Banyak Tekanan, Penambang Bitcoin di China Berpindah

Jumat, 15 Oktober 2021 | 04:30 WIB
Banyak Tekanan, Penambang Bitcoin di China Berpindah
[ILUSTRASI. Representasi dari Bitcoin dan mata uang kripto lainnya terlihat diantara bendera China pada gambar ilustrasi diambil Senin (27/9/2021). REUTERS/Florence Lo/Illustration]
Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Lamgiat Siringoringo

KONTAN.CO.ID - SHANGHAI. Krisis listrik China dan tindakan tegas dari regulator Tiongkok ke berbagai bisnis ikut mempengaruhi bisnis uang kripto.  
Amerika Serikat mengambil alih posisi China sebagai pusat penambangan bitcoin terbesar di dunia, mengacu Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF), Inggris, yang terbit Rabu (13/10).

Pangsa China atas kekuatan komputer yang terhubung ke jaringan bitcoin global, yang dikenal sebagai "tingkat hash", telah turun menjadi nol pada Juli dari 44% pada Mei, dan sebanyak 75% pada 2019. Amerika Serikat (AS) sekarang menyumbang bagian pertambangan terbesar, sekitar 35,4% dari tingkat hash global pada akhir Agustus. Diikuti oleh Kazakstan dan Rusia.  Mengutip Reuters kemarin,  Rusia menjadi negara yang kebagian dari penambangan bitcoin di global.

Bitcoin ditambang oleh komputer bertenaga tinggi, dan biasanya berada di pusat data di berbagai belahan dunia. Penambangan itu saling bersaing untuk memecahkan teka-teki matematika yang kompleks dalam proses  yang menyedot kebutuhan listrik dalam jumlah besar.

Nah, Rusia memang memiliki biaya energi yang rendah dan iklim usaha yang sejuk. Kondisi ini  memungkinkan beberapa perusahaan menggunakan kelebihan listrik untuk mendapatkan keuntungan dari lonjakan harga bitcoin awal tahun ini.
Rusia sudah merasakan adanya perpindahan penambang bitcoin ke negeri beruang merah tersebut.
Dalam sepucuk suratnya kepada pemerintah pusat di Moskow, Igor Kobzev, Gubernur Irkutsk Rusia, menunjuk pada pertumbuhan penambangan cryptocurrency bawah tanah. "(Situasi) semakin diperburuk akibat larangan penambangan oleh otoritas China dan relokasi sejumlah besar peralatan ke wilayah Irkutsk," kata Kobzev dalam surat itu, menurut laporan harian Vedomosti.
Selain Rusia, negara-negara di  Kawasan di  Amerika Utara dan Asia Tengah juga mulai merasakan perpindahan penambangan mata uang kripto ini. Tentu saja karena biaya listrik mereka lebih rendah.  
 

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA

Terpopuler