Berbagai Pilihan Investasi di Sepanjang Tahun 2023

Sabtu, 20 Mei 2023 | 10:13 WIB
Berbagai Pilihan Investasi di Sepanjang Tahun 2023
[ILUSTRASI. Wawan Hendrayana, Vice President Infovesta ]
Wawan Hendrayana | Vice President Infovesta

KONTAN.CO.ID. Tahun 2023 sudah berjalan lima bulan.  Secara umum hampir semua instrumen investasi mencatat imbal hasil positif kecuali  berbasis saham. Lalu ke mana pilihan investasi yang layak? 

Tahun 2023 tahun fluktuatif investasi, terutama di pasar modal. Diawali  iklim investasi menarik karena inflasi tahunan yang sempat 5,47% pada Februari. Inflasi turun ke 4,33% secara tahunan atau year on year (yoy) di akhir April 2023.

Penurunan  inflasi mengakibatkan ekspektasi penurunan suku bunga. Namun ketidakpastian ekonomi di Amerika Serikat (AS) dan antisipasi kenaikan bunga Fed menjadi katalis negatif yang menekan IHSG ke level 6.600-an di pertengahan Mei

Di sisi lain, Indonesia menyelenggarakan pemilu tahun depan, yang diperkirakan berdampak positif ke roda perekonomian. Kampanye identik dengan pengeluaran yang besar dan dapat mendorong konsumsi masyarakat. 

Ditambah terpilihnya pemimpin baru membuka kesempatan dan juga kepastian dalam berusaha. Dengan potensi demikian menjadi menarik mencoba peruntungan dan berinvestasi tahun ini. 

Untuk Anda yang memiliki profil risiko risk averse dan cenderung konservatif, deposito menjadi pilihan, pada tahun 2023 sejalan dengan inflasi yang sempat naik.

Bank Indonesia (BI) sudah menetapkan BI 7 Day Reverse Repo Rate di 5,75%. Hingga akhir tahun ini diperkirakan mengalami penurunan inflasi. Sehingga suku bunga ini  sulit naik dan bisa menurun bila suku bunga Fed turun. 

Tapi ingat, pendapatan bunga terkena pajak final 20%. Jika  bunga  5,75%, netnya 4,6%. Alternatif deposito adalah reksadana pasar uang yang menempatkan sebagian besar dana di deposito. Keunggulannya, karena penempatan dana besar dapat menegosiasi bunga lebih tinggi.

Bagi yang mengharapkan imbal hasil di atas deposito dan sanggup menerima risiko fluktuasi harga dengan risiko terukur obligasi bisa menjadi alternatif.

Baca Juga: Mengintip Rahasia Robert Kiyosaki agar Bisa Kaya Raya

Untuk investor perorangan Obligasi Ritel Indonesia (ORI) bisa jadi pilihan. Tahun 2023 rata-rata imbal hasil obligasi ORI diperkirakan 6,25%. Investasi  obligasi terkena pajak penghasilan 10%.

Bagi yang berani mengambil risiko, pasar saham Indonesia masih tergolong murah setelah mengalami fluktuasi di tahun 2023. Banyak studi membuktikan, dalam jangka panjang investasi di instrumen ini menguntungkan. 

Jadi bila Anda memiliki horizon jangka panjang tidak ada salahnya berinvestasi saham. Pada artikel sebelumnya bila sanggup berinvestasi di atas 10 tahun rata-rata imbal hasil bisa 11%-13%.

Anda dapat membeli saham langsung. Tapi harus memiliki pengetahuan dan kemampuan dasar menganalisa agar tidak terjerumus membeli saham berfundamental tidak baik. Alternatif lain, reksadana saham 

Bila Anda tidak tertarik dengan pasar modal bisa memegang mata uang asing seperti dollar AS.  Di 2023 nilai tukar dollar AS melemah 6% dari Rp 15.731 ke Rp 14.810 terkait kekhawatiran decoupling dollar akibat panasnya geopolitik dengan China. 

Baca Juga: Prospek dan Rekomendasi Saham Emiten Eksportir Saat Ekonomi AS Melambat

Deposito dollar AS menghasilkan rata-rata 2%. Investor juga bisa berinvestasi dalam dollar AS melalui reksadana. Salah satu pilihan baru adalah reksadana syariah global yang dapat menempatkan 100% dana ke luar negeri.

Alternatif berikut, membeli emas.  Di 2023 harga emas berfluktuasi dari US$ 1.835 ke US$ 2.056 per ons troi sampai tutup  US$ 1.984 per ons troi atau naik 8,1%. Pertimbangkan faktor likuiditas dan keamanan saat berinvestasi logam mulia.  

Tak ada yang bisa menebak arah ekonomi kita.  Sebaiknya investor diversifikasi. Bagi investor risk averse, mayoritas dana sebaiknya di deposito atau reksadana pasar uang.

Bagi moderat, beriorientasi 3 tahun, alokasinya 50%  berbasis obligasi, 30% berbasis saham dan 20% instrumen pasar uang. Porsi saham bisa untuk instrumen alternatif lain tapi risiko juga meningkat.          

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:09 WIB

Efek Program MBG ke Ekonomi Terbatas

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) belum optimal menggerakkan ekonomi dan menciptakan kerja setelah setahun, kata CSIS, Paramadina, dan CELIOS. 

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 08:07 WIB

Sistem Coretax Stabil, Siap untuk Menguji SPT 2026

Untuk memastikan ketahanan sistem, pemerintah secara rutin melakukan stress test.                          

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:48 WIB

Konsumsi Dijaga, Ekonomi Tetap Moderat

Langkah penundaan kenaikan pajak dan cukai bersifat jangka pendek untuk dorong konsumsi.                        

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:40 WIB

Pasar Kripto Lesu Bikin Trader Banting Setir, Cash is King dan Saham Jadi Pelarian

Data OJK menunjukkan transaksi kripto merosot, sementara nilai perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkat.

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:30 WIB

Kaleb Solaiman, CFO Venteny Fortuna Memilih Saham dalam Berinvestasi

Bagi Kaleb Solaiman, Group CFO Venteny Fortuna Tbk, investasi adalah disiplin jangka panjang dan memerlukan riset mendalam

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:05 WIB

Mendorong Literasi Keuangan Kaum Ibu

Literasi keuangan dari kaum ibu termasuk juga perempuan lainnya bisa melindungi keluarga dari kejahatan finansial.​

Darurat Pengelolaan Sampah
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Darurat Pengelolaan Sampah

Pengelolaan sampah tidak cuma tanggung jawab pusat lewat program PLTSa saja, pemerintah daerah juga wajib mengelola sampah dari hulu.

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 07:00 WIB

Abadi Lestari Indonesia (RLCO) Menadah Berkah dari Sarang Walet

Mengupas profil dan strategi bisnis PT Abadi Lestari Indonesia Tbk (RLCO) setelah mencatatkan saham di BEI 

PTPP Andalkan Bisnis Inti di 2026
| Sabtu, 20 Desember 2025 | 04:20 WIB

PTPP Andalkan Bisnis Inti di 2026

PTPPdi 2026 bakal fokus pada pengembangan usaha proyek-proyek konstruksi, baik di segmen building, infrastruktur, maupun EPC

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%
| Jumat, 19 Desember 2025 | 09:53 WIB

Lepas 541 Juta Saham Sentul City (BKSL), Kepemilikan Samuel Sekuritas Tersisa 4,94%

Samuel Sekuritas Indonesia melaporkan pengurangan kepemilikan sahamnya di PT Sentul City Tbk (BKSL).

INDEKS BERITA

Terpopuler