Bursa Dibuka Saham BMHS Langsung ARA, Antrean Beli di Rp 424 Capai 1,17 Miliar Lembar

Selasa, 06 Juli 2021 | 09:58 WIB
Bursa Dibuka Saham BMHS Langsung ARA, Antrean Beli di Rp 424 Capai 1,17 Miliar Lembar
[ILUSTRASI. Fasilitas kesehatan yang dimliki oleh PT Bundamedik Tbk (BMHS). Pada hari perdana (6/7) saham BMHS langsung mentok di batas atas auto rejection (ARA). DOK/BMHS]
Reporter: Tedy Gumilar | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Minat investor terhadap saham PT Bundamedik Tbk (BMHS) rupanya sangat tinggi. Ini paling tidak terlihat dari performa saham BMHS di hari perdana listing di Bursa Efek Indonesia (BEI).

Saat perdagangan saham dibuka pagi ini, Selasa (6/7) hanya dalam hitungan menit saham BMHS langsung mentok di batas atas auto rejection (ARA).

Bundamedik, emiten rumah sakit yang juga mengelola bisnis bayi tabung, menjual saham perdana di harga Rp 340 per saham dan saat ini harganya sudah terbang 24,71% menjadi Rp 424 per saham.

Tingginya minat pelaku pasar atas saham Bundamedik juga terlihat dari besarnya antrean beli di order book BMHS pagi ini. 

Dalam tempo hanya sekitar 20 menit, jumlah antrean beli di fraksi harga Rp 424 per saham, sudah mencapai lebih dari 1,17 miliar lembar saham. Seiring berjalannya waktu, sejauh ini jumlahnya juga terus bertambah.

Baca Juga: Fakta IPO Bundamedik (BMHS), Diuntungkan Pandemi Covid-19 dan Bisnis Bayi Tabung

Sebagai informasi, dalam hajatan initial public offering (IPO) ini Bundamedik melepas 620 juta lembar saham biasa dengan nilai nominal Rp 20 per saham.

Jumlah saham yang dilepas tersebut setara 7,26% dari modal disetor dan ditempatkan penuh pada BMHS, setelah IPO dan pelaksanaan konversi obligasi. 

Dengan harga perdana di Rp 340 per saham, Bundamedik memperoleh dana IPO sebesar Rp 210,8 miliar.

Sebesar Rp 157,72 miliar diantaranya digunakan untuk membeli kembali sisa kembali sisa pokok obligasi dari Akasya Investments Limited.

Berbarengan dengan IPO, Bundamedik juga menerbitkan saham konversi obligasi kepada Akasya Investments Limited.  

Harga pelaksanaan untuk konversi obligasi ini juga dipatok di level Rp 340 per saham. Sehingga nilai obligasi yang dikonversi mencapai Rp 143,28 miliar.

Selanjutnya: Antara Rencana dan Realisasi, Menyusuri Jejak Usaha Lippo Mendivestasi Saham Link Net

 

Bagikan

Berita Terbaru

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen
| Sabtu, 08 November 2025 | 11:08 WIB

Strategi Investasi David Sutyanto : Pilih Saham yang Rajin Membagi Dividen

Ia melakukan averaging down ketika dirasa saham tersebut masih punya peluang untuk membagikan dividen yang besar.

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:15 WIB

Rupiah Sepekan Terakhir Tertekan Risk Off dan Penguatan USD

Nilai tukar rupiah cenderung tertekan terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pekan ini, meski menguat tipis di akhir minggu.

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:07 WIB

Bidik Popok hingga Tisu Sebagai Barang Kena Cukai

Ini tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 70 Tahun 2025 yang baru diterbitkan Kementerian Keuangan

Mengingat Iklim
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Mengingat Iklim

Pemerintah harusmulai ambil ancang-ancang meneruskan upaya mengejar target emisi nol bersih dan memitigasi perubahan iklim.

Phising, Ancaman Transaksi Digital
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:05 WIB

Phising, Ancaman Transaksi Digital

Teknologi yang canggih sekalipun tidak bisa melindungi masyarakat banyak jika kewaspadaan masih lemah.​

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:01 WIB

BI Rilis Instrumen Pasar Uang Anyar

Jika tak ada aral melintang, instrumen baru BI bernama BI floating rate note (BI-FRN).bakal terbit pada 17 November 2025 mendatang.

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri
| Sabtu, 08 November 2025 | 07:00 WIB

Pertamina Geothermal Tbk (PGEO) Gali Potensi Panas Bumi Industri

Kupas strategi dan upaya bisnis PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO) menjadi perusahaan energi bersih 

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:52 WIB

Kelas Menengah Juga Butuh Stimulus

Stimulus ekonomi yang telah digelontorkan pemerintah, dinilai belum cukup mendongrak perekonomian dalam negeri

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:50 WIB

Superbank Dikabarkan Bidik Dana IPO Rp 5,3 Triliun

Rumor terkait rencana penawaran umum perdana alias initial public offering (IPO) Super Bank Indonesia (Superbank) semakin menguat. ​

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober
| Sabtu, 08 November 2025 | 06:39 WIB

Masih Bisa Tekor Setelah Melesat di Oktober

Bank Indonesia mencatat posisi cadangan devisa akhir Oktober sebesar US$ 149,9 miliar               

INDEKS BERITA