Bisnis Sarana Menara (TOWR) Makin Lengkap Usai Akuisisi Serat Optik

Kamis, 24 November 2022 | 04:30 WIB
Bisnis Sarana Menara (TOWR) Makin Lengkap Usai Akuisisi Serat Optik
[]
Reporter: Nur Qolbi | Editor: Avanty Nurdiana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bisnis PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) di jaringan infrastruktur telekomunikasi semakin  komplet. Tak hanya berbisnis menara telekomunikasi, TOWR menambah panjang aset jaringan serat optik melalui akuisisi aset fiber optik sepanjang 10.800 kilometer (km) milik PT Alita Praya Mitra. Nilainya Rp 800 miliar. 

Akuisisi tersebut dinilai akan memberikan efek positif terhadap kinerja TOWR mulai tahun depan. Sebagai gambaran, dengan tambahan aset milik Alita Praya, TOWR akan memiliki total jaringan fiber optik sekitar 120.000 km. 

Analis BCA Sekuritas Mokhammad Fakhrul Arifin menilai, akuisisi Alita Praya akan memperkuat layanan TOWR sebagai penyedia layanan operator telekomunikasi. Pasalnya, para operator kini mencari bundling package yang paling menarik. 

Baca Juga: Geber Akuisisi Menara, Centratama (CENT) Perkokoh Posisi di Peringkat Ketiga

Dus, TOWR bisa menyewakan menara yang dilengkapi dengan fiber optik. "Fiber optik dari Alita akan memberikan nilai tambah bagi TOWR," kata Fakhrul, Rabu (23/11).

Apalagi, margin EBITDA dari fiber optik tergolong besar, yakni sekitar 60%-70%. Oleh sebab itu, penambahan aset fiber optik akan berefek positif bagi kinerja TOWR.

Sebagai catatan, saat ini, bisnis fiber optik TOWR dijalankan oleh iForte. Sebelum membeli aset Alita Praya, iForte memiliki jaringan serat optik  sekitar 110.000 km. Fiber optik ini dapat menghasilkan pendapatan alias revenue generating fiber dengan nilai kontrak jangka panjang dan tidak dapat dibatalkan sebesar lebih dari Rp 855 miliar.

Sebagian besar aset fiber optik ini digunakan untuk melayani pengoperasian menara telekomunikasi milik XL Axiata dan Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). Fiber optik ini terletak di beberapa lokasi strategis, termasuk Surabaya, Solo, Malang, dan Bali.

Ke depannya, para operator telekomunikasi juga akan memperluas jangkauannya ke Luar Jawa. TOWR menjadi salah satu pemain yang diunggulkan karena sudah mempunyai portofolio menara yang tersebar di sejumlah wilayah di Indonesia.

Analis Sucor Sekuritas Christofer Kojongian dalam riset 14 Oktober 2022 melihat, akuisisi fiber optik Alita akan menjadikan TOWR sebagai salah satu perusahaan dengan kepemilikan fiber optik terbesar di Indonesia. Akuisisi ini akan memperkuat layanan tower-fiber optik dan konektivitas pelanggan.

Baca Juga: Prospek Menara Telko Sedang Turun, Ini Rekomendasi Saham Tower Bersama (TBIG)

Per semester I-2022, sekitar 50% penyewa menara TOWR sudah terintegrasi dengan layanan fiber optik TOWR. "Kami melihat TOWR lebih awal menawarkan integrasi fiber optik ke layanan menara, saat TBIG baru mulai memperluas jangkauan fiber optiknya," ucap Christofer.

Ke depan, Christofer memproyeksikan, permintaan layanan menara dan fiber optik TOWR terus tumbuh seiring dengan kebutuhan data yang terus naik di tengah transformasi 4G. Pengembangan 5G juga menjadi katalis pengembangan jaringan lanjutan karena membutuhkan internet lebih cepat dan andal. 

"Oleh sebab itu, saya melihat operator telekomunikasi akan memesan lebih banyak menara untuk memperkuat dan memperluas jangkauannya," ujar dia.

Saat ini, TOWR memiliki pangsa pasar sekitar 25% di Indonesia. Rasio sewa TOWR pun naik menjadi 1,87x dan rasio utilitas serat sebesar 145%. Selain itu, sistem pendapatan juga menggunakan skema kontrak dengan masa kontrak hingga 10 tahun si.

Hingga akhir tahun ini, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Rizky Khaerunnisa dalam riset 28 September 2022 memprediksikan, TOWR dapat membukukan pendapatan sebesar Rp 9,46 triliun dengan laba bersih Rp 3,8 triliun.

Rikzy merekomendasikan overweight saham TOWR dengan target harga Rp 1.500 per saham. Target harga ini mencerminkan P/E sebesar 16,44 kali, PBV sebesar 4,33 kali, dan EV/EBITDA 14,02 kali.

Fakhrul mengatakan, harga saham TOWR saat ini masih diskon. Ia merekomendasikan buy saham TOWR dengan target harga Rp 2.200 per saham. Christofer merekomendasikan buy dengan target harga Rp 1.600 per saham. 

Baca Juga: Kinerja Saham TOWR dan TBIG Negatif Pada Oktober 2022, Simak Prospeknya ke Depan

Rabu (23/11), saham TOWR  turun 0,44% ke posisi Rp 1.130  per saham.        

 

Bagikan

Berita Terbaru

Terbitkan Saham Baru, Darma Henwa (DEWA) Konversi Utang Rp 1,1 Triliun
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 14:31 WIB

Terbitkan Saham Baru, Darma Henwa (DEWA) Konversi Utang Rp 1,1 Triliun

Aksi korporasi ini akan memperbaiki struktur permodalan DEWA. Rasio utang terhadap modal jadi lebih rendah. 

Rekomendasi Saham INKP dan TKIM di Tengah Kenaikan Harga Pulp
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:18 WIB

Rekomendasi Saham INKP dan TKIM di Tengah Kenaikan Harga Pulp

Harga bahan baku kertas, khususnya kraft pulp menunjukkan tren kenaikan sehingga menjadi sentimen positif untuk emiten kertas

Cetak Rekor, Prospek Emas Antam Masih Menjanjikan
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:16 WIB

Cetak Rekor, Prospek Emas Antam Masih Menjanjikan

Lonjakan harga emas turut memoles harga emas Aneka Tambang (Antam) yang mencapai rekor tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH).

Emiten Properti Masih Diadang Daya Beli
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 10:12 WIB

Emiten Properti Masih Diadang Daya Beli

Meski ada pemangkasan suku bunga, prospek sektor properti masih dihantui penurunan daya beli masyarakat

Bukan Tunda Opsen Pajak tapi Pemda Beri Insentif
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:40 WIB

Bukan Tunda Opsen Pajak tapi Pemda Beri Insentif

Kementerian Keuangan (Kemkeu) menegaskan, kebijakan opsen pajak daerah tetap berlaku mulai 5 Januari 2025

Dalam 3 Tahun, Tapera Salurkan FLPP Rp 76 Triliun
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:36 WIB

Dalam 3 Tahun, Tapera Salurkan FLPP Rp 76 Triliun

BP Tapera telah menyalurkan dana fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) sejak 2022 hingga kini total mencapai Rp 76,04 triliun.

Penyerapan Beras Petani 70% saat Panen Raya Padi
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:33 WIB

Penyerapan Beras Petani 70% saat Panen Raya Padi

Meski dalam penugasan ditargetkan 2 juta ton, namun penyerapan beras petani oleh Bulog diharapkan bisa mencapai 3 juta ton.

Lesu Daya Beli Bikin Ekonomi Bantet
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 07:12 WIB

Lesu Daya Beli Bikin Ekonomi Bantet

Geliat bisnis yang lesu, daya beli yang masih lemah hingga upah riil yang gagal penuhi kebutuhan dasar bikin ekonomi lesu

Ketar-Ketir Daya Beli Masyarakat Indonesia Mengendur
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 06:38 WIB

Ketar-Ketir Daya Beli Masyarakat Indonesia Mengendur

Head of Macroeconomic Research Bank BCA Barra Kukuh Mamia memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 sebesar 4,9% year on year (YoY).

Utang Kaum Muda
| Sabtu, 18 Januari 2025 | 04:33 WIB

Utang Kaum Muda

Perlu upaya ekstra untuk mengedukasi para generasi muda kita agar bisa lebih bijak dalam berbelanja kebutuhan.

INDEKS BERITA

Terpopuler