Berita Bisnis

Biaya Kredit Dibebani Kenaikan Pencadangan

Rabu, 06 Oktober 2021 | 06:55 WIB
Biaya Kredit Dibebani Kenaikan Pencadangan

Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Rizki Caturini

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Meski ada program restrukturisasi, biaya kredit atau cost of credit (CoC) perbankan tahun ini tetap. Sebab, biaya pencadangan kredit bermasalah dibebankan ke biaya kredit. Langkah tersebut  mengantisipasi risiko kredit di tengah pandemi Covid-19.

Bank BNI misalnya mencatatkan biaya kredit 3,5% per Juni 2021. Meningkat dari 2,7% secara year on year (yoy). Sementara  cadangan penurunan kerugian nilai (CKPN) bank ini terhadap NPL  sebesar 215,3% 
 
Hingga September 2021, biaya kredit BNI masih berada di kisaran target  tahun ini yakni antara 3,3% sampai 3,6%. "Ini memang sudah sesuai dengan target yang ditetapkan di awal tahun dan juga sesuai target Cadangan Kerugian Penurunan nilai (CKPN) yang masih agresif pada tahun  2021," kata
Direktur Manajemen Risiko BNI, David Pirzada, Selasa (5/10).
 
Total CKPN yang sudah dibentuk BNI hingga saat ini mencapai Rp 19 triliun. Perkiraan David, pencadangan itu masih akan dijaga di level tersebut hingga akhir tahun ini, sambil menunggu kondisi ekonomi lebih kondusif. 
 
Sementara Bank Tabungan Negara  (BTN) mencatatkan biaya kredit 0,94% pada semester I 2021. Meningkat 13 basis poin  (bps) secara yoy. 
Direktur Collection & Asset Management BTN, Elizabeth Novie mengatakan, kenaikan biaya kredit tersebut untuk memenuhi pencadangan yang bertujuan agar fundamental BTN semakin baik. Terutama dalam menghadapi kondisi makro ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19. 
 
Perbaikan secara fundamental ini tercermin dari coverage ratio yang sampai dengan semester I 2021 mencapai 120,72%. Ini  meningkat signifikan jika dibandingkan sebelumnya 107,90% yoy.
 
Biaya dana naik
 
Adapun Bank Rakyat Indonesia (BRI) mencatatkan biaya kredit  4,12% pada semester I 2021. Naik dari 2,2% pada periode sama tahun lalu.
Direktur Manajemen Risiko BRI, Agus Sudiarto mengatakan, peningkatan itu sejalan strategi BRI melakukan front load dalam rangka  menjaga sustainability dari bisnis BRI ke depan. Sementara hingga September, biaya kredit turun ke kisaran 3,84%. 
 
BRI tetap optimistis, target biaya kredit 3.5% - 3.7% tahun ini tercapai. Kondisi makro serta sosial terus membaik. Tercermin dari rasio loan at risk (LAR) terus turun.  "Bulan Agustus menjadi 26,4% jika dibandingkan Juni sebesar 27,3%." Kata Agus.
 
Sadhana Priatmadja Direktur Bank Woori Saudara (BWS) mengatakan, posisi  biaya kredit di semester I 2021  masih di bawah 7%. Hal itu karena kenaikan biaya pencadangan masih bisa diimbangi  penurunan biaya dana. Tapi biaya dana akhir tahun diperkirakan  sedikit naik  "Pencadangan juga naik seiring risiko meningkat," ujar Sadhana.    

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.

Sudah berlangganan? Masuk

Berlangganan

Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan

Rp 20.000

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Terbaru