KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gejolak di pasar rupanya tak menyurutkan minat korporasi untuk menghimpun dana publik dari pasar modal. Bahkan, perebutan dana publik tahun ini tampaknya bakal kian sengit.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), penghimpunan dana dari pasar modal sepanjang tiga bulan pertama tahun ini mencapai Rp 54,24 triliun. Menurut OJK, masih ada 107 perusahaan yang berencana menggelar penawaran umum dengan total nilai emisi sebesar Rp 128,83 triliun.
Perebutan dana publik juga akan diramaikan oleh emiten baru melalui penawaran umum perdana saham alias initial public offering (IPO). Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, masih ada 44 perusahaan yang masuk dalam pipeline IPO.
Hingga akhir Maret lalu, sudah ada 28 emiten yang mencatatkan sahamnya di BEI. Total dana publik yang dihimpun sebesar Rp 12,51 triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui nilai emisi IPO pada kuartal I-2022 lalu yang sebesar Rp 3,19 triliun dari 12 emiten pendatang baru.
Semarak hajatan IPO ini memang sedikit kontras dengan kondisi bursa saham yang volatil. Sepanjang kuartal I-2023, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat melemah 0,66% ke 6.805,28.
Toh, fluktuasi di bursa saham juga tak mengurangi minat investor memborong saham IPO. Maklum, saham IPO berpotensi mendatangkan cuan tinggi dalam waktu singkat. Bukan rahasia lagi, sebagian saham IPO sukses mencetak lonjakan harga saat listing. Itulah mengapa penawaran saham IPO hampir selalu laku keras. Tak sedikit hajatan IPO yang mengalami kelebihan permintaan alias oversubscribed puluhan hingga ratusan kali.
Bagi sebagian investor, valuasi saham IPO dan fundamental emiten baru tampaknya tak menjadi pertimbangan. Spekulasi mendulang cuan dari lonjakan harga saham pasca listing lebih mendominasi.
Sejauh ini, mayoritas saham IPO yang listing sepanjang kuartal I-2023 memang masih mencatatkan performa positif. Namun, ada delapan emiten yang harga sahamnya kini sudah berada di bawah harga IPO. Salah satunya, saham CBRE yang harganya sudah turun 50% dibanding harga IPO. Saat IPO pada Januari lalu, saham CBRE mengalami oversubsribed hingga 140 kali meski valuasi terhitung mahal.
Pada gilirannya waktu dan pasar lah yang akan menguji kesuksesan saham IPO. Namun, selama investor hanya memburu cuan singkat, selama itu pula perebutan dana publik melalui IPO bakal meriah.