Buntut Kasus SNP, Perusahaan Pembiayaan Belum Berani Jor-joran Terbitkan MTN

Kamis, 09 Mei 2019 | 02:42 WIB
Buntut Kasus SNP, Perusahaan Pembiayaan Belum Berani Jor-joran Terbitkan MTN
[]
Reporter: Ferrika Sari | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kasus yang membelit SNP Finance berbuntut kurang mengenakkan bagi perusahaan pembiayaan lain. Belakangan perusahaan multifinance lebih banyak mengandalkan perbankan sebagai sumber dana. Maklum, kepercayaan investor terhadap penerbitan surat utang seperti medium term notes (MTN) belum kembali pulih.

Managing Director PT Indosurya Inti Finance Mulyadi Tjung mengatakan, sekitar 90% pendanaan perusahaan berasal dari perbankan, baik itu berasal dari bank domestik maupun asing. Menurutnya, pendanaan dari perbankan lebih mudah diperoleh dibandingkan sumber dana lain.

Penerbitan MTN sudah masuk rencana bisnis perusahaan. "Tapi masih menunggu kondusif, kami melihat dari persepsi pasar multifinance membaik dan ekspektasi bunga MTN yang diterbitkan juga turun," terang Mulyadi.

Ada juga PT Radana Bhaskara Finance Tbk yang tahun ini mengandalkan perbankan. Padahal pada 2017, Radana Finance cukup gencar menerbitkan MTN.

Dari data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan pembiayaan ini sempat menerbitkan surat utang jangka menengah itu sebanyak tiga kali. Adapun nilai total penerbitan MTN saat itu sebesar Rp 185 miliar.

Direktur Utama Radana Finance Evy Indahwaty mengatakan, pihaknya membutuhkan pendanaan dari bank sebesar Rp 1 triliun pada tahun ini. Adapun pendanaan itu berasal dari perbankan domestik 80%, sisanya dari bank luar negeri.

Saat ini, menurut Evy, pendanaan dari perbankan lebih memungkinkan ketimbang penerbitan obligasi maupun MTN. Alasannya, kondisi pasar belum pulih pasca kasus gagal bayar perusahaan multifinance.

"MTN multifinance kemungkinan tidak mudah setelah ada kasus gagal bayar multifinance sehingga hal ini jadi pertimbangan kami untuk tidak menerbitkan dulu," kata Evy kepada KONTAN Rabu (8/5).

Selain kepercayaan investor, penerbitan MTN memang tidak semudah sebelum kasus SNP Finance terungkap. Karena multifinance kudu melapor ke OJK dulu sebelum menerbitkan MTN.

Ketua Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno mengatakan pasca keluarnya aturan terbaru OJK soal MTN, menyebabkan nilai penerbitan surat utang ini menurun.

Walau sebenarnya, investor bisa lebih percaya jika ada multifinance yang menerbitkan MTN. "Jadi OJK menyaring, hanya multifinance bagus yang bisa menerbitkan MTN. Dalam hal ini OJK mempunyai data yang lebih jelas, sehingga diketahui siapa penerbit dan pemegang sahamnya," kata Suwandi.

Bagikan

Berita Terbaru

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar
| Senin, 24 Februari 2025 | 00:02 WIB

Trade Expo Indonesia Bidik Transaksi US$ 25 Miliar

Pameran Trade Expo Indonesia bakal digelar pada 15 Oktober sampai 19 Oktober 2025 di ICE BSD Tangerang.

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO
| Minggu, 23 Februari 2025 | 15:01 WIB

Prabowo Tunjuk Rosan Jadi Nakhoda Danantara, Pandu & Dony Oskaria Jabat CIO & COO

Kabar yang masuk KONTAN, Menteri Investasi dan BKPM Rosan Roslani akan menjadi nakhoda BPI Danantara.

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:12 WIB

Nasib Pembudidaya eFishery di Ujung Tanduk, Gibran: Saya Tidak Menggelapkan Dana

Co-Founder sekaligus CEO eFishery Gibran Huzaifah menyatakan tidak pernah menggelapkan dana eFishery sepeser pun.

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 14:00 WIB

Platform Mobkas Tangkap Peluang Pasar Kendaraan

Industri otomotif bergerilya tangkap pasar yang besar dari mobil bekas, melalui platform digital mereka tawarakan layanan mobil bekas.

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri
| Minggu, 23 Februari 2025 | 13:00 WIB

Mengekas Protein dari Ternak Ayam Sendiri

Tren memelihara ayam di rumah kian digemari. Proses pemeliharaan yang mudah membuat banyak orang keranjingan melakukannya.

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:32 WIB

10 SWF Dengan Aset Terbesar, Ada Danantara

Indonesia segera meluncurkan SWF terbaru dengan aset jumbo yakni Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:31 WIB

Wakil Menteri Investasi: Pemerintah Dorong Peluang Investasi Energi Terbarukan

Pemerintah telah menyiapkan berbagai insentif, kemudahan perizinan, dan skema feed-in tariff agar investasi energi hijau semakin menarik.

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:01 WIB

Saham Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) Jadi Perhatian di Awal Tahun 2025

Direktur dan Chief Investor Relations Officer BRMS Herwin Hidayat mengerek target produksi emas pada tahun 2025 sebanyak 26,67% YoY.

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun
| Minggu, 23 Februari 2025 | 12:00 WIB

Perang Bunga KPR Murah Membara di Awal Tahun

Langsung tancap gas di awal tahun, bank gencar menawarkan promo bunga KPR untuk meningkatkan pembiayaan kredit rumah.

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana
| Minggu, 23 Februari 2025 | 09:00 WIB

Kiat Memangkas Emisi dari Semburat Gas Bumi dan Juga Produksi Metana

Tahun 2024, PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) meraih rating ESG lebih baik. Namun awal tahun ini, PGN terseret kasus dugaan korupsi. 

 
INDEKS BERITA

Terpopuler