Bank Sentral Taiwan Pertimbangkan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Tahun ini

Kamis, 12 Mei 2022 | 15:24 WIB
Bank Sentral Taiwan Pertimbangkan Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Tahun ini
[ILUSTRASI. Uang kertas dolar baru Taiwan tengah dihitung di sebuah bank di Taipei, Taiwan 23 Februari 2017. REUTERS/Tyrone Siu]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TAIPEI. Bank sentral Taiwan masih bergerak menuju kebijakan moneter yang lebih ketat, demikian pernyataan Gubernur bank sentral Yang Chin-long pada Kamis. Sikap itu diambil kendati bank sentral kemungkinan merevis pertumbuhan ekonomi akibat krisis Ukraina dan peningkatan kasus Covid di dalam negeri.

Secara mengejutkan, bank sentral Taiwan menaikkan bunga acuan jauh lebih besar dari yang diperkirakan pada Maret lalu. Alasan kenaikan adalah kekhawatiran tentang inflasi, sejalan dengan gangguan rantai pasokan akibat perang di Ukraina.

Bank sentral pada bulan Maret juga sedikit menaikkan prospek pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini, menjadi 4,05% dari 4,03%. Prospek indeks harga konsumen juga dinaikkan menjadi 2,37% dari 1,59%.

Baca Juga: Harga Kripto Terus Melorot, Kekayaan Miliarder dari Mata Uang Digital Menguap

Mengambil pertanyaan anggota parlemen di parlemen, Yang menggambarkan perang Ukraina dan peningkatan kasus Covid-19 di dalam negeri sebagai sesuatu yang "tidak terduga" tetapi membawa efek yang luas bagi perekonomian.

"Keduanya adalah badak abu-abu," tambahnya, mengacu pada sesuatu yang sangat jelas namun diabaikan sebagai ancaman.

Pertumbuhan ekonomi Taiwan akan menurun mulai paruh kedua tahun ini, terseret lebih rendah oleh dampak perang yang sedang berlangsung, dan kenaikan suku bunga AS yang cepat terhadap ekonomi global, kata Yang.

Ekonomi Taiwan yang bergantung pada ekspor telah berkembang pesat karena permintaan semikonduktor, pasar yang didominasi oleh perusahaan Taiwan.

Baca Juga: Lanjutkan Tren, Kasus dan Kematian akibat Covid-19 Global Terus Menurun 

Yang mengatakan bahwa inflasi harus turun pada kuartal ketiga dan keempat tetapi tetap di atas 2%, dan bahwa dia tidak memperkirakan ekonomi menderita stagflasi.

Indeks harga konsumen Taiwan pada April naik 3,38% dari tahun sebelumnya, tertinggi lebih dari sembilan tahun dan bulan kesembilan berturut-turut telah meningkat melampaui garis peringatan 2% bank sentral, sebagian besar didorong oleh kenaikan biaya energi global.

Yang telah berulang kali mengatakan bank sentral, yang mengadakan pertemuan penetapan suku bunga triwulanan berikutnya yang dijadwalkan pada 16 Juni, akan bergerak ke arah pengetatan kebijakan moneter tahun ini.

Bagikan

Berita Terbaru

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 12:28 WIB

Melihat Potensi Akuisisi Campina (CAMP) Oleh Investor Strategis

Emiten produsen es krim Campina, PT Campina Es Krim TBk (CAMP) diduga batal diakuisisi oleh manajer investasi asal Bahrain, Investcorp.

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 09:34 WIB

Dominasi Bitcoin Merosot di Awal Pekan, Altcoin Ini Layak Dicermati

Bila penurunan dominasi terus berlanjut, likuiditas dari bitcoin bisa mengalir ke aset lain dan membuka ruang bagi reli altcoin.

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:42 WIB

Marketing Sales CTRA Melemah di Kuartal III, tapi Masih Ada Harapan di Ujung Tahun

Efek penurunan suku bunga BI belum terasa ke kredit KPR karena laju pemangkasan bunga kredit bank yang lebih lambat.​

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:40 WIB

Menang Lelang BWA, Hashim dan Sinar Mas Siap Masuk ke Bisnis Internet Murah

Potensi perang harga sangat terbuka. Spektrum baru ini bakal menambah kompetisi di fixed broadband, terutama dengan TLKM yang masih dominan.

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 08:27 WIB

Harga Saham BBCA Anjlok Terus Hingga Sentuh Level Terendah Tiga Tahun, the Next UNVR?

Jika level psikologis di 7.000 jebol, maka ada risiko harga saham BBCA bakal turun ke Rp 6.000 per saham.

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:54 WIB

Perpres Pembangkit Sampah Terbit, Ini Poin Penting & Efeknya ke OASA, TOBA, BIPI

Pengusaha mendapatkan kepastian penerbitan Analisis Dampak Lingkungan (Amdal) lebih cepat dan harga listrik yang dipatok di US$ 20 cent per KWh.

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:48 WIB

Baru Empat Izin Tambang yang Dibuka Kembali

Sebanyak 44 perusahaan pertambangan yang mengajukan pengembalian izin telah membayar jaminan reklamasi tambang.

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:43 WIB

Data Migas Kemenkeu dan ESDM Berbeda

Perbedaan bisa muncul karena data di level pimpinan SKK Migas memasukkan produksi LPG yang dikonversi ke setara minyak.

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:40 WIB

Negosiasi Buntu, Skema Baru Beli BBM Digodok

Kementerian ESDM menjanjikan skema baru pembelian BBM swasta bisa disepakati pekan ini, sehingga bisa mengatasi kelangkaan pasokan

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli
| Kamis, 16 Oktober 2025 | 07:35 WIB

Kinerja Industri Susu Nasional Tertekan Daya Beli

Hingga kuartal III-2025 hampir seluruh pelaku industri mencatat penurunan penjualan dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

INDEKS BERITA

Terpopuler