Berpeluang Terus Menguat, Pamor Dollar Tetap Cerah

Jumat, 29 Juli 2022 | 04:10 WIB
Berpeluang Terus Menguat, Pamor Dollar Tetap Cerah
[]
Reporter: Aris Nurjani | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dollar Amerika Serikat (AS) diperkirakan masih bisa melanjutkan tren kenaikan setelah bank sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga 75 basis poin pekan ini. Cuma memang, Kamis (28/7), per pukul 20.00 WIB, indeks dollar AS turun tipis 0,01% ke 106,44 dibanding hari sebelumnya.

Dollar AS bergerak stagnan lantaran pelaku pasar kini fokus pada pernyataan Gubernur The Fed Jerome Powell yang menyebut akan memangkas proyeksi kenaikan suku bunga berikutnya. Sehingga ada potensi kenaikan suku bunga The Fed ke depan tak lagi agresif. 

Tapi, pelaku pasar masih akan mempertimbangkan laporan tenaga kerja di AS, inflasi dan simposium Jackson Hole The Fed, yang akan memberi sinyal langkah The Fed ke depan. Apalagi, PDB Amerika Serikat yang minus 0,9% pada kuartal II-2022 seakan menandakan jika resesi sudah ada di depan mata. 

Baca Juga: Ekonomi AS Kontraksi 0,9% di Kuartal Kedua, Turun Dua Kuartal Berturut-turut

Presiden Komisioner HFX International Berjangka Sutopo Widodo mengatakan, tren yield US treasury yang terus menurun juga menyebabkan dollar AS cenderung turun. Kemarin yield US Treasury tenor 10 tahun berada di 2,66%, turun dari hari sebelumnya di 2,78%. 

"Dollar AS kemarin sedikit menurun karena pelaku pasar mulai ambil untung setelah sebelumnya dollar AS menguat, efek menjelang pertemuan FOMC," ujar Sutopo.

Analis DCFX Futures Lukman Leong masih yakin penguatan dollar AS akan berlanjut. Pasalnya, hingga saat ini, belum ada mata uang yang lebih kuat. "Ada kemungkinan yen menguat, namun sangat spekulatif. Selain itu Bank of Japan kemungkinan akan mengintervensi," ujar dia. 

Hitungan Lukman, indeks dollar AS bisa melesat ke level 110 apabila inflasi di Amerika Serikat masih belum turun. "Sementara bila tekanan inflasi mereda, skenario indeks dollar AS ada di 100-101," tutur dia.

Sutopo juga memperkirakan jika indeks dollar AS akan naik ke 110. Bila turun indeks akan menuju 100. Namun dia percaya dengan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, maka rupiah berpotensi bertahan di Rp 14.700-Rp 14.800 per dollar AS akhir tahun ini. 

Lukman menyebut, dalam jangka pendek, Bank Indonesia masih cukup kuat dan aktif untuk mempertahankan rupiah di kisaran Rp 15.000. Rupiah maksimal akan tertekan ke Rp 15.250 per dollar AS.

Baca Juga: Simak Prediksi Kurs Rupiah Untuk Jumat (29/7)

Pamor dollar AS menurut Lukman baru memudar pada kuartal dua atau kuartal tiga di tahun depan. Dia memperkirakan, pelaku pasar akan beralih ke obligasi, dengan asumsi The Fed menghentikan pengetatan kebijakan moneter di tahun depan.

 

Bagikan

Berita Terbaru

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:11 WIB

Transaksi Pembayaran Lewat QRIS Semakin Semarak

BI menargetkan volume transaksi QRIS tahun 2025 mencapai 15,37 miliar atau melonjak 146,4% secara tahunan dengan nilai Rp 1.486,8 triliun 

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 10:07 WIB

CIMB Niaga Syariah Jajaki Konsolidasi dengan BUS

Bank CIMB Niaga berpotensi memiliki bank syariah beraset jumbo. Pasalnya, bank melakukan penjajakan untuk konsolidasi dengan bank syariah​

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 08:00 WIB

Ekonomi Tak Pasti, Kolektor Barang Mewah Berhati-hati

Kondisi ekonomi global yang tak pasti serta suku bunga tinggi menekan industri barang mewah di tahun 2025

Berhentilah Menebang Masa Depan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:10 WIB

Berhentilah Menebang Masa Depan

Bencana  banjir dan longsor di tiga provinsi Sumatra jadi momentum reformasi kebijakan perizinan dan tata ruang Indonesia.​

Jangan Jadi Tradisi
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 07:00 WIB

Jangan Jadi Tradisi

Lonjakan harga-harga komoditas pangan menjelang Nataru ataupun saat puasa dan Lebaran harus disikapi serius pemerintah lewat kebijakan.

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:55 WIB

Bos Martina Berto (MBTO) Memilih Investasi Berhorizon Menengah hingga Panjang

Direktur Utama PT Martina Berto Tbk (MBTO), Bryan David Emil, memilih aset berjangka menengah panjang dalam portofolio investasinya.

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:50 WIB

Multifinance Kejar Pembiayaan Mobil

Pemangkasan target penjualan mobil baru oleh Gaikindo menjadi 780.000 unit menegaskan tekanan pada industri otomotif belum mereda.

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:48 WIB

Daya Beli Pulih, Kredit Masih Tertahan

Pemulihan daya beli masyarakat mulai terlihat di Oktober 2025, namun belum merata. Kredit rumahtangga jadi penopang utama pertumbuhan kredit OJK.

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 06:30 WIB

Rupiah Pekan Ini Terangkat Pelemahan Dolar

Mengutip Bloomberg, rupiah di pasar spot menguat 0,18% secara harian ke Rp 16.646 per dolar AS pada Jumat (12/12).

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam
| Sabtu, 13 Desember 2025 | 05:20 WIB

Sinergi Multi (SMLE) Bersiap Mengekspor Minyak Nilam

SMLE memperkuat bisnis nilam sebagai salah satu komoditas strategis di Indonesia dengan fokus pada kategori wewangian (fragrance & flavors).

INDEKS BERITA

Terpopuler