Bukan Negeri Autopilot

Selasa, 08 April 2025 | 06:07 WIB
Bukan Negeri Autopilot
[ILUSTRASI. TAJUK - Ahmad Febrian]
Ahmad Febrian | Redaktur Pelaksana

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Terbukti, perang di era digital bukan saling menyiagakan moncong senapan, serangan udara atau pendaratan infanteri. Perang ekonomi atau perang dagang kini menyelimuti dunia. Geopolitik dan ekonomi memanas, seiring kebijakan tarif resiprokal yang akan diberlakukan Amerika Serikat (AS) pada 9 April esok.

Pasar keuangan terpapar paling awal. Bursa saham sejagat anjlok. Bursa saham Indonesia menanti giliran hari ini, setelah libur panjang Lebaran. Sementara kontrak rupiah off shore alias kontrak non deliverable forward (NDF) yang diperdagangkan di pasar luar negeri sempat menyentuh Rp 17.006 per dolar AS, usai Presiden AS, Donald Trump mengumumkan pengenaan tarif impor ke sejumlah negara.

Kemarin, rupiah bertengger di Rp 16.821,5 per dolar AS. Bank Indonesia (BI) cuma menggarami air laut dengan intervensi di pasar NDF.

Sudah saatnya pemerintah mengambil tindakan nyata. Tak perlu mengeluarkan pernyataan retorika. "Semua negara di dunia jeblok atau ini faktor global". Secara fundamental, Indonesia sangat lemah. Tengok saja risiko investasi alias Credit Default Swap (CDS) per Senin (7/4) menyentuh 122,82. Tertinggi sejak September 2022, saat pandemi Covid 19 masih berkecamuk.

Mari kita bandingkan. Kemarin CDS Malaysia di 57,19 dan CDS Filipina di 57,35.  Artinya risiko berinvestasi di Indonesia lebih tinggi dibandingkan Malaysia dan Filipina. 

Pemerintah juga sebaiknya tak lagi beretorika. Seperti jargon antek asing atau saat masa Joko Widodo, "Ada Rp 11.000 triliun uang kita di luar negeri". Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, juga harus berperan aktif. Jangan terus melaksanakan kunjungan yang terkesan untuk persiapan pemilu 2029.

Menghadapi tarif Trump ada dua pilihan. Pertama, langkah gercep Vietnam. Sehari setelah pengumuman tarif impor, Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Tom Lam langsung menelepon Trump. Negeri yang pernah berperang dengan AS dan jadi basis produksi China itu, membahas penghapusan tarif AS. Trump juga mengadakan pembicaraan dengan India dan Israel. Pilihan kedua, mengikuti China yang membalas AS dengan tarif 34%.

Bagaimana Indonesia? Negara yang katanya Macan Asia ini baru akan bertolak ke AS paling lambat 17 April 2025. Sepertinya, bagi penguasa, libur panjang lebih penting dibanding mengurus negeri yang sedang dalam keadaan genting. Negeri ini tidak bisa diurus dengan mode autopilot. Perlu gercep.

Selanjutnya: Industri Nikel Indonesia Masih Mengandalkan China

Bagikan

Berita Terbaru

Lanjut Ekspansi, Emiten Tommy Soeharto (GTSI) Akan Buat JV di Bisnis Hulu-Hilir LNG
| Selasa, 08 April 2025 | 11:56 WIB

Lanjut Ekspansi, Emiten Tommy Soeharto (GTSI) Akan Buat JV di Bisnis Hulu-Hilir LNG

GTSI akan berkongsi dengan dengan mitra strategis dari dalam negeri dengan teknologi yang berasal dari luar negeri.

Kinerja Tempo Scan Group (TSPC) Meningkat di Tengah Gejolak Ekonomi Domestik & Global
| Selasa, 08 April 2025 | 11:39 WIB

Kinerja Tempo Scan Group (TSPC) Meningkat di Tengah Gejolak Ekonomi Domestik & Global

Pelemahan daya beli dapat memicu penurunan harga produk FMCG dan farmasi karena tekanan persaingan yang makin intens.​

Pemerintah Perlu Menjaga Kelas Menengah
| Selasa, 08 April 2025 | 10:52 WIB

Pemerintah Perlu Menjaga Kelas Menengah

Menjaga daya beli dan kestabilan kelas menengah di tengah tekanan ekonomi yang meningkat dinilai menjadi hal yang penting

Waspada Efek Penurunan Harga Minyak
| Selasa, 08 April 2025 | 10:42 WIB

Waspada Efek Penurunan Harga Minyak

Anjloknya harga minyak mentah dunia akan berdampak terhadap penurunan penerimaan negara bukan pajak (PNBP)

Kinerja Saham IPO Kuartal I-2025 Bervariasi, RATU Melesat Paling Tinggi
| Selasa, 08 April 2025 | 10:42 WIB

Kinerja Saham IPO Kuartal I-2025 Bervariasi, RATU Melesat Paling Tinggi

Emiten anyar yang porsi penjatahan untuk publik besar harga sahamnya di pasar sekunder cenderung terkoreksi.

Profit 24,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis (8 April 2025)
| Selasa, 08 April 2025 | 08:54 WIB

Profit 24,44% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Turun Tipis (8 April 2025)

Harga emas Antam (8 April 2025) ukuran 1 gram Rp 1.754.000. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 24,44% jika menjual hari ini.

Koreksi Besar-Besaran di Aset Kripto, Terguncang Sentimen Tarif Resiprokal Trump
| Selasa, 08 April 2025 | 08:39 WIB

Koreksi Besar-Besaran di Aset Kripto, Terguncang Sentimen Tarif Resiprokal Trump

Tekanan jual saat ini terjadi di tengah kondisi fear and greed index yang mendekati zona “ketakutan ekstrem”.

Simak Rekomendasi Saham Emiten Migas di Tengah Pelemahan Harga Komoditas
| Selasa, 08 April 2025 | 08:12 WIB

Simak Rekomendasi Saham Emiten Migas di Tengah Pelemahan Harga Komoditas

Ketidakpastian kembali menghantui emiten-emiten di sektor minyak dan gas (migas) seiring pelemahan harga minyak mentah .

Emiten Barang Konsumsi Mewaspadai Volatilitas Harga Bahan Baku
| Selasa, 08 April 2025 | 08:08 WIB

Emiten Barang Konsumsi Mewaspadai Volatilitas Harga Bahan Baku

Dari sisi pendapatan, mayoritas emiten barang konsumsi berhasil membukukan pertumbuhan. Namun, dari sisi laba bersih, hasilnya bervariasi.

Lalu Lintas Mudik dan Balik Lebaran Memoles Prospek Jasa Marga (JSMR)
| Selasa, 08 April 2025 | 08:05 WIB

Lalu Lintas Mudik dan Balik Lebaran Memoles Prospek Jasa Marga (JSMR)

Berkah terbesar arus mudik dan arus balik Lebaran 2025 akan diraup PT Jasa Marga Tbk (JSMR), operator jalan tol terbesar di Indonesia

INDEKS BERITA

Terpopuler