Reporter: Harian Kontan | Editor: Markus Sumartomjon
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kendati terlihat lamban, misteri pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya mulai terang. Satu per satu pelakunya pun terungkap dan ditangkap.
Skenario cerita yang dikarang dan permufakatan jahat yang diduga untuk menutup kisah sesungguhnya pun runtuh. Gusti mboten sare. Sepandai-pandainya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga.
Kemarin, Kepala Polri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengumumkan penetapan Inspektur Jenderal Ferdy Sambo (FS) sebagai tersangka dalam kasus pembunuhan Brigadir Yosua.
Sambo disangka sebagai orang yang menyuruh anak buahnya untuk menghabisi Brigadir Yosua. Kuat dugaan, FS merupakan otak dan dalang pembunuhan Brigadir Yosua.
Nah, langkah Kapolri yang “berani” menetapkan kolega dan jenderal berpengaruh di lingkungan Polri ini patut diapresiasi. Setidaknya, penetapan seorang jenderal bintang dua sebagai tersangka telah menjawab sebagian keraguan masyarakat terhadap penuntasan masalah ini.
Kini, publik menanti keseriusan dan kesungguhan petinggi Polri menuntaskannya. Komitmen ini, seperti kata Presiden Joko Widodo, sungguh penting untuk mengembalikan lagi kepercayaan masyarakat pada institusi penegak hukum tersebut.
Maklum, bukan rahasia lagi bahwa kepercayaan masyarakat terhadap Polri terbilang rendah. Bahkan ada pemeo di masyarakat bahwa jika melaporkan kehilangan kambing ke polisi, kita harus siap kehilangan kerbau.
Sudah begitu, kambing pun belum tentu ditemukan. Imej ini harus dibongkar dengan bukti nyata bahwa Polri sekarang memang kredibel.
Kredibilitas Polri menjadi salah satu faktor krusial di saat pemerintah sedang getol menarik investasi dan menghelat roda ekonomi. Sebagai institusi penegak hukum, Polri memiliki peran vital bagi penciptaan kepastian hukum. Kepastian hukum bisa tegak jika aparat penegak hukumnya memang kredibel.
Di sisi lain, sejumlah kasus besar sektor keuangan yang sedang ditangani Polri juga menjadi ujian lain.
Kredibilitas dan integritas Polri akan diuji oleh penanganan mega skandal penggelapan dana sekitar Rp 15 triliun milik Koperasi Indosurya, dugaan pembobolan dana Wanaartha Life senilai sekitar Rp 12 triliun, penipuan robot trading, Binomo, sengkarut kredit Titan Mining, hingga penyelewengan dana Aksi Cepat Tanggap (ACT).
Kepercayaan investor publik maupun kalangan pelaku ekonomi bisa pulih lagi jika Polri benar-benar profesional dan tidak silau duit.
Dus, pengungkapan skandal pembunuhan Brigadir Yosua serta penanganan mega skandal sektor keuangan menjadi momentum bersih-bersih Polri secara menyeluruh.