KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lelang lima Wilayah Kerja (WK) minyak dan gas bumi (migas) atau blok migas tahap pertama di tahun 2019 masih menyisakan tiga blok migas. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) kemarin hanya menetapkan dua pemenang lelang blok migas itu.
Pemerintah memutuskan lelang Blok Anambas dimenangkan oleh Kufpec Regional Ventures (Indonesia) Ltd. Blok Selat Panjang dimenangkan oleh Konsorsium Sonoro Energy Ltd dengan PT Menara Global Energi.
Sementara tiga Blok Migas yang belum memiliki pemenang, antara lain Blok West Ganal, Blok West Kaimana, dan Blok West Kampar.
Wakil Menteri ESDM, Arcandra Tahar beralasan, tiga blok belum diputuskan pemenangnya lantaran sejumlah perusahaan yang mengikuti lelang belum memenuhi persyaratan untuk dinyatakan sebagai pemenang. "Kami akan melakukan tender ulang untuk memastikan beberapa hal agar lebih jelas," ujarnya ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Selasa (7/5).
Dalam proses lelang, Kementerian ESDM perlu memastikan sejumlah hal, khususnya berkenaan dengan poin-poin proposal yang diajukan oleh perusahaan peserta lelang. Namun sayangnya, Arcandra enggan merinci poin-poin mana saja yang dirasa masih kurang jelas. "Kami ingin mendapatkan informasi lebih tentang komitmen kepastian," klaimnya.
Asal tahu saja, dalam catatan Kementerian ESDM, Blok West Kaimana memang tidak ada peminat sama sekali, sementara West Kampar terdapat dua peminat, yakni Starborn Energy Bontang Pte.Ltd. dan Nusa Development Sdn.Bhd.
Sementara untuk Blok West Ganal dengan peserta lelang oleh Konsorsium PT Pertamina (Persero) ENI Indonesia Limited bersaing dengan Neptune Energy Muara Bakau BV. Tidak ada pemenang. Mereka tidak penuhi syarat. Makanya akan dilelang ulang besok (Rabu 8/5), tandas Arcandra.
Sementara itu, dari dua blok migas yang memiliki pemenang, Kementerian ESDM mengantongi dana Komitmen Kerja Pasti (KKP) senilai US$ 109,2 juta dan bonus tandatangan atau signature bonus senilai US$ 7,5 juta.
Dengan rincian, Kufpec Regional Ventures di Blok Anambas dengan komitmen investasi sebesar US$ 35,2 juta dan signature bonus sebesar US$ 2,5 juta. Sementara Konsorsium Sonoro Energy Ltd - PT Menara Global Energi di WK Selat Panjang dengan komitmen investasi sebesar US$ 74 juta dan signature bonus sebesar US$ 5 juta.
Deputi Bidang Perencanaan SKK Migas, Arizon Jaffee Suardin yakin, lelang blok migas di tahun ini berpeluang tumbuh. Sebab, sekarang ini pemerintah menyiapkan Indonesia Oil and Gas Institute (IOGI) yang berperan menaikkan produksi. "Juga mengoptimalkan biaya dan meningkatkan cadangan," terangnya.
Lagi pula, kata Jafee, komitmen eksplorasi kepada peserta lelang masih besar. Itu lantaran, blok migas yang diminati seperti Blok West Ganal memiliki potensi produksi migas yang besar "Tidak ingat persis angkanya, tapi memang potensinya sangat besar," tandasnya.
Pertanyakan hasil lelang
Salah satu peserta lelang blok migas, yakni Neptune Energy Muara Bakau BV dinyatakan tidak memenuhi syarat untuk memenangi lelang wilayah Blok West Ganal.
Managing Director Neptune Energy Muara Bakau, Eko Lumadyo mengaku mempertanyakan alasan tidak adanya pemenang dalam Blok West Ganal yang diikuti oleh perusahaannya itu. Apalagi, dalam lelang ini, Neptune Energy bersaing dengan konsorsium PT Pertamina (Persero) dan ENI Indonesia Ltd.
Sebaliknya, Country Manager Kuwait Foreign Petroleum Exploration Co. (Kufpec Regional Ventures), Abdulaziz Al-Mousawi bilang, pihaknya gembira atas hasil yang dicapai, terlebih melihat timeline proses lelang yang dianggap terlalu pendek. "Tidak ada target khusus untuk blok eksplorasi namun untuk Anambas, (karena) dekat dengan blok kami yang lain," ungkapnya.
Abdulaziz menambahkan, perusahaan tertarik dengan skema gross split yang diterapkan. Soalnya, skema ini mempengaruhi proses persetujuan yang lebih cepat dalam proses tender, khususnya terkait keekonomian.