Bank Negara Indonesia (BBNI) Sigap Merangkul Debitur Kakap

Kamis, 21 April 2022 | 03:30 WIB
Bank Negara Indonesia (BBNI) Sigap Merangkul Debitur Kakap
[]
Reporter: Hikma Dirgantara | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) diyakini memiliki outlook menarik tahun 2022 ini. Ini pula yang menyebabkan bank pelat merah ini masuk radar buruan investor pasar modal.

Analis Maybank Sekuritas Indonesia Rahmi Marina dalam riset 22 Maret menulis, BBNI merupakan bank dengan pertumbuhan kinerja signifikan sejak tahun 2015. Kunci perbaikan fundamental BBNI adalah perbaikan current account dengan kenaikan pangsa pasar dari 9% di 2015 menjadi 15% pada akhir 2021.

"Hal ini menjadikan BBNI sebagai saham gainer terbesar di antara peers. Hal tersebut membuat BBNI punya funding cost terendah di sektor ini dan jadi keunggulan untuk mengamankan debitur berkualitas," tulis Rahmi.

Baca Juga: Penyaluran Kredit Properti Bank Negara Indonesia (BNI) Capai Rp 49,8 Triliun

Analis BRI Danareksa Sekuritas Eka Savitri dalam riset 9 Maret menambahkan, BBNI juga secara agresif menambah portofolio pinjaman ke korporasi besar, diantaranya  Mayora, Ciputra, dan Adaro. Langkah ini, kata Eka, dapat dipahami mengingat biaya kredit yang lebih rendah pada nama tersebut dibandingkan dengan perusahaan tingkat kedua dan ketiga.

Dengan menerapkan strategi tersebut, BBNI tidak perlu mengalokasikan biaya kredit yang lebih tinggi karena profil risikonya yang terkendali. "Kami memperkirakan pertumbuhan segmen korporasi 10,1% year on year (yoy) tahun ini," kata Eka.

Analis MNC Sekuritas Tirta Citradi memperkirakan, pertumbuhan kredit BBNI bisa naik 10% pada 2022 ini seiring masih adanya ruang dan likuiditas cukup melimpah. Rahmi menghitung, pertumbuhan kredit BBNI 8% secara yoy, ditopang perbaikan permintaan modal kerja dari segmen korporasi. BBNI juga memiliki loan to deposit ratio (LDR) rendah. Hal tersebut akan membantu menjaga net interest margin (NIM) 4,8%.

Menjaga margin

Baca Juga: Akuisisi 1,6 Juta Merchant, Volume Transaksi QRIS BNI Capai Rp 297 Miliar

Hitungan Eka, NIM BBNI tahun ini akan berada di level 4,4%, seiring potensi kenaikan suku bunga acuan. Ekspektasi NIM ini diperoleh dengan asumsi segmen korporasi menjadi kontributor terbesar total pinjaman BBNI, yang mencapai 51,6%.

"BBNI secara selektif menetapkan kembali bunga pinjaman kepada para debitur korporasi sejalan strateginya memfokuskan pada nama korporasi papan atas yang punya profil risiko lebih rendah," tandas Eka.

Dari fundamental lain, Rahmi melihat, BBNI memiliki siklus aset berkualitas dengan loan loss coverage (LLC) di 234%. Dengan LLC tersebut, BBNI bisa menyerap risiko jangka pendek tanpa harus mengorbankan laba.

 Di satu sisi, Tirta mempercayai, keputusan Bank Indonesia menaikkan giro wajib minimum akan membuat cost of fund (CoF) BBNI akan lebih tinggi pada akhir 2022. Ia juga optimistis BBNI mempertahankan NIM 4,7% dengan non performing loan (NPL) masih terjaga di 3,5%. 

Awal tahun ini, BBNI resmi mengakuisisi mayoritas saham di Bank Mayora untuk mendirikan bank digital. Tirta menilai, keputusan tersebut sebagai langkah tepat mengakuisisi bank mini jauh lebih murah biayanya, ketimbang mendirikan bank baru. Selain itu, bank kecil memiliki footprint branch sedikit sehingga rasionalisasi lebih mudah.

Tirta bilang, kelak Bank Mayora digadang menyasar kredit segmen UMKM. "Kami melihat kontribusi akuisisi ini terhadap kinerja BBNI masih minim, setidaknya sampai 2023," imbuh Eka. Hitungan Eka, BBNI tahun ini dapat mencetak pendapatan Rp 60,14 triliun dan laba bersih Rp 15,62 triliun.

Baca Juga: Volume Transaksi Kartu Kredit BNI Mulai Tumbuh pada Bulan Lalu

Eka dan Rahmi memberi rekomendasi beli dengan target Rp 9.000 dan Rp 9.600. Kalau Tirta rekomendasi hold dengan target Rp 8.500. Kemarin saham BBNI naik 6,85% dari hari sebelumnya ke posisi Rp 8.975.   

Bagikan

Berita Terbaru

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:30 WIB

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) Akuisisi Guna Tingkatkan Kinerja

Mengupas prospek bisnis PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS) pasca merampungkan akuisisi PT Sawit Mandiri Lestari

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:24 WIB

Cadangan Devisa Sulit Lepas dari Tekanan Global

Cadangan devisa Indonesia akhir November naik tipis ke level US$ 150,1 miliar                       

Outflow Deras
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:10 WIB

Outflow Deras

Arus keluar asing bersamaan dengan ketergantungan pemerintah terhadap dana domestik menyimpan risiko jangka menengah.

Beban Demografi di Era Revolusi AI
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:05 WIB

Beban Demografi di Era Revolusi AI

Bonus demografi dan revolusi kecerdasan buatan atau AI bermakna bila dikelola dengan sungguh-sungguh.​

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 07:00 WIB

Deny Ong, Direktur Keuangan HRTA Menyukai Investasi Emas

Mengupas strategi investasi Direktur Keuangan PT Hartadinata Abadi Tbk (HRTA), Deny Ong dalam mengelola asetnya.

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:20 WIB

Memperkuat Perencanaan PSN Kawasan Industri

Sinergi ini untuk mendorong penguatan perencanaan kebijakan dan percepatan pelaksanaan Kawasan Industri Prioritas dalam RPJMN 2025–2029

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:16 WIB

PTPP Garap Proyek Besar Kelembagaan Negara di IKN

PTPP mempertegas posisi sebagai kontraktor nasional dan pemain kunci dalam pembangunan Ibukota Nusantara

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:12 WIB

Jurus Diler Mengungkit Penjualan Mobil di Akhir Tahun

Sejumlah diler mobil baru bergerak menawarkan berbagai program promosi hingga potongan harga besar-besaran demi menarik minat konsumen.

 Terus Memulihkan Listrik dan Telekomunikasi
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:09 WIB

Terus Memulihkan Listrik dan Telekomunikasi

Genset dan pembangkit listrik portabel jadi andalan di beberapa kawasan yang mengalami bencana alam ban jir dan longsor di Aceh dan Sumatra

The Fed Hentikan Quantitative Tightening, ini Arah Pasar Kripto di Akhir Tahun
| Sabtu, 06 Desember 2025 | 06:00 WIB

The Fed Hentikan Quantitative Tightening, ini Arah Pasar Kripto di Akhir Tahun

Bagi pasar aset digital seperti Bitcoin maupun altcoin, penghentian QT dipandang sebagai sinyal berpotensi positif.

INDEKS BERITA

Terpopuler