Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru

Senin, 03 November 2025 | 05:10 WIB
Bisnis Maskapai Menanti Momen Nataru
[ILUSTRASI. Pesawat komersial bersiap mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (1/1/2025). Indonesia National Air Carrier Association (INACA) menyatakan, industri penerbangan RI selama tahun 2024 tidak baik-baik saja. Beberapa faktor menjadi penyebabnya, seperti persaingan bisnis yang tajam dan biaya penerbangan yang masih tinggi, terutama dipengaruhi oleh naiknya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah. (KONTAN/Cheppy A. Muchlis)]
Reporter: Lydia Tesaloni | Editor: Fahriyadi .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri penerbangan tengah bersiap menghadapi lonjakan permintaan penumpang pada periode liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026.

Sejumlah maskapai anggota Indonesia National Air Carriers Association (INACA) mulai menambah frekuensi penerbangan hingga membuka rute tambahan guna mengantisipasi peningkatan jumlah penumpang, baik rute domestik maupun internasional.

Sekretaris Jenderal INACA Bayu Sutanto menyebutkan, sebagian perusahaan penerbangan telah menambah armada untuk menghadapi periode puncak liburan akhir tahun sebagai langkah antisipasi kenaikan permintaan.

Baca Juga: Ramai-ramai Pangkas Tarif Tiket Penerbangan

"Penambahan sesuai dengan ketersediaan pesawat. Ada penambahan armada di beberapa maskapai, tetapi tidak signifikan jumlahnya," ungkap Bayu kepada KONTAN, Minggu (2/11).

Ia memerinci, rute-rute domestik tujuan wisata, seperti Denpasar dan Yogyakarta, masih menjadi destinasi favorit pada periode libur akhir tahun. Sementara untuk rute internasional, permintaan tertinggi bakal mengarah ke Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok, dan Hong Kong.

Bayu memperkirakan, jumlah penumpang akan meningkat cukup signifikan dibanding periode Nataru tahun lalu. Untuk rute domestik, dia memproyeksikan, kenaikan mencapai 10% hingga 25%, sedangkan rute internasional bisa tumbuh 20% sampai 30%, seiring peningkatan mobilitas masyarakat dan permintaan wisata luar negeri.

Meski prospek musim liburan terlihat positif, Bayu mengakui, industri penerbangan masih menghadapi sejumlah tantangan operasional. Salah satunya adalah biaya operasional yang tinggi akibat kenaikan harga avtur dan kurs dollar AS serta kendala impor suku cadang pesawat.

"Sudah dua sampai tiga tahun ini permintaan domestik tidak signifikan kenaikannya, walaupun sudah dibantu diskon tarif dengan potongan PPN. Kendala operasional masih ada, terutama untuk importasi suku cadang, kenaikan kurs dollar Amerika Serikat (AS) atau USD, dan harga avtur," bebernya.

Di sisi lain, Bayu menambahkan, ketiadaan penyesuaian tarif batas atas (TBA) untuk penerbangan rute domestik menjadi tekanan tersendiri bagi para maskapai.

Selanjutnya: Gelombang PHK Masih Terus Menghantui Pekerja

Ini Artikel Spesial

Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.

Berlangganan dengan Google

Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.

Kontan Digital Premium Access

Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari

Rp 120.000
Business Insight

Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan

-
Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan
| Senin, 03 November 2025 | 08:07 WIB

Kredit Diprediksi Masih Flat Hingga Akhir Tahun, Saham BTPS Direkomendasikan Tahan

Meski belakangan tengah mengalami koreksi, sepanjang 2025 berjalan saham BTPS sudah mencetak kenaikan harga 46,52%.

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan
| Senin, 03 November 2025 | 07:46 WIB

Meneropong Prospek Saham DEWA di Tengah Transformasi Bisnis dan Otak-Atik Keuangan

Setiap kenaikan kapasitas 50 juta bcm membutuhkan investasi Rp 3,4 hingga Rp 4 triliun untuk pembelian alat berat dan peralatan pendukung.

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT
| Senin, 03 November 2025 | 07:25 WIB

Banjir Impor Biang Kerok Kontraksi TPT

IKI Oktober menujukkan 22 subsektor masih ekspansi, hanya industri tekstil yang mengalami kontraksi akibat tekanan pasar

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi
| Senin, 03 November 2025 | 07:22 WIB

Pendapatan Operasional Melejit, Laba Indomobil (IMAS) Melambung Tinggi

Sampai 30 September 2025, laba bersih PT Indomobil Sukses Internasional Tbk (IMAS) melejit 216,06% secara tahunan (yoy) jadi Rp 257,60 miliar.

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi
| Senin, 03 November 2025 | 07:19 WIB

Pertamina Klaim Hasil Uji Pertalite Sesuai Spesifikasi

Pertamina telah bergerak cepat menindaklanjuti laporan tersebut bersama Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM dan Lemigas.

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025
| Senin, 03 November 2025 | 07:18 WIB

Harga Batubara Melandai, Laba United Tractors (UNTR) Terbakar Dua Digit Per Q3 2025

Meski pendapatannya tumbuh, laba bersih  PT United Tractors Tbk (UNTR) tergerus 26% (yoy) menjadi Rp 11,5 triliun hingga September 2025.

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan
| Senin, 03 November 2025 | 07:16 WIB

Bahan Bakar Alternatif Bobibos Diluncurkan

Produk ini diberi nama Bobibos, yang merupakan akronim dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi
| Senin, 03 November 2025 | 07:14 WIB

Pasar Rumah Mewah Kebal dari Resesi

REI mencatat, penjualan rumah mewah per September 2025 tumbuh 7% secara tahunan. Pasar yang stabil mendorong developer aktif meluncurkan produk

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten
| Senin, 03 November 2025 | 07:11 WIB

Menangkap Cuan dari Dividen Emiten

Sejumlah saham emiten akan memasuki masa cum dividen interim sepanjang bulan November 2025. Apa yang harus dicermati investor?

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID
| Senin, 03 November 2025 | 07:10 WIB

Ini Daya Tahan Kinerja Anggota Holding Mind ID

Antam mendongkrak laba Mind ID, sedangkan kinerja PTBA dan Timah tertahan fluktuasi harga komoditas tambang

INDEKS BERITA

Terpopuler