Bursa Saham Kembali Menjebol Rekor Baru

Selasa, 08 Februari 2022 | 02:30 WIB
Bursa Saham Kembali Menjebol Rekor Baru
[ILUSTRASI. Pekerja membersihkan patung Banteng Wulung di dekat layar yang menampilkan pergerakan saham di Bursa Efek Indonesia, Jakarta. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/aww.]
Reporter: Ika Puspitasari, Sugeng Adji Soenarso | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencetak rekor baru di perdagangan kemarin. Senin (7/2), IHSG ditutup naik 1,09% ke 6.804,94, rekor penutupan tertinggi sepanjang sejarah. Nilai kapitalisasi pasar saham  dalam negeri pun melesat menjadi sekitar Rp 8.607,67 triliun.

Head of Research NH Korindo Sekuritas Anggaraksa Arismunandar menilai, penguatan IHSG ini sejalan dengan fundamental Indonesia yang solid. Contoh, produk domestik bruto (PDB) kuartal IV-2021 tumbuh 5,02%, di atas ekspektasi 5%.

Analis Investindo Nusantara Sekuritas Pandu Dewanto menambahkan, indeks saham terkerek sentimen kinerja positif emiten. Sejumlah emiten mencetak kinerja keuangan positif di tahun 2021. Kenaikan harga komoditas juga ikut mengerek harga saham-saham energi, yang akhirnya mengangkat IHSG.

Daniel Agustinus, analis Kanaka Hita Solvera, mengatakan, secara teknikal, posisi IHSG kemarin mengindikasikan indeks saham telah menyelesaikan fase konsolidasi. IHSG berpeluang melanjutkan penguatan ke level 7.000.

Head of Investment Research Infovesta Utama, Wawan Hendrayana juga memprediksi IHSG masih bisa menguat. Analisis Wawan, di akhir tahun IHSG bisa mencapai level 7.400, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi 5%.

Waspada koreksi

Analis memprediksi kenaikan level PPKM ke level 3 di sejumlah daerah di Indonesia, dan rilis data cadangan devisa akan jadi katalis penggerak dalam beberapa hari ke depan. Dari luar negeri, ada sentimen kenaikan suku bunga Amerika Serikat. "Berkaca tahun 2016 saat suku bunga naik, pasar saham Indonesia mengalami koreksi jangka pendek," kata Wawan.

Secara historis, Wawan menganalisis, setelah IHSG menyentuh rekor all time high ada potensi terjadi koreksi. Adapun koreksi terburuk bisa mencapai 20%. "Namun, saat ini belum ada katalis negatif yang sangat kuat untuk membawa koreksi sedalam itu, tapi secara historis itu bisa terjadi," imbuhnya.

Oleh sebab itu, ia menyarankan investor tak terjebak euforia, dan memdiversifikasi aset ke sektor prospektif. Misalnya, sektor finansial, komoditas, barang konsumsi, dan infrastruktur telekomunikasi.

Adapun secara teknikal, Anggaraksa melihat, terjadi open gap pada kenaikan IHSG kemarin di rentang 6.731-6.748. Alhasil ada potensi terjadi konsolidasi dahulu dalam jangka pendek.

Daniel menyarankan investor melakukan selective buying dan menjual asetnya jika IHSG sudah mendekati level 7.000. Karena secara Elliott Wave, IHSG berada  di akhir kenaikan jangka pendek. "Investor harus tetap berhati-hati dan tidak terbawa euforia," kata dia.

Di sisi lain, Pandu mengatakan investor saat ini masih dapat melakukan investasi dengan tenang dan menantikan apresiasi harga lebih lanjut. Sebab, secara fundamental IHSG masih di arah positif. Secara valuasi juga rata-rata belum terlalu mahal.           

 

Bagikan

Berita Terbaru

Remala Abadi (DATA) Menggandeng Enam Mitra Global dan  Lokal
| Selasa, 09 September 2025 | 05:49 WIB

Remala Abadi (DATA) Menggandeng Enam Mitra Global dan Lokal

Kami optimistis memperluas cakupan layanan, meningkatkan kualitas jaringan, dan menghadirkan solusi digital lebih cepat, aman, dan terjangkau.

Ada Kabar PHK dan Sri Mulyani Diganti, GGRM dan HMSP  Kompak Melejit, Ada Apa?
| Selasa, 09 September 2025 | 05:45 WIB

Ada Kabar PHK dan Sri Mulyani Diganti, GGRM dan HMSP Kompak Melejit, Ada Apa?

Enguatan saham-saham emiten rokok beriringan dengan digantinya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan.

Pergantian Sri Mulyani Bikin Pasar Keuangan Indonesia Bergejolak
| Selasa, 09 September 2025 | 05:39 WIB

Pergantian Sri Mulyani Bikin Pasar Keuangan Indonesia Bergejolak

Saya enggak bilang Sri Mulyani hebat karena   juga ada kurangnya. Tapi track record dia dibanding menteri keuangan lain, ya, bagus

Prabowo Rombak Lima Menteri
| Selasa, 09 September 2025 | 05:00 WIB

Prabowo Rombak Lima Menteri

Presiden Prabowo Subianto melakukan reshuffle Kabinet Merah Putih dengan mengganti lima menteri dan menambah satu menteri di kementerian baru.

Potensi Ancaman Gelombang PHK Masih Belum Mereda
| Selasa, 09 September 2025 | 05:00 WIB

Potensi Ancaman Gelombang PHK Masih Belum Mereda

Potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) kembali muncul usai adanya kabar adanya PHK di perusahaan rokok Gudang Garam.

Bank Semakin Gencar Danai Kredit Fintech
| Selasa, 09 September 2025 | 04:55 WIB

Bank Semakin Gencar Danai Kredit Fintech

Meski masih dibelit isu likuiditas, rupanya pendanaan perbankan ke platform pinjaman daring masih mengalir deras.

Saham Bank Jadi Top Laggards Setelah Reshuffle, IHSG Masih Rawan Koreksi
| Selasa, 09 September 2025 | 04:45 WIB

Saham Bank Jadi Top Laggards Setelah Reshuffle, IHSG Masih Rawan Koreksi

IHSG total melemah 0,81% dalam sepekan terakhir. Sedangkan sejak awal tahun, IHSG masih menguat 9,70%.

Laju Kredit Seret, Bisnis Asuransi Jiwa Kredit Ikut Mampet
| Selasa, 09 September 2025 | 04:35 WIB

Laju Kredit Seret, Bisnis Asuransi Jiwa Kredit Ikut Mampet

Penyaluran kredit perbankan yang terus melambat memberi efek domino bagi perusahaan asuransi jiwa  . 

Target Jamkrida Jadi Perseroda Terancam
| Selasa, 09 September 2025 | 04:05 WIB

Target Jamkrida Jadi Perseroda Terancam

Target OJK agar perusahaan penjaminan di daerah berstatus perusahaan perseroan daerah alias Perseroda di akhir 2025 terancam meleset. 

Merdeka Gold Resources Jadi IPO Terbesar 2025, Simak Profil Hingga Valuasinya
| Senin, 08 September 2025 | 17:56 WIB

Merdeka Gold Resources Jadi IPO Terbesar 2025, Simak Profil Hingga Valuasinya

Harga penawaran awal (bookbuilding) berada di rentang Rp 1.800-Rp 3.020, sehingga EMAS bepotensi meraup dana segar Rp 2,91 triliun-Rp 4,89 triliun

INDEKS BERITA