BI Beri Sinyalemen Tren Kenaikan Bunga Acuan Bakal Berakhir

Jumat, 01 Maret 2019 | 08:31 WIB
BI Beri Sinyalemen Tren Kenaikan Bunga Acuan Bakal Berakhir
[]
Reporter: Grace Olivia | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pertanda bunga acuan di Indonesia akan berbalik arah mulai muncul. Gubernur BI Perry Warjioyo menyatakan, posisi suku bunga acuan pada level 6% saat ini telah mendekati puncaknya.

"Memang kami melihat suku bunga BI sudah mencapai hampir puncaknya. Sebelumnya, suku bunga memang harus kami arahkan untuk stabilitas," ujar Perry dalam diskusi Outlook Ekonomi 2019, Kamis (28/2).

Sepanjang tahun lalu, BI telah mengerek suku bunga sebesar 175 basis poin (bps) ke level 6%. Pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI terakhir pertengahan Februari 2019, bank sentral tetap menahan besaran bunga acuan.

Perry menyebutkan, era suku bunga tinggi masih terjadi dalam jangka pendek. "Ke depan, arah suku bunga akan lebih turun, kalau memang stabilitas bisa kita jaga. Kontinuitas koordinasi, kebijakan baik secara nasional maupun kebijakan antar lembaga akan terus kami lakukan," tandas Perry.

Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menilai bunga acuan sudah seharusnya turun. Tingkat suku bunga acuan yang tinggi mendorong suku bunga perbankan ikut naik tinggi. "Suku bunga jangan lebih tinggi dari loan (suku bunga pinjaman) Thailand dan Malaysia. Kita sudah sepakat kalau Thailand jadi acuannya," ujar JK, panggilan akrabnya di acara yang sama.

Naamun ekonom Bank Permata Josua Pardede menilai, ada dua alasan mengapa masih terlalu dini bagi BI untuk mengubah stance kebijakan moneternya saat ini. Pertama, sentimen negatif global sejatinya belum benar-benar mereda. Risiko geopolitik, geoekonomi, hingga keamanan masih menyelimuti kondisi dunia saat ini.

"The Fed masih dalam stance hawkish, pembicaraan dagang AS dan China masih maju mundur, pertemuan AS dan Korea Utara tidak membuahkan hasil, dan sekarang ada konflik India dan Pakistan yang mencuat," ujar Josua.

Kedua, BI seharusnya etap konsisten pada latar belakang utamanya memperketat kebijakan moneter yaitu menekan defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD). Sepanjang 2018, posisi CAD Indonesia sebesar mencapai 2,98% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara, tahun ini, pemerintah dan BI berupaya menekan CAD dengan harapan rasio turun ke 2,5% terhadap PDB.

Bagikan

Berita Terbaru

Dering Saham TLKM Panggil Investor Asing Institusi Borong Sahamnya di Awal November
| Senin, 10 November 2025 | 13:00 WIB

Dering Saham TLKM Panggil Investor Asing Institusi Borong Sahamnya di Awal November

Momentum imbal hasil positif yang dicatatkan TLKM di kuartal III-2025 akan berlanjut hingga kuartal IV-2025.

Simak Rekomendasi Saham ARTO di Tengah Risiko Kredit yang Meningkat
| Senin, 10 November 2025 | 11:00 WIB

Simak Rekomendasi Saham ARTO di Tengah Risiko Kredit yang Meningkat

Pada kuartal III 2025, Bank Jago membukukan laba bersih Rp 72 miliar, naik 8% secara kuartalan (QoQ) dan 101% secara tahunan (YoY).

Buyback Untuk Mendongkrak Laba Bersih Per Saham (EPS)
| Senin, 10 November 2025 | 10:59 WIB

Buyback Untuk Mendongkrak Laba Bersih Per Saham (EPS)

Basic EPS adalah laba bersih yang tersedia bagi pemegang saham biasa dibagi jumlah saham biasa yang beredar. 

ESG Perbankan: Menggenjot Kredit Hijau Sambil Gelar Event Atraktif
| Senin, 10 November 2025 | 09:35 WIB

ESG Perbankan: Menggenjot Kredit Hijau Sambil Gelar Event Atraktif

Perbankan besar di Tanah Air mencatatkan kenaikan kredit ke sektor berkelanjutan di tengah upaya memperbaiki kinerja.

Euforia IPO Superbank, Intip Rekomendasi Saham EMTK
| Senin, 10 November 2025 | 09:30 WIB

Euforia IPO Superbank, Intip Rekomendasi Saham EMTK

Sentimen IPO Superbank (PT Super Bank Indonesia) menjadi katalis kuat bagi kenaikan saham PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) di jangka pendek.

Penguatan Saham DSSA di Dalam MSCI Indonesia Index
| Senin, 10 November 2025 | 08:30 WIB

Penguatan Saham DSSA di Dalam MSCI Indonesia Index

Analis memproyeksi bahwa kinerja DSSA bisa membaik atas kontribusi dari sektor listrik dan batubara di kuartal III-2025.

Fenomena Lonjakan Saham BLUE & Déjà Vu DADA, Sinyal Transformasi atau Gorengan Lagi?
| Senin, 10 November 2025 | 08:03 WIB

Fenomena Lonjakan Saham BLUE & Déjà Vu DADA, Sinyal Transformasi atau Gorengan Lagi?

Harga saham PT Berkah Prima Perkasa Tbk (BLUE) sudah bergerak naik sejak September, jauh sebelum pengumuman resmi rencana akuisisi disampaikan.

Saham NRCA Tiba-TIba Melejit 24,44% dalam Sehari, Diprediksi Masih Bisa Naik
| Senin, 10 November 2025 | 07:51 WIB

Saham NRCA Tiba-TIba Melejit 24,44% dalam Sehari, Diprediksi Masih Bisa Naik

NR.CA juga melakukan diversifikasi proyek strategis dengan memperoleh proyek di segmen hotel, industri, fasilitas kesehatan, dan komersial

Mengawali Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (10/11) dari Sejumlah Analis
| Senin, 10 November 2025 | 06:53 WIB

Mengawali Pekan, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini, Senin (10/11) dari Sejumlah Analis

Investor harus mewaspadai aksi profit taking dari investor jangka pendek. Diharapkan aksi inflow masih terjadi di awal pekan ini. 

Pro-Kontra Usulan Soeharto Menjadi Pahlawan Nasional
| Senin, 10 November 2025 | 06:36 WIB

Pro-Kontra Usulan Soeharto Menjadi Pahlawan Nasional

Diketahui, pemerintah masih menggodok 40 nama yang diusulkan untuk mendapatkan gelar Pahlawan Nasional.

INDEKS BERITA

Terpopuler