Bunga Acuan Turun, Investor Menyerbu SBR007

Jumat, 26 Juli 2019 | 06:45 WIB
Bunga Acuan Turun, Investor Menyerbu SBR007
[]
Reporter: Dimas Andi | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Keputusan Bank Indonesia (BI) menurunkan suku bunga acuan BI 7-day reverse repo rate (BI 7-DRR) berimbas positif pada penjualan saving bond ritel (SBR) seri SBR007. Para agen penjual SBR rata-rata sukses menjual surat utang ritel tersebut.

Sampai hari terakhir penawaran SBR007 kemarin (25/7), rata-rata agen penjual menyatakan penjualan SBR yang dilakukan sukses melewati target awal. Ambil contoh penjualan SBR007 di Bank Rakyat Indonesia (BRI).

Direktur Konsumer BRI Handayani mengungkapkan, sampai Kamis (25/7), pihaknya telah mengumpulkan dana sebesar Rp 300,1 miliar dari penjualan SBR007. Angka ini melebihi target awal yang ditetapkan bank tersebut, sebesar Rp 100 miliar.

Bahkan, BRI masih berpotensi mendapat tambahan dana sebanyak Rp 11 miliar. Pasalnya, saat dihubungi KONTAN, masih ada sebagian nasabah yang belum melakukan pembayaran. Batas waktu pembayaran yang bisa dilakukan maksimal tiga jam sesudah pemesanan, ujar Handayani, kemarin.

Baca Juga: Penjualan SBR007 di BRI mencapai Rp 300,1 miliar

Bank Mandiri juga sukses menjajakan SBR007. Senior Vice President Wealth Managament Group Bank Mandiri Elina Wirjakusuma menyampaikan, Bank Mandiri berhasil memperoleh dana sebanyak Rp 552,2 miliar. Jumlah tersebut di atas target awal yang ditetapkan bank pelat merah ini, yakni Rp 350 miliar.

Penjualan SBR007 melalui perusahaan teknologi finansial (fintek) juga cukup besar. Ambil contoh penjualan SBR melalui Tanamduit.

PT Star Mercato Capitale, pengelola Tanamduit, berhasil mengumpulkan dana sekitar Rp 22,5 miliar dari penjualan SBR007. Jumlah tersebut melampaui target awal yang ditetapkan sebesar Rp 15 miliar.

Penjualan Bank Tabungan Negara (BTN) sedikit meleset. Direktur Konsumer BTN Budi Satria mengatakan, bank pelat merah ini baru meraup penjualan 70% dari target hingga Rabu (24/7) lalu. BTN memasang target indikatif penjualan SBR007 sebesar Rp 50 miliar.

Investor baru

Direktur Pengembangan Bisnis Tanamduit Muhammad Hanif mengatakan, antusiasme investor terhadap SBR007 tergolong besar. Terbukti, jumlah investor yang memesan SBR007 melalui Tanamduit mencapai lebih dari 1.000 investor.

Selain itu, penurunan tingkat suku bunga acuan dalam negeri juga membuat prospek surat utang ritel ini makin menarik. Barangkali Anda lupa, saat ini BI 7-DRR berada di level 5,75%. Sementara batas bawah kupon SBR007 ditetapkan di 7,5%.

Artinya, bila suku bunga turun, kupon SBR007 tidak akan turun ke bawah 7,5%. Sebaliknya, bila suku bunga naik, selisih antara kupon SBR dengan suku bunga dipatok tetap sebesar 1,5%. "Kupon SBR007 jadi sangat menarik karena bunga deposito ikut turun mengikuti arah suku bunga acuan, ujar Elina.

Baca Juga: Lewati target, Tanamduit catat penjualan SBR007 sekitar Rp 22,5 miliar

Penjualan SBR seri terbaru ini juga cukup sukses menggaet investor baru. Hanif menuturkan, banyak di antara investor SBR007 di Tanamduit merupakan investor yang pertama kali memesan surat berharga negara (SBN) ritel.

Kondisi serupa juga terlihat di Bank Negara Indonesia (BNI). Hampir 50% investor SBR007 ini merupakan investor yang belum pernah memiliki obligasi, beber Widi Hantono, Vice President Wealth Management Division BNI.

Jumlah investor milenial juga cukup besar. Bank Mandiri misalnya, mencatat sekitar 38% pembeli SBR007 di bank tersebut merupakan kalangan milenial. Sementara investor dari generasi Y (usia 39-55 tahun) sekitar 35%.

Baca Juga: Minat investor tinggi, penjualan SBR007 berhasil melewati target

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan
| Kamis, 18 September 2025 | 08:38 WIB

Harga Saham BBRI Kembali ke Jalur Menanjak Seiring Akumulasi Blackrock dan JP Morgan

Pertumbuhan kredit Bank BRI (BBRI) diproyeksikan lebih bertumpu ke segmen konsumer dan korporasi, khususnya di sektor pertanian dan perdagangan. 

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan
| Kamis, 18 September 2025 | 07:55 WIB

Investor Asing Pandang Netral ke Perbankan Indonesia, BBCA, BMRI, & BBRI Jadi Jagoan

Likuiditas simpanan dan penyaluran kredit perbankan yang berpotensi lebih rendah sepanjang tahun ini jadi catatan investor asing.

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah
| Kamis, 18 September 2025 | 07:19 WIB

Menanti Tuah Stimulus Saat Ekonomi Masih Lemah

Meski berisiko, penempatan dana ini bisa jadi sentimen positif bagi saham perbankan, karena ada potensi perbaikan likuiditas dan kualitas aset.

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun
| Kamis, 18 September 2025 | 07:15 WIB

JITEX Bidik Transaksi Rp 14,9 Triliun

JITEX 2025 diikuti  335 eksibitor dan 258 buyer. Tahun ini kami menghadirkan buyer internasional dari sembilan negara dan lebih banyak investor

 Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi
| Kamis, 18 September 2025 | 07:12 WIB

Pengusaha Minta Setop Impor Baki Makan Bergizi

Kapasitas produksi dalam negeri dinilai mampu memenuhi kebutuhan food tray program MBG. sehingga tidak perlu impor

Progres Proyek LRT  Fase 1B Capai 69,88%
| Kamis, 18 September 2025 | 07:00 WIB

Progres Proyek LRT Fase 1B Capai 69,88%

Pada Zona 1, yakni Jl. Pemuda Rawamangun dan Jl. Pramuka Raya, progres pembangunan telah mencapai 69,06%

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu
| Kamis, 18 September 2025 | 06:58 WIB

Penjualan Ciputra (CTRA) Bisa Terpacu Tren Bunga Layu

CTRA berada di posisi yang tepat untuk mempertahankan pertumbuhan, margin, dan mendorong nilai jangka panjang

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru
| Kamis, 18 September 2025 | 06:57 WIB

Permintaan Tumbuh, BSDE Rajin Merilis Ruko Baru

BSDE mengantongi marketing sales ruko Rp 1,26 triliun atau berkontribusi sekitar 25% dari total pra-penjualan di semester I-2025

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut
| Kamis, 18 September 2025 | 06:55 WIB

Suku Bunga The Fed Turun, Pelemahan Indeks Dolar AS Masih Bisa Berlanjut

Penurunan suku bunga Federal Reserve biasanya turut menyebabkan dolar AS melemah dalam jangka pendek

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang
| Kamis, 18 September 2025 | 06:52 WIB

Izin Ekspor Freeport Tak Diperpanjang

Ekspor konsentrat tembaga telah dilarang sejak 1 Januari 2025 berdasarkan Permendag Nomor 22 Tahun 2023 junto Permendag Nomor 20 Tahun 2024.

INDEKS BERITA

Terpopuler