BPS Sebut Kenaikan Upah ART Ikut Memicu Inflasi Inti di Maret

Selasa, 02 April 2019 | 08:10 WIB
BPS Sebut Kenaikan Upah ART Ikut Memicu Inflasi Inti di Maret
[]
Reporter: Benedicta Prima | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA.  Indeks harga konsumen bergerak naik sepanjang Maret. Badan Pusat Statistik mencatat inflasi bulanan untuk Maret sebesar 0,11%. Jika dibandingkan dengan Maret tahun lalu, inflasi bulan lalu sebesar 2,48% year on year (yoy). Sementara inflasi tahun berjalan, Januari-Maret sebesar 0,35% year-to-date.

Inflasi inti selama Maret tercatat sebesar 0,16% dan 3,03% year on year (yoy). Meskipun angka ini lebih rendah dibandingkan dengan Februari yang sebesar 0,26% dan 3,06% yoy. Kepala BPS Suhariyanto menjelaskan, tekanan terhadap inflasi inti antara lain akibat kenaikan harga mengontrak rumah dan upah asisten rumah tangga (ART). Tak hanya itu, kenaikan tarif transportasi udara juga turut menyulut inflasi inti Maret 2019.

Meski begitu, Suhariyanto meyakini, menurunnya inflasi inti kali ini bukan karena daya beli masyarakat menurun. "Daya beli tidak rendah karena inflasi inti masih tinggi," katanya, Senin (1/4).

Sementara inflasi dari harga diatur pemerintah alias administered price tercatat 0,08% dan 3,25% yoy. Sedangkan inflasi bergejolak alias volatile food mencatatkan deflasi 0,02% dengan inflasi tahunan sebesar 0,16%. Deflasi ini sejalan dengan penurunan harga pada sejumlah komoditas, seperti daging ayam ras, telur ayam ras, hingga ikan segar.

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede inflasi tahunan Maret 2019 menjadi inflasi terendah sejak akhir 2018. Ia melihat ini berarti suplai terjaga memasuki panen raya padi. Selain itu, rendahnya inflasi Maret mengindikasikan koordinasi pemerintah dan Bank Indonesia (BI) sangat baik dalam menjaga ketersediaan barang.

"Namun, inflasi tahunan kami perkirakan cenderung meningkat dan mencapai puncaknya tahun ini," ujar Josua. Terutama memasuki Ramadan dan Idul Fitri serta tahun ajaran baru sekolah.

Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menambahkan, April juga berpotensi inflasi karena menjelang Puasa dan Lebaran. Sebab konsumsi masyarakat biasanya mengingat. Lana juga mengingatkan, jika April ini Indeks Harga Konsumen (IHK) rendah, maka perlu waspada. Sebab bisa jadi, pertumbuhan ekonomi melambat lantaran konsumsi masyarakat turun. Ia menyarankan pemerintah harus menjaga harga bahan makanan tidak melonjak. Khususnya bahan pokok seperti daging yang biasanya banyak diperlukan saat puasa

 

Bagikan

Berita Terbaru

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga
| Sabtu, 22 November 2025 | 09:00 WIB

YELO Bakal Perkuat Bisnis Fixed Broadband Internet ke Segmen Rumah Tangga

PT Yeloo Integra Datanet Tbk (YELO) tengah menghadapi masa sulit sepanjang sembilan bulan tahun 2025 ini.

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Mengejar Target Pajak Lewat Digitalisasi

Untuk mengejar target pajak penghambat sitem coretax harus segera dibenahi supaya optimalisasi penerimaan pajak terpenuhi..​

Cetak Pekerja Miskin
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Cetak Pekerja Miskin

Negara dan dunia kerja harus mulai merombak strategi dunia tenaga kerja yang bisa menumbuhkan produktivitas serta gaji yang mumpuni.

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat
| Sabtu, 22 November 2025 | 07:00 WIB

Bos Hotel Sahid Ingatkan Investor dalam Berinvestasi Jangan Ikut-ikutan Tren Sesaat

Dana yang ia miliki sebagian besar kembali ia putar untuk memperkuat modal usaha, ekspansi di berbagai unit bisnis yang ia kelola. 

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:38 WIB

Setelah Izinnya Dicabut, Kini P2P Lending Crowde Digugat Bank Mandiri Rp 730 Miliar

Gugatan ini bukan kali pertama dilayangkan Bank Mandiri. 1 Agustus lalu, bank dengan logo pita emas ini juga mengajukan gugatan serupa.

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa
| Sabtu, 22 November 2025 | 06:30 WIB

Ini Bisa Jadi Valas Pilihan Saat Dolar AS Perkasa

Volatilitas tinggi di pasar valuta asing memerlukan kehati-hatian dan sesuaikan dengan profil risiko

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:20 WIB

Dharma Polimetal (DRMA) Bersiap Akuisisi dan Ekspansi Bisnis

DRMA sedang merampungkan akuisisi PT Mah Sing Indonesia. Akuisisi 82% saham perusahaan komponen plastik tersebut mencatat nilai Rp 41 miliar.

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi
| Sabtu, 22 November 2025 | 05:17 WIB

Jasnita Telekomindo (JAST) Memacu Ekspansi Bisnis Berbasis Teknologi

Melihat rencana bisnis PT Jasnita Telekomindo Tbk (JAST) yang tengah memperkuat portofolio produk berbasis teknologi

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:55 WIB

Banyak Fraud, Industri Fintech Butuh Penjaminan

Risiko tinggi bikin asuransi fintech lending sulit dibuat dan butuh persiapan yang sangat matang agar tidak menambah risiko

Menakar Plus Minus Produk Pembiayaan untuk Investasi Reksadana
| Sabtu, 22 November 2025 | 04:50 WIB

Menakar Plus Minus Produk Pembiayaan untuk Investasi Reksadana

Bank Sinarmas resmi meluncurkan fasilitas kredit untuk produk reksadana milik PT Surya Timur Alam Raya Asset Management. 

INDEKS BERITA

Terpopuler