Bisnis Tertekan, Bank Kecil Gagal Cuan

Rabu, 10 April 2019 | 11:20 WIB
Bisnis Tertekan, Bank Kecil Gagal Cuan
[]
Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kinerja perbankan sepanjang 2018 tidak semuanya menggembirakan, terutama dari segmen bank kecil. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat di 2018 laba industri perbankan tetap tumbuh 14,37% secara year on year (yoy) mencapai Rp 150,01 triliun. Naik dari Rp 131,15 triliun di periode sama 2017.

Sayang, yang menikmati cuan besar hanya bank besar yang masuk kelas Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) IV. Sejumlah bank kecil di kelas BUKU I, dan BUKU II justru mencatat kerugian. Pada kategori BUKU I misalnya ada PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) sepanjang 2018 mencatat rugi bersih Rp 136,98 miliar. Padahal pada 2017 bank ini meraih laba bersih Rp 14,42 miliar.

Dalam keterangan resmi Bank Yudha Bhakti ke Bursa Efek Indonesia (BEI) dijelaskan, kerugian disebabkan koreksi atas kekurangan cadangan kerugian penambahan nilai (CKPN).

Misalnya koreksi audit atas kekurangan pembentukan CKPN individual dari debitur Altamoda Group sebesar Rp 141,66 miliar, pembentukan CKPN kolektif senilai Rp 26,35 miliar, dan pembentukan CKPN tagihan asuransi senilai Rp 6,88 miliar.

Tahun lalu, kami mencadangkan CKPN sangat besar sebagai akibat peningkatan non performing loan (NPL), kata Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Denny Mahmuradi kepada KONTAN, Selasa (9/4).

Pada 2018 NPL gross Bank Yudha Bhakti mencapai 15,75%, dan NPL nett mencapai 9,92%. Tahun ini dengan adanya penguatan permodalan dari investor strategis, serta penguatan digitalisasi dan transformasi bisnis kami optimistis kinerja akan membaik, sambung Denny.

Bulan lalu perusahaan teknologi finansial (tekfin) Akulaku resmi menjadi pemegang saham baru Bank Yudha Bhakti dengan kepemilikan saham 8,9% senilai Rp 158 miliar.

BUKU I lain yang gagal cuan di 2018 adalah PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) dengan mencatatkan rugi bersih Rp 100,13 miliar. Kerugian membengkak dari 2017 senilai Rp 76,25 miliar. Sementara Bank J Trust Indonesia (BCIC) menjadi contoh BUKU II yang gagal cuan tahun lalu dengan mencetak rugi bersih Rp 401,10 miliar. Padahal pada 2017 Bank J Trust masih dapat laba bersih Rp 112,98 miliar.

Adapun beberapa bank kategori BUKU III sebenarnya masih mencatat laba, namun menurun. Bank Tabungan Negara (BTN), dan Bank Mayapada misalnya. Laba BTN menciut 7,25% yoy menjadi Rp 2,80 triliun dari Rp3,02 triliun. Adapun laba Bank Mayapada turun 35,23% menjadi Rp 437,41 miliar dari Rp 675,40 miliar.

Penyebab penurunan laba kedua bank ini sama yakni ada penambahan CKPN guna memenuhi ketentuan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) 71.

Bagikan

Berita Terbaru

Anggaran Jumbo MBG
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Anggaran Jumbo MBG

Pemerintah harus memastikan program MBG dengan dana jumbo itu bisa menjangkau target yang dipatok lebih banyak dari jumlah orang miskin.

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 07:00 WIB

Menyikapi Polemik Pertumbuhan Ekonomi

Badan Pusat Statistik (BPS) dituntut terbuka untuk menjabarkan metodologi dan asumsi perhitungan PDB.

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:20 WIB

Theo Lekatompessy Membagi Portofolio Sesuai Tujuan Investasi

Theo Lekatompessy, Komisaris Independen PT Temas Tbk (TMAS) membagikan strateginya dalam berinvestasi

Rukun Raharja (RAJA) dan Petrosea (PTRO) Berkongsi Akuisisi Entitas Grup Hafar
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:15 WIB

Rukun Raharja (RAJA) dan Petrosea (PTRO) Berkongsi Akuisisi Entitas Grup Hafar

Kedua emiten pertambangan ini berkongsi mengakuisisi dua perusahaan milik Grup Hafar. Yakni, PT Hafar Daya Konstruksi dan PT Hafar Daya Samudera.​

Upaya Arkora Hydro Tbk (ARKO) Lewat Anak Usaha Baru
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:10 WIB

Upaya Arkora Hydro Tbk (ARKO) Lewat Anak Usaha Baru

Mengupas profil dan strategi bisnis di sektor EBT dari PT Arkora Hydro Tbk (ARKO) pasca membangun dua anak usaha baru 

Harga dan Permintaan Komoditas Mendaki, Saham Emiten CPO Melejit Tinggi
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:05 WIB

Harga dan Permintaan Komoditas Mendaki, Saham Emiten CPO Melejit Tinggi

Mayoritas saham emiten produsen minyak sawit (CPO) tumbuh kencang sejak awal tahun ini atau year to date (ytd). 

Permintaan Alat Berat Sektor Tambang Anjlok, Sektor Pertanian Naik
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:04 WIB

Permintaan Alat Berat Sektor Tambang Anjlok, Sektor Pertanian Naik

Secara total, permintaan yang meningkat dari sektor pertanian mendorong produksi alat berat mencapai 4.460 unit per semester I-2025.

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar dalam Sepekan Ini
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 06:00 WIB

Rupiah Terangkat Pelemahan Dolar dalam Sepekan Ini

Rupiah ditutup melemah 0,33% ke Rp 16.169 pada perdagangan Jumat (15/8) dari perdagangan sehari sebelumnya.

BEI Membuka Kembali Suspensi Saham Tiga Emiten
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 05:55 WIB

BEI Membuka Kembali Suspensi Saham Tiga Emiten

Ketiganya adalah saham PT Futura Energi Global Tbk (FUTR), PT Multipolar Technology Tbk (MLPT), dan PT Pradiksi Gunatama Tbk (PGUN). ​

 Investor China Melirik Kawasan Industri RI
| Sabtu, 16 Agustus 2025 | 05:53 WIB

Investor China Melirik Kawasan Industri RI

Peningkatan investasi dari China bisa mempercepat pertumbuhan industri di Indonesia. Adapun tren ekspansi di Jabodetabek tetap tumbuh positif

INDEKS BERITA

Terpopuler