KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren penurunan optimisme konsumen berlanjut hingga Maret. Bank Indonesia (BI), Jumat (5/4), menyatakan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) untuk Maret turun 0,6 poin menjadi 124,5. Namun IKK kuartal I-2019 tercatat naik 2 poin menjadi 125 dibanding periode yang sama di 2018.
BI menyebut, ada dua sebab optimisme konsumen melemah dalam surveinya. Pertama, penurunan Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar 0,5 poin jadi 108,9. Soalnya, pembelian barang tahan lama (durable goods) dan indeks ketersediaan lapangan pekerjaan turun. Bahkan, konsumen semakin pesimistis terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan. Indeksnya makin menjauh dari level 100, yaitu 95,2.
Kedua, penurunan Indeks Ekspektasi Kondisi Ekonomi (IEK) enam bulan ke depan sebesar 0,7 poin menjadi 140,2. Konsumen tidak terlalu optimistis melihat kondisi perekonomian ke depan. Ini tampak dari penurunan ekspektasi terhadap kenaikan gaji dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.
Penurunan optimisme terhadap ketersediaan lapangan kerja juga terjadi pada survei yang Danareksa Research Institute lakukan. Walaupun, IKK hasil survei Danareksa mencatat kenaikan sebesar 1,4% menjadi 101,9.
Eric Sugandi, Ekonom Asian Development Bank Institute, menilai, optimisme konsumen yang melandai lantaran mereka mengantisipasi kemungkinan penurunan penghasilan dan pengurangan lapangan kerja ke depan. "Meskipun, mereka menyatakan pendapatan saat ini membaik," katanya, Jumat (5/4).
Sedang pendapatan responden di kuartal I yang membaik kemungkinan karena banyaknya stimulus yang pemerintah berikan. Sehingga dalam enam bulan ke depan, para responden tidak melihat ada peningkatan pendapatan lagi.
Wajar saja, kalau kemudian alokasi dana yang responden tabung atau simpan meningkat, dari 19,1% menjadi 20,1%. "Artinya, responden memang mengantisipasi ke depan jika pendapatan turun atau sulit bekerja," jelas Eric.