Belum Usai, Simak Jadwal Cum Dividen Sepanjang Pekan Ini

Selasa, 25 Juni 2019 | 05:52 WIB
Belum Usai, Simak Jadwal Cum Dividen Sepanjang Pekan Ini
[]
Reporter: Ramadhani Prihatini | Editor: A.Herry Prasetyo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim bagi-bagi dividen belum usai. Masih ada sejumlah emiten yang bakal membagi dividen dari laba bersih tahun buku 2018 dalam waktu dekat.

Ada 27 emiten yang memiliki cum date dividen jelang akhir Juni ini. Dari jumlah ini, beberapa di antaranya memiliki tingkat keuntungan atau yield dividen menarik. Bahkan, ada yang sampai dua digit.

Anda tentu sudah tahu, harga saham cenderung naik mendekati cum date. Pasalnya, pelaku pasar kerap memanfaatkan momen tersebut untuk memburu saham pembagi dividen.

 

Cum Date Dividen Emiten Pekan Ini
Emiten Cum Date Dividen
(per saham)
Harga
Saham
Yield
MAIN 28 Juni Rp 22 Rp 1.080 2%
SMRA 28 Juni Rp 5 Rp 1.200 0,4%
BYAN* 27 Juni US$ 0,09 Rp 18.575 6,8%
RICY 27 Juni Rp 3 Rp 170 1,7%
SRIL 26 Juni Rp 3 Rp 338 0,8%
SMAR 26 Juni Rp 750 Rp 5.450 13,7%
DLTA 27 Juni Rp 478 Rp 7.400 6,4%
PJAA 28 Juni Rp 53 Rp 1.295 4,1%
MYOR 28 Juni Rp 29 Rp 2.470 1,2%
IPCC 27 Juni Rp 56,15 Rp 1.240 4,5%
* Nilai dividen per saham BYAN menggunakan asumsi kurs Rp 14.147 per dollar AS.
Sumber: Kustodian Sentral Efek Indonesia

Kenaikan harga bisa semakin kencang jika dividen tersebut menawarkan yield yang tinggi. "Terutama untuk saham pembagi dividen dengan yield di atas 2,5%, biasanya harga sahamnya akan cenderung menguat," terang analis Binaartha Sekuritas M. Nafan Aji, Senin (24/6).

Setali tiga uang, Chris Apriliony, analis Jasa Utama Capital, mengatakan, kriteria saham pembagi dividen bisa dilihat dari yield. Namun, dia memiliki kriteria yang lebih tinggi. "Biasanya yang yield-nya di atas 5%," jelas dia.

Meski begitu, yield bukan satu-satunya acuan. Beberapa faktor tetap harus menjadi pertimbangan investor, terutama jika investor tersebut memiliki time frame investasi jangka panjang.

Nafan menyarankan, investor jangan terjebak oleh tingginya yield. "Yang tak kalah penting, investor juga perlu mencermati kinerja fundamental untuk jangka panjang," tandas Nafan.

Chris memiliki pandangan senada. Faktor fundamental tetap menjadi pertimbangan.

Ambil contoh, PT Sinar Mas Agro Resources and Technology Tbk (SMAR). Pay out ratio dividen emiten ini memang hanya 22% dari laba bersih atau setara Rp 131,34 miliar. Laba bersih SMAR tahun lalu turun 49% menjadi Rp 597,32 miliar. Akibatnya, earning per share (EPS) SMAR turun dengan persentase yang hampir sama menjadi Rp 208 per saham.

Sementara, nilai dividen per saham SMAR tahun buku 2018 Rp 750 per saham, naik sekitar 25 kali lipat dibanding tahun buku 2017 yang hanya sebesar Rp 30 per saham. "EPS hanya Rp 208, tapi bagi dividen Rp 750. Dikhawatirkan ini akan membebani kas perusahaan," terang Chris.

Jika mempertimbangkan tambahan faktor fundamental, HOKI menjadi salah satu jagoan Chris. "HOKI adalah perusahaan beras yang produknya merupakan kebutuhan sehari-hari sehingga prospeknya akan terus tumbuh," tambah Chris.

Bagikan

Berita Terbaru

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO
| Kamis, 21 November 2024 | 18:03 WIB

BEI Suspensi Belasan Saham Sepanjang November, Redam Euforia Lonjakan Harga Saham IPO

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) cukup getol menggembok saham emiten beberapa waktu terakhir, meski di tengah kondisi pasar yang lesu.

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025
| Kamis, 21 November 2024 | 17:37 WIB

Pasar IPO Tahun 2024 Kurang Bergairah, Otoritas Perlu Berbenah untuk Tahun 2025

Deloitte mengungkapkan terjadi penurunan yang signifikan perusahaan yang melaksanakan IPO di Indonesia, dibandingkan tahun sebelumnya.

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China
| Kamis, 21 November 2024 | 16:59 WIB

Dampak Perang Dagang AS-China, Ekspor RI Turun Hingga Kebanjiran Produk Murah China

Terpilihnya Donald Trump menimbulkan kekhawatiran terjadi perang dagang Amerika Serikat-China, seperti yang terjadi tahun 2018 silam. 

 Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya
| Kamis, 21 November 2024 | 09:12 WIB

Investasi Hilirisasi Butuh Rp 9.800 T Hingga 2040, Berikut Perincian 28 Komoditasnya

PTBA menggadang hilirisasi batubara menjadi Artificial graphite dan anode sheet. Sementara ADRO berambisi menjadikannya bahan baku pupuk.

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan
| Kamis, 21 November 2024 | 08:54 WIB

Geber Pengembangan Energi Hijau, Indonesia Butuh Rp 1.000 T Satu Dekade ke Depan

Pemerintah mengklaim bakal membantu pembangunan transmisi dan gardu induk lantaran tidak mudah untuk mencapai nilai keekonomian.. 

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit
| Kamis, 21 November 2024 | 08:45 WIB

Mata Uang Asia Masih Sulit Bangkit

Mata uang Asia masih berpeluang melemah di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) setidaknya sampai akhir tahun 2024 ini.

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:43 WIB

Mengail Potensi Cuan Obligasi Korporasi

Berinvestasi pada surat utang korporasi menjadi alternatif menarik bagi investor, Terlebih, di tengah kondisi pasar yang volatil 

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy
| Kamis, 21 November 2024 | 08:37 WIB

Harga Amonia Memoles Prospek ESSA, Analis Beri Rekomendasi Buy

Menakar prospek bisnis dan kinerja saham PT Essa Industries Indonesia Tbk (ESSA) di tengah tren laju harga amonia

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi
| Kamis, 21 November 2024 | 08:05 WIB

Saham INDF Jadi Primadona Investor Asing, FMR Hingga SEI Investments Rajin Akumulasi

Net foreign buy terbesar dalam lima hari terakhir tercatat berlangsung di saham PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF).

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal
| Kamis, 21 November 2024 | 07:55 WIB

Koperasi Bisa Kelola Sumur Minyak Ilegal

Undang-Undang (UU) Migas memperbolehkan entitas koperasi untuk mengelola sumur minyak tua yang selama ini dibor secara ilegal oleh masyarakat.

INDEKS BERITA

Terpopuler