Banyak Petunjuk Ekonomi Indonesia Sedang Sakit

Selasa, 18 Maret 2025 | 03:35 WIB
Banyak Petunjuk Ekonomi Indonesia Sedang Sakit
[ILUSTRASI. Truk melintas di Jalan Daan Mogot, Kota Tangerang, Banten, Senin (17/3/2025). Pemerintah akan menerapkan pembatasan operasional angkutan barang sumbu tiga atau lebih di jalur non tol yang berlaku selama 16 hari pada 24 Maret hingga 8 April 2025 untuk mendukung kelancaran lalu lintas selama periode mudik Lebaran 1446 Hijriah. ANTARA FOTO/Putra M. Akbar/rwa.]
Reporter: Dendi Siswanto, Indra Khairuman, Nurtiandriyani Simamora, Siti Masitoh | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Banyak perdebatan terjadi soal ekonomi Indonesia, apakah baik-baik saja atau tidak. Maklum, data-data yang dirilis pemerintah belakangan kerap berlawanan. 

Contoh, purchasing manager's index (PMI) sektor manufaktur Indonesia positif. Indeks ini naik 1,7 poin ke level 53,6 pada Februari 2025. Ini menandakan jika manufaktur masih di jalur ekspansi 

Saat yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan deflasi 0,48% secara bulanan di Februari. Pengamat menilai, ini mengindikasikan daya beli melemah. 

Baca Juga: Cermati Saham-Saham yang Banyak Dikoleksi Asing di Awal Pekan, Senin (17/3)

Analisa ini diperkuat dengan kredit macet rumah tangga di perbankan per Januari 2025 di level 2,17%. Catatan Bank Indonesia (BI), kondisi ini memburuk dibandingkan periode tahun lalu yang cuma sebesar 1,9%. 

Di sisi lain, kurs rupiah melemah 1,7% di sepanjang tahun ini. Surplus neraca dagang Indonesia juga terus menyusut, ekspor pun menurun.

Merespons data-data ekonomi tersebut, para pakar menilai ekonomi dalam negeri sejatinya tidak baik-baik saja.Ekonom Paramadina Wijayanto Samirin menilai lebih banyak indikator yang menunjukkan ekonomi lesu. 

Ekonom menilai PMI manufaktur naik karena faktor musiman. "PMI Indonesia cenderung meningkat menjelang Ramadan karena antisipasi peningkatan permintaan," jelas Imaduddin Abdullah, Ekonom INDEF, kemarin.

Baca Juga: IHSG Merosot 3 Hari Berturut-turut, Cek Saham yang Banyak Dijual Asing di Awal Pekan

Meski ada lonjakan PMI, indikator produksi dan persediaan produk menunjukkan perlambatan. Ini mengindikasikan produsen hati-hati dalam mendorong produksi dan ekspansi. 

Banyak PHK

Menurut Wijayanto, pelemahan ekonomi juga nampak dari penurunan penjualan ritel serta deflasi yang terjadi. PHK meningkat serta penerimaan pajak seperti pajak penghasilan (PPH) yang jadi indikator kuat bahwa ekonomi lesu. 

Data Kementerian Ketenagakerjaan menyebut, jumlah PHK mencapai 60.000 pekerja per Februari 2025, dan berpotensi terus bertambah.

Wakil Direktur LPEM FEB UI Jahen Fachrul Rezki menambahkan, indeks keyakinan konsumen (IKK) terus turun. Di Februari, IKK di level 126,4. Di Januari, IKK di level 127,2. Ini juga lebih rendah dari level Desember di 127,7.

Penjualan mobil wholesales juga turun 11,3% secara tahunan menjadi 61.843 unit di Januari 2025. Melihat kondisi tersebut, Jahen berharap pemerintah bisa segera merespons dengan antisipasi dan menjaga ekspektasi pasar. 

Pengamat Ekonomi Universitas Andalas Syafruddin Karimi berpendapat, untuk menggenjot ekonomi, perlu ada stimulus untuk meningkatkan daya beli. Sebab ekspansi manufaktur tak akan bertahan lama menggenjot ekonomi. 

Baca Juga: Thailand Bakal Investasi Pusat Data Rp 44 Triliun

Selanjutnya: Bankir Prediksi Biaya Dana Bank Sulit Turun

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Menakar Cuan Emiten dari Mudik Lebaran
| Selasa, 18 Maret 2025 | 05:47 WIB

Menakar Cuan Emiten dari Mudik Lebaran

Berbeda dengan emiten otomotif yang fokus pada penjualan kendaraan, emiten komponen otomotif justru berpotensi lebih diuntungkan

THR Ormas
| Selasa, 18 Maret 2025 | 05:38 WIB

THR Ormas

Ormas yang meminta THR harusnya malu, karena tidak bekerja, tapi meminta-minta sesuatu yang bukan haknya.

Investor Asing Masih Terus Hengkang, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Anda Pegang
| Selasa, 18 Maret 2025 | 05:33 WIB

Investor Asing Masih Terus Hengkang, Rekomendasi Saham Hari Ini Bisa Anda Pegang

Sementara asing mencatatkan aksi jual alias net sell Rp 886,07 miliar. Total selama lima hari, net sell mencapai Rp 3,73 triliun.

Pemerintah Mulai Garap 30 Proyek Hilirisasi
| Selasa, 18 Maret 2025 | 05:00 WIB

Pemerintah Mulai Garap 30 Proyek Hilirisasi

Sebelumnya pemerintah sudah mencanangkan menggarap sebanyak 20 proyek hilirisasi dari sektor pertambangan.

THR Aparatur Sipil Negara Sudah Cair Mulai Kemarin
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:30 WIB

THR Aparatur Sipil Negara Sudah Cair Mulai Kemarin

Untuk menganggarkan tunjangan hari raya (THR) bagi aparatur sipil negara (ASN) pemerintah keluarkan anggaran Rp 49,9 triliun dari APBN.

Panca Budi Idaman (PBID) Kejar Pertumbuhan Penjualan 10%
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:25 WIB

Panca Budi Idaman (PBID) Kejar Pertumbuhan Penjualan 10%

PBID optimistis masih mampu mendongkrak kinerja pada tahun 2025. PBID mengejar target pertumbuhan penjualan sekitar 10%.​

Industri Logistik Terpapar Aksi Mogok Sopir Truk
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:20 WIB

Industri Logistik Terpapar Aksi Mogok Sopir Truk

Setiap tahun pihaknya menghadapi masalah serupa, namun kebijakan pemerintah tetap berfokus pada kelancaran arus mudik penumpang

Pembahasan RUU TNI Bisa ke Paripurna Minggu Ini
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:20 WIB

Pembahasan RUU TNI Bisa ke Paripurna Minggu Ini

Revisi RUU TNI bermuara pada tiga hal yakni kedudukan TNI, usia pensiun prajurit TNI serta peran TNI di kementerian/lembaga.

Pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara Dipercepat
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:05 WIB

Pengangkatan Calon Aparatur Sipil Negara Dipercepat

Pengangkatan CASN yang tadinya paling cepat Oktober 2025 dan Maret 2026 dipercepat jadi paling lama Juni nanti untuk PNS dan PPPK Oktober 2025. 

Lowongan Kerja di Negara Lain Makin Terbuka Lebar
| Selasa, 18 Maret 2025 | 04:00 WIB

Lowongan Kerja di Negara Lain Makin Terbuka Lebar

Pemerintah akan mencabut moratorium pengiriman pekerja Indonesia ke Arab Saudi mulai tanggal 20 Maret 2025. 

INDEKS BERITA

Terpopuler