Bisnis Anteraja Kian Mencorong, Kontribusinya ke Pendapatan ASSA Tembus 58,52 Persen

Kamis, 26 Mei 2022 | 10:59 WIB
Bisnis Anteraja Kian Mencorong, Kontribusinya ke Pendapatan ASSA Tembus 58,52 Persen
[ILUSTRASI. Aktivitas pekerja di gudang milik Anteraja. Berkat Anteraja, kinerja keuangan PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) di kuartal I-2022 melambung secara signifikan. DOK/Anteraja]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adi Sarana Armada Tbk (ASSA) tengah mengalap berkah bisnis ekspedisi yang dilakoni anak usahanya PT Tri Adi Bersama, yakni Anteraja.

Kontribusi Anteraja, perusahaan hasil kongsi ASSA, Boy Thohir dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO), ke pendapatan Adi Sarana Armada terus bertumbuh. Kini, bisnis pengiriman barang Anteraja telah menjadi penyumbang terbesar bagi pendapatan ASSA.

Dalam laporan keuangan kuartal I-2022 yang dipublikasikan Bursa Efek Indonesia (BEI) Rabu malam (25/5), ASSA mencatatkan nilai pendapatan sebesar Rp 1,54 triliun. Pertumbuhannya mencapai 59,50% dibanding realisasi kuartal I-2021 (year on year/yoy).

Lonjakan pendapatan ASSA tak lepas dari performa bisnis jasa pengiriman. Realisasinya di kuartal I-2022 sebesar Rp 899,05 miliar. Dibanding kuartal I-2021 pertumbuhannya melambung 129,62 persen (yoy).

Walhasil, kontribusi bisnis jasa pengiriman ke total pendapatan ASSA pun ikut melejit. Dari 40,65% terhadap total pendapatan kuartal I-2021, menjadi 58,52 persen dari total pendapatan kuartal I-2022.

Baca Juga: Anomali Saham GOTO, Lebih Kebal Saat Saham Teknologi Lain Anjlok, Inikah Penyebabnya?

Penyumbang pendapatan terbesar kedua adalah bisnis sewa kendaraan mobil penumpang dan autopool. Realisasinya di kuartal I-2022 sekitar Rp 330,34 miliar, atau tumbuh 5,77% (yoy). Meski demikian, kontribusinya ke total pendapatan ASSA turun dari sekitar 32,43% di kuartal I-2021 menjadi 21,50% di kuartal I-2022.

Sementara di sisi laba kotor ikut mengalami pertumbuhan yang signifikan, yakni 57,04 persen menjadi sekitar Rp 346,63 miliar. Laba sebelum beban pajak juga ikut terbang 162,46% (yoy) menjadi Rp 110,23 miliar.

Ujung-ujungnya, laba bersih ASSA pun melambung 123,50 persen (yoy) menjadi sekitar Rp 72,99 miliar. Hal ini mengerek laba bersih per saham dasar ASSA naik dari Rp 9,61 per saham pada kuartal I-2021 menjadi Rp 22,33 per saham di kuartal I-2022.

 

 

PT Tri Adi Bersama yang mengoperasikan Anteraja merupakan perusahaan hasil kongsi sejumlah investor. ASSA menjadi investor terbesar dengan kepemilikan 49,5 persen. Lalu konglomerat Garibaldi Thohir alias Boy Thohir mendekap 10% saham PT Tri Adi Bersama.

Sementara porsi saham yang dikuasai GoTo lewat PT Roda Bangun Selaras sebanyak 22,5 persen. Terakhir, saham Anteraja yang dikuasai Time Prestige Investments Limited sebesar 18 persen.

Bagikan

Berita Terbaru

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 19:34 WIB

Imbal Hasil SBN Naik: Beban Utang APBN Meningkat, Bagaimana Dampaknya?

Kenaikan imbal hasil SBN menjadi salah satu tanda perubahan sentimen pasar terhadap risiko fiskal dan arah ekonomi domestik.

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari
| Kamis, 25 Desember 2025 | 13:43 WIB

IHSG Paling Bapuk di Asia Tenggara Pekan Ini, Turun 0,83% Dalam 3 Hari

IHSG melemah 0,83% untuk periode 22-24 Desember 2025. IHSG ditutup pada level 8.537,91 di perdagangan terakhir, Rabu (24/12).

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 11:05 WIB

Saham Terafiliasi Grup Bakrie Terbang, Kini Tersisa Jebakan atau Masih Ada Peluang?

Potensi kenaikan harga saham terafiliasi Bakrie boleh jadi sudah terbatas lantaran sentimen-sentimen positif sudah priced in.

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:08 WIB

Imbal Hasil SRBI Naik di Akhir Tahun Meski BI Rate Stabil

Imbal hasil instrumen Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI) yang turun sejak awal tahun, berbalik naik dalam dua bulan terakhir tahun 2025.

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham
| Kamis, 25 Desember 2025 | 10:05 WIB

Laba Diprediksi Tergerus, PTBA Terjepit Bea Keluar Batubara dan Downtrend Harga Saham

Sebagai pelopor, PTBA berpeluang menikmati insentif royalti khusus untuk batubara yang dihilirisasi.

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena
| Kamis, 25 Desember 2025 | 09:05 WIB

Prospek Batubara 2026 Menantang, Indonesia di Posisi Maju Kena Mundur Juga Kena

Harga batubara Australia, yang menjadi acuan global, diproyeksikan lanjut melemah 7% pada 2026, setelah anjlok 21% di 2025. 

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam
| Kamis, 25 Desember 2025 | 08:10 WIB

Bisnis Blue Bird Diprediksi Masih Kuat di 2026, Tidak Digoyah Taksi Listrik Vietnam

Fitur Fixed Price di aplikasi MyBluebird mencatatkan pertumbuhan penggunaan tertinggi, menandakan preferensi konsumen terhadap kepastian harga.

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026
| Kamis, 25 Desember 2025 | 07:10 WIB

Meski Cuaca Ekstrem Gerus Okupansi Nataru, Santika Hotels Tetap Pede Tatap 2026

Santika Hotels & Resorts menyiapkan rebranding logo agar lebih relevan dan dapat diterima oleh seluruh lapisan generasi.

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:37 WIB

Kebijakan Nikel 2026 Dongkrak Saham PT Trimegah Bangun Persada Tbk (NCKL)

Pemerintah rem produksi nikel ke 250 juta ton 2026 untuk atasi surplus 209 juta ton. NCKL proyeksi laba Rp 10,03 triliun, rekomendasi buy TP 1.500

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?
| Kamis, 25 Desember 2025 | 06:00 WIB

KRAS Dapat Suntikan Rp 4,93 Triliun dari Danantara, Tanda Kebangkitan Baja Nasional?

Kenaikan harga saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) belakangan ini dinilai lebih bersifat spekulatif jangka pendek.

INDEKS BERITA

Terpopuler