BBM dan Listrik

Selasa, 24 Juni 2025 | 08:46 WIB
BBM dan Listrik
[ILUSTRASI. TAJUK - SS kurniawan]
S.S. Kurniawan | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perang Iran-Israel yang melibatkan Amerika Serikat (AS) berpotensi mengerek harga minyak mentah dunia semakin tinggi. Ini seiring dengan rencana Iran menutup Selat Hormuz.

Selat Hormuz merupakan salah satu jalur laut paling penting bagi lalu lintas pasokan minyak dunia. Hampir seperempat pengiriman minyak global melewati Selat Hormuz, perairan sempit yang berbatasan antara Iran dengan Oman dan Uni Emirat Arab (UEA).

Penutupan Selat Hormuz bisa membuat harga minyak naik signifikan. Saat ini, harga minyak jenis Brent sudah ada di kisaran US$ 80 per barel, naik hampir 16% dari posisi US$ 69 per barel sebelum Israel menyerang Iran. Jika penutupan Selat Hormuz sebagai skenario terburuk terjadi, harga minyak bisa melesat ke US$ 100 sebarel.

Buntutnya, harga bahan bakar minyak (BBM) bisa naik, khususnya non-subsidi. Saat harga minyak rata-rata di kisaran US$ 90 per barel pada September 2023 lalu, melompat dari sekitar US$ 80 per barel, harga Pertamax menembus Rp 14.000 per liter. Saat ini, harga BBM RON 92 ini Rp 12.100. Sedang harga BBM non-Pertamina, seperti Shell dan BP, tentu naik lebih tinggi lagi.

Kenaikan harga BBM semestinya menjadi momentum bagi banyak orang untuk mempertimbangkan kendaraan listrik sebagai alternatif. Sebab, kendaraan listrik menawarkan potensi penghematan biaya operasional karena biaya setrum untuk mengisi ulang baterai lebih rendah dari harga bensin.

Masalahnya, harga kendaraan listrik, baik sepeda motor maupun mobil, masih lebih tinggi dibanding yang berbahan bakar minyak. Belum lagi, stasiun pengisian baterai yang masih sedikit. Dan, harga jual kembali yang jatuh. Tiga faktor ini yang jadi pertimbangan masyarakat  ogah beli kendaraan listrik.

Karena itu, umumnya, kendaraan listrik belum menjadi pilihan sebagai kendaraan pertama.

Cuma, pemerintah harus memberi contoh dalam adopsi kendaraan listrik untuk menambah populasinya. Caranya, kementerian dan lembaga menggunakan kendaraan listrik sebagai kendaraan dinas. Langkah ini bisa menambah jumlah stasiun pengisian baterai, setidaknya di kantor-kantor pemerintah.

Kalau sudah begitu, bakal semakin banyak merek dan jenis kendaraan listrik di Indonesia. Harga kendaraan listrik pun makin kompetitif. Bahkan, kompetitif dengan kendaraan konvensional. Ini tentu akan kian menjadi daya tarik bagi masyarakat untuk memilikinya.

Bagikan

Berita Terbaru

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

Cuan Asuransi Umum dari Kanal Digital Makin Tebal

Penggunaan teknologi digital yang semakin masif menjadi berkah bagi sejumlah perusahaan asuransi umum. 

DJP Menarik Pajak  dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:15 WIB

DJP Menarik Pajak dari Instrumen Keuangan Kripto dan Bullion

Mengukur potensi penerimaan pajak dari pengenaan pajak terhadap emas dan kripto dinilai tidak akan banyak menggenjot kinerja. 

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Biaya Pendidikan Bikin Inflasi Juli Naik

Inflasi secara bulanan pada Juli 2025 diperkirakan sebesar 0,29% month to month (mtm), dari bulan sebelumnya 0,19% 

Kinerja Emiten di Kuartal Kedua Tertekan, IHSG Rawan Terkoreksi
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:10 WIB

Kinerja Emiten di Kuartal Kedua Tertekan, IHSG Rawan Terkoreksi

Kinerja sejumlah emiten yang masih tertekan masih akan membayangi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). 

Mengukur Potensi Penguatan Pasar Saham di Bulan Agustus
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 04:00 WIB

Mengukur Potensi Penguatan Pasar Saham di Bulan Agustus

Pergerakan IHSG di bulan Agustus masih akan dibayangi tekanan eksternal terutama dari kebijakan tarif Trump yang mulai berlaku 1 Agustus 2025. 

Laba dan Pendapatan Indosat (ISAT) Semester Pertama 2025 Melandai
| Jumat, 01 Agustus 2025 | 02:35 WIB

Laba dan Pendapatan Indosat (ISAT) Semester Pertama 2025 Melandai

PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) mencatatkan penurunan pendapatan dan laba bersih pada semester pertama 2025.

Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:51 WIB

Prospek Tetap Menarik, Namun Potensi Kenaikan Harga Saham SSIA Terbatas

PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) tengah menghadapi realisasi valuasi harga saham yang semakin mendekati nilai wajarnya.

Harga Saham PGEO Terkoreksi Usai Ukir Rekor Baru, Manajemen Tunggu Arahan Danantara
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:30 WIB

Harga Saham PGEO Terkoreksi Usai Ukir Rekor Baru, Manajemen Tunggu Arahan Danantara

Saham PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) lanjut terkoreksi usai menyentuh level tertinggi sepanjang masa di Rp 1.855 pada 29 Juli 2025.

Pendanaan Himbara ke Batubara Makin Marak, Saat Duit Pelaku Usaha Masih Melimpah
| Kamis, 31 Juli 2025 | 19:12 WIB

Pendanaan Himbara ke Batubara Makin Marak, Saat Duit Pelaku Usaha Masih Melimpah

Pendanaan perbankan domestik ke pengusaha batubara terus meningkat di tengah ketatnya pendanaan proyek fosil dari bank internasional.

Perdagangan Sepi Ditinggal Pembeli Hingga Persiapan IDXCarbon ke Sektor Kehutanan
| Kamis, 31 Juli 2025 | 17:45 WIB

Perdagangan Sepi Ditinggal Pembeli Hingga Persiapan IDXCarbon ke Sektor Kehutanan

Sejak diluncurkan dua tahun yang lalu, tepatnya pada 26 September 2023, perdagangan bursa karbon di Indonesia masih saja sepi.

INDEKS BERITA

Terpopuler