Biodiesel Indonesia Kena Bea Masuk 8%, Pemerintah Bakal Melawan Uni Eropa

Sabtu, 27 Juli 2019 | 07:27 WIB
Biodiesel Indonesia Kena Bea Masuk 8%, Pemerintah Bakal Melawan Uni Eropa
[]
Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah bersiap menggagalkan langkah Uni Eropa yang mengeluarkan proposal bea masuk imbalan sementara (BMIS) sebesar 8% atas produk biodiesel Indonesia. Proposal itu akan berlaku sementara mulai September 2019.

Pemerintah dan pengusaha berkesempatan membantah isi proposal tersebut sebelum berlaku secara permanen di Januari 2020.

Proposal itu merupakan kelanjutan kebijakan UE untuk menghambat impor minyak kelapa sawit (CPO) dan produk turunannya dari Indonesia. Kali ini, UE menuduh produsen biodiesel Indonesia mendapat subsidi dari pemerintah.

Atas tuduhan itu, UE akan mengenakan bea masuk antisubsidi sebesar 8% mulai September 2019. Jika pemerintah dan pengusaha gagal menjawab tuduhan tersebut, bea masuk akan berlaku permanen selama lima tahun mulai Januari 2020.

Direktur Pengamanan Perdagangan Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemdag) Pradnyawati menyatakan, Pemerintah Indonesia jelas keberatan dengan tuduhan UE tersebut.

Saat ini Kemdag tengah menyusun data secara komprehensif bersama seluruh pemangku kepentingan di dalam negeri untuk membantah tudingan UE. "Kami segera sampaikan bukti-bukti baru," ungkap Pradnyawati kemarin.

Bukti-bukti tersebut terkait skema perhitungan subsidi. Kemdag yakin, ada kesalahan metodologi yang digunakan otoritas investigasi Uni Eropa.

Perhitungan Uni Eropa tersebut mengabaikan ketentuan World Trade Organization Agreement on Subsidy and Countervailing Measures (WTO ASCM).

Bukan kali ini saja Uni Eropa menuduh Pemerintah Indonesia memberikan subsidi kepada pengusaha biodiesel di tanah air. Pada 2013 lalu, Uni Eropa pernah melempar tuduhan serupa tapi akhirnya tidak terbukti.

Uni Eropa juga pernah menuduh dumping atas produk biodiesel Indonesia pada 2016, tetapi WTO menolaknya. "Di WTO, dari enam klaim Uni Eropa, kita dimenangkan lima oleh WTO," ujar Pradnyawati.

Strategi dagang belaka

Kemdag meyakini, banyaknya hambatan atas produk biodiesel di UE adalah bagian dari strategi dagang. Uni Eropa ingin melindungi produk vegetable oil yang dihasilkan di kawasan tersebut.

Bila akhirnya UE tetap mengenakan bea masuk imbalan, Indonesia akan mengajukan banding ke EU General Court dan Badan Penyelesaian Sengketa atau Dispute Settlement Body (DSB) WTO, seperti upaya Indonesia saat sengketa pengenaan bea masuk antidumping (BMAD) pada 2017.

"Pemerintah akan terus memberikan pembelaan dan melakukan langkah pendekatan melalui jalur diplomasi," terang Pradnyawati.

Ketua Harian Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (Aprobi) Paulus Tjakrawan belum bersedia memberikan penjelasan atas rencana menghadapi tuduhan subsidi dari UE. Alasannya, Aprobi masih menggelar rapat secara intensif atas masalah ini.

Namun, Pradnyawati memastikan, hambatan dagang dari UE akan menekan kinerja ekspor biodiesel ke kawasan itu. Selama ini, UE merupakan tujuan ekspor biodiesel terbesar kedua setelah China.

Untuk mengurangi tekanan kinerja ekspor biodiesel, Kemdag mengklaim, sudah melakukan pengembangan pasar. Mereka mulai mempromosikan minyak sawit ke Tanzania dan negara-negara Afrika lainnya, lalu Asia Tengah seperti Kazakhstan dan Uzbekistan.

"Karena kami menganggap, kalau mau masuk ke negara maju, ya, memang begitu hambatannya, banyak sekali ganjalannya. Jadi, kami berusaha mendiverifikasi tujuan ekspor CPO," kata Pradnyawati.

Bagikan

Berita Terbaru

Kredit Investasi Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit
| Selasa, 15 April 2025 | 05:05 WIB

Kredit Investasi Perbankan Masih Tumbuh Dua Digit

OJK mencatat kredit investasi tumbuh 14,62%, tertinggi dibanding segmen kredit lain. Ini disebut menjadi tanda korporasi masih berani ekspansi. 

Kinerja Tertekan, Reasuransi Giat Mencari Celah Pasar
| Selasa, 15 April 2025 | 04:50 WIB

Kinerja Tertekan, Reasuransi Giat Mencari Celah Pasar

Ketidakpastian ekonomi yang menyebabkan penurunan pendapatan premi, dihadapi industri reasunrasi dengan memodifikasi bisnis.

Sama-Sama Bergerak 14%, Saham AMMN Top Leader IHSG, BYAN Top Laggard
| Selasa, 15 April 2025 | 04:45 WIB

Sama-Sama Bergerak 14%, Saham AMMN Top Leader IHSG, BYAN Top Laggard

Senin (14/4), IHSG melesat 1,70% atau 106,29 poin ke 6.368,52 pada perdagangan di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Penjualan Melonjak, Laba Bersih Itama Ranoraya (IRRA) Melejit Tiga Digit di 2024
| Selasa, 15 April 2025 | 04:45 WIB

Penjualan Melonjak, Laba Bersih Itama Ranoraya (IRRA) Melejit Tiga Digit di 2024

Pertumbuhan laba bersih PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) ditopang melonjaknya penjualannya sebesar 40,38% menjadi Rp 977,48 miliar pada 2024. 

Segmen Batubara dalam Tekanan, INDY Fokus Menggeber Diversifikasi
| Selasa, 15 April 2025 | 04:45 WIB

Segmen Batubara dalam Tekanan, INDY Fokus Menggeber Diversifikasi

PT Indika Energy Tbk (INDY) percaya diri dapat memperbaiki kinerja keuangannya pada tahun 2025 ini dengan strategi diversifikasi

Ekspansi Gerai Baru, FORE Membidik Kenaikan Laba 80%
| Selasa, 15 April 2025 | 04:30 WIB

Ekspansi Gerai Baru, FORE Membidik Kenaikan Laba 80%

PT Fore Kopi Indonesia Tbk (FORE) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui initial public offering (IPO), Senin (14/4). 

Bersiaplah, Tarif Tol akan Naik di Sepanjang 2025
| Selasa, 15 April 2025 | 04:15 WIB

Bersiaplah, Tarif Tol akan Naik di Sepanjang 2025

Tarif beberapa ruas jalan tol mulai dari jalan tol Trans Jawa hingga  tol Trans Sumatera bakal naik pada tahun ini.

Rekomendasi Saham Hari Ini di tengah Peluang Penguatan IHSG
| Selasa, 15 April 2025 | 04:05 WIB

Rekomendasi Saham Hari Ini di tengah Peluang Penguatan IHSG

Di tengah peluang penguatan IHSG pada Selasa (15/4), analis menyarankan investor mencermati beberapa saham emiten berikut ini. Antara lain: 

Ratusan Triliun Dana Keluar dari Aset Berisiko
| Selasa, 15 April 2025 | 04:00 WIB

Ratusan Triliun Dana Keluar dari Aset Berisiko

Nilai efek rupiah milik investor lokal yang tercatat di KSEI di Februari sebesar Rp 4,42 kuadriliun, turun dari Rp 4,65 kuadriliun di Desember 

Pinjaman Fintech Melesat, Kredit Macet Turut Merangkak Naik
| Senin, 14 April 2025 | 18:03 WIB

Pinjaman Fintech Melesat, Kredit Macet Turut Merangkak Naik

Pada Februari 2025, total pinjaman industri fintech mencapai Rp 80,07 triliun, melonjak lebih dari 31% secara tahunan.

INDEKS BERITA

Terpopuler