang-undang (UU). Ternyata, investor asing juga khawatir dengan perubahan  UU yang bisa mengembalikan eksistensi Orde Baru.

Di sisi lain, percuma mengaku Indonesia kuat, jika digetok dengan kebijakan tarif oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, kita langsung loyo. Saat negara lain berani pasang tameng, pemerintah Indonesia malah kelimpungan melobi penurunan tarif Trump. Parahnya lagi, Trump mengejek negara yang melobi tarif sebagai pengemis. 

Lalu, apa kita masih bangsa yang besar dan kuat? 

Bagikan

Berita Terbaru

Profit 28,6% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Rontok Lagi (15 Mei 2025)
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:59 WIB

Profit 28,6% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Rontok Lagi (15 Mei 2025)

Harga emas Antam hari ini (15 Mei 2025) 1 gram Rp 1.866.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 28,6% jika menjual hari ini.

Industri Elektronik Global dan Indonesia Tengah Tertekan, Begini Kondisinya Terkini
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:44 WIB

Industri Elektronik Global dan Indonesia Tengah Tertekan, Begini Kondisinya Terkini

Sejumlah pabrikan elektronik terpaksa menaikkan harga jual di tengah daya beli masyarakat yang melemah.

Emiten Properti Portofolio Lo Kheng Hong Belum Bertaji, Analis Sarankan Wait And See
| Kamis, 15 Mei 2025 | 08:09 WIB

Emiten Properti Portofolio Lo Kheng Hong Belum Bertaji, Analis Sarankan Wait And See

Secara umum analis menilai saham-saham properti memiliki peluang untuk kembali melanjutkan penguatan.

 Laju Penjualan Mobil Masih Melambat
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:45 WIB

Laju Penjualan Mobil Masih Melambat

Daru data Gaikindo, secara bulanan laju penjualan mobil pada April 2025 baik whole sale dan retail kompak turun

Menakar Potensi Simpanan Emas di Bank Jadi DPK, Menyusul Langkah AS Adopsi Basel III
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:43 WIB

Menakar Potensi Simpanan Emas di Bank Jadi DPK, Menyusul Langkah AS Adopsi Basel III

Bila emas bisa diperhitungkan sebagai Dana Pihak Ketiga (DPK), bank bisa menarik tambahan DPK dari orang-orang kaya. 

Kinerja PTBA Dihantui Perlambatan Permintaan Ekspor
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:40 WIB

Kinerja PTBA Dihantui Perlambatan Permintaan Ekspor

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menghadapi tren perlambatan permintaan ekspor batubara serta tuntutan proyek hilirisasi komoditas tersebut.

Eni Mulai Produksi Gas dari Lapangan Merakes East
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:38 WIB

Eni Mulai Produksi Gas dari Lapangan Merakes East

Merakes East berada pada kedalaman laut sekitar 1.600 meter dan terletak sekitar 10 kilometer di sebelah timur Lapangan Merakes.

Dana Jumbo, GOTO Lanjutkan Buyback
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:32 WIB

Dana Jumbo, GOTO Lanjutkan Buyback

Kali ini, nilai buyback saham yang disiapkan  PT Goto Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) mencapai Rp 3,3 triliun.

Temuan Kandungan Minyak 20 Juta Barel di WK Bentu
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:31 WIB

Temuan Kandungan Minyak 20 Juta Barel di WK Bentu

Kandungan minyak ini berasal dari Lapangan Central East Napuh (CEN) Deep South yang terdiri dari dua lapisan reservoir batu pasir di formasi lakat

Libur Waisak, Okupansi Hotel Melonjak
| Kamis, 15 Mei 2025 | 07:22 WIB

Libur Waisak, Okupansi Hotel Melonjak

Momentum long weekend menjadi kesempatan bagi para pengusaha hotel untuk mengerek tingkat okupansi yang lebih baik

INDEKS BERITA