Banyak Dapat Pendanaan dari Luar Negeri, Multifinance Lakukan Hedging

Selasa, 16 Juli 2019 | 09:30 WIB
Banyak Dapat Pendanaan dari Luar Negeri, Multifinance Lakukan Hedging
[]
Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Nilai tukar mata uang rupiah menguat terhadap dollar Amerika Serikat (AS). Meski tak terlalu besar, turut memberikan dampak bagi perusahaan pembiayaan. Sebab, perusahaan multifinance yang mendapatkan pendanaan dari luar negeri atau offshore sudah melakukan lindung nilai atau hedging agar tetap terlindungi saat nilai tukar mata uang berfluktuasi.

Kewajiban hedging saat menerima pinjaman dalam valuta asing (valas) diatur dalam pasal 47 peraturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Nomor 29/POJK.05/2014 tentang Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Pembiayaan OJK menjamin semua perusahaan multifinance sudah melakukan hedging secara otomatis.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) 2B OJK Bambang W Budiawan menyebutkan, terdapat beberapa hal yang menjadi pertimbangan saat perusahaan multifinance melirik pendanaan dari luar negeri.

Terutama terkait kebutuhan dana valas yang disesuaikan dengan strategi bisnis yang telah ditetapkan oleh masing-masing perusahaan. Selain itu proyeksi tingkat penyaluran serta harga atau pinjaman valas. Jadi, turun naiknya tren (pinjaman valas) itu umumnya tergantung tiga variabel itu. Plus kondisi pasar industri multifinance, kata Bambang, Senin (15/7).

Berdasarkan data OJK per Mei 2019, pendanaan multifinance yang diperoleh dari luar negeri tercatat Rp 105,44 triliun, tumbuh 16,11% year on year (yoy) dari Rp 90,81 triliun. Adapun pinjaman yang berasal dari bank asing tumbuh 17,53% yoy menjadi Rp 90,40 triliun per Mei 2019.

Asalkan lebih murah

Buana Finance misalnya tahun ini membidik pembaiyaan sebesar Rp Rp 3,2 triliun sepanjang tahun 2019. Sekretaris Perusahaan Buana Finance Ted Suyani menyatakan, guna mencapai target tersebut, Buana Finance membutuhkan pendanaan baru sebesar Rp 2,6 triliun. Beberapa dari lokal dan beberapa offshore masih dalam perhitungan dan tergantung juga pada hasil negosiasi dengan bank kreditur, ujar Ted, Senin (15/07).

Kesepakatan pendanaan dari luar negeri bisa diterima selama harga lebih murah dibandingkan dengan pendanaan dalam negeri. Buana Finance menargetkan dapat merealisasikan pendanaan offshore pada awal kuartal III-2019. Pendanaan offshore diharapkan sekitar Rp 1,2 triliun.

Adapun Direktur Utama BNI Multifinance Hasan Gazali Pulungan akan mempertimbangkan penawaran pendanaan dalam valas, terutama dollar AS. Langkah itu dilakukan jika siap memberikan pembiayaan dalam dollar AS.

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 11:15 WIB

Restrukturisasi Garuda Indonesia Masuk Babak Baru, Simak Prospek GIAA Menuju 2026

Restrukturisasi finansial saja tidak cukup untuk mengembalikan kepercayaan pasar secara total terhadap GIAA.​

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:27 WIB

Agar Kinerja Lebih Seksi, TBS Energi Utama (TOBA) Menggelar Aksi Pembelian Kembali

Perkiraan dana pembelian kembali menggunakan harga saham perusahaan pada penutupan perdagangan 23 Desember 2025, yaitu Rp 710 per saham.

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:12 WIB

Provident Investasi Bersama (PALM) Tetap Fokus di Tiga Sektor Investasi di 2026

Tahun depan, PALM siap berinvetasi di sektor-sektor baru. Kami juga terbuka terhadap peluang investasi pada perusahaan tertutup.

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:03 WIB

Melalui Anak Usaha, Emiten Happy Hapsoro Ini Mencaplok Saham Kontraktor Hulu Migas

HCM,  kontraktor kegiatan usaha hulu minyak dan gas bumi pada Wilayah Kerja Selat Madura berdasarkan production sharing contract dengan SKK Migas.

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering
| Minggu, 28 Desember 2025 | 10:00 WIB

Okupansi Hotel Fluktuatif, DFAM Tancap Gas Garap Bisnis Katering

Penyesuaian pola belanja pemerintah pasca-efisiensi di tahun 2025 bisa membuat bisnis hotel lebih stabil.

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:20 WIB

Menjadi Adaptif Melalui Reksadana Campuran

Diversifikasi reksadana campuran memungkinkan investor menikmati pertumbuhan saham sekaligus stabilitas dari obligasi dan pasar uang 

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:15 WIB

Defensif Fondasi Keuangan, Agresif dalam Berinvestasi

Ekonomi dan konsumsi masyarakat berpotensi menguat di 2026. Simak strategi yang bisa Anda lakukan supaya keuangan tetap aman.

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:02 WIB

Cari Dana Modal Kerja dan Refinancing, Emiten Ramai-Ramai Rilis Surat Utang

Ramainya rencana penerbitan obligasi yang berlangsung pada awal  tahun 2026 dipengaruhi kebutuhan refinancing dan pendanaan ekspansi.

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 08:00 WIB

Catat Perbaikan Kinerja di Kuartal III-2025, PANR Optimis Menatap Bisnis di 2026

Faktor cuaca ekstrem yang melanda sejumlah wilayah memaksa wisatawan domestik memilih destinasi yang dekat.​

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026
| Minggu, 28 Desember 2025 | 07:20 WIB

Bidik Peluang Aset Produktif, Agresif Terukur Meracik Portofolio 2026

Prospek investasi 2026 digadang lebih menjanjikan, meski risiko ketidakpastian belum sirna. Simak saran racikan portofolio 2026!

INDEKS BERITA

Terpopuler