Buyback Diumumkan, Saham SoftBank Bangkit Lagi

Selasa, 09 November 2021 | 12:46 WIB
Buyback Diumumkan, Saham SoftBank Bangkit Lagi
[ILUSTRASI. Presiden Softbank Group Masayoshi Son dalam pengumuman kinerja perusahaan di Tokyo, tahun lalu, 20 Februari 2020. (Photo by Yoshio Tsunoda/AFLO) ]
Reporter: Sumber: Reuters | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - TOKYO. Saham SoftBank Group Corp melonjak 10% pada perdagangan sesi pertama, Selasa (9/11), setelah konglomerat Jepang mengatakan akan mengalokasikan dana hingga 1 triliun yen, atau setara Rp 126,1 triliun, untuk membeli kembali hampir 15 sahamnya.

Perusahaan mengumumkan program buyback, menyusul pengumuman pendapatan kuartalan yang tertekan akibat penurunan harga saham unit usahanya serta serangkaian pengetatan aturan di China. 

Kendati sudah lama dispekulasikan oleh pasar, pengumuman buyback memungkinkan SoftBank untuk mencetak lompatan harian terbesar dalam 11 bulan terakhir. 

Baca Juga: Nilai Aset Merosot, SoftBank Menanggung Rugi hingga Rp 49,9 T

Ini merupakan buyback dengan nilai terbesar kedua yang pernah digulirkan. Selama masa pandemi Covid-19 tahun lalu, SoftBank menggulirkan pembelian kembali bernilai 2,5 triliun yen (Rp 315,3 triliun), yang berhasil mengangkat harga saham perusahaan itu hingga empat kali lipat. Setelah menyentuh titik tertingginya pada Mei, saham SoftBank kembali melandai hingga 40%.

“Analisis atas pembelian kembali yang sudah pernah terjadi menunjukkan bahwa saham SBG membukukan kinerja yang baik, (dan mengungguli indeks atau BABA) selama pembelian kembali,” demikian penilaian Atul Goyal, analis Jefferies, dalam sebuah catatan, merujuk ke Alibaba, aset terbesar yang dimiliki SoftBank. SoftBank memiliki sekitar seperempat saham Alibaba.

Penurunan saham raksasa e-commerce China dan reaksi regulasi yang lebih luas di China berkontribusi terhadap penurunan aset bersih SoftBank sebesar US$ 57 miliar menjadi US$ 187 miliar. Aset bersih disebut Kepala Eksekutif Masayoshi Son sebagai metrik yang layak sebagai ukuran utama keberhasilan SoftBank.

Periode pembelian kembali untuk program buyback terbaru berlangsung hingga 8 November tahun depan. SoftBank mengisyaratkan program tersebut dapat memakan waktu lebih lama daripada pembelian cepat tahun lalu.

Pembelian kembali “adalah dukungan yang bagus, tetapi itu bukan bahan bakar roket,” tulis analis LightStream Research Mio Kato di platform Smartkarma. Ia menambahkan ada risiko penurunan material jika sektor teknologi yang lebih luas, terutama yang tidak menguntungkan, kembali tersandung.

Spekulasi tentang buyback saham SoftBank sudah berembus di bursa selama berbulan-bulan dipicu oleh besarnya diskon harga. Kesenjangan antara nilai asetnya dengan harga sahamnya itu telah membuat tak cuma investor, tetapi juga eksekutif perusahaan tersebut  frustrasi.

Ketidakpastian yang sedang berlangsung termasuk prospek mendapatkan persetujuan peraturan untuk penjualan US$ 40 miliar dari perancang chip Arm ke Nvidia.

Baca Juga: Valuasi naik, investasi bank di startup lewat modal ventura mulai membuahkan hasil

Penundaan penjualan "mungkin telah memberi Softbank fleksibilitas untuk mengumumkan pembelian kembali sekarang dengan harapan meningkatkan pembelian saham nanti," tulis analis Redex Research Kirk Boodry dalam sebuah catatan.

SoftBank meningkatkan investasi melalui Vision Fund 2, yang memiliki modal komitmen $40 miliar dari grup dan Son sendiri, bahkan saat aktivitas di lengan perdagangan SB Northstar dihentikan.

"Bahkan jika perusahaan mengelola keuangannya dengan disiplin tertentu, pembelian kembali saham kemungkinan akan mengikis penyangga keuangan jika dieksekusi," tulis analis S&P Global Ratings dalam sebuah catatan.

Konglomerat itu memegang dana di tangan lebih dari 5 triliun yen.

Selanjutnya: Ekspor Taiwan Bulan Oktober Tembus Level Tertinggi, Melanjutkan Kenaikan Bulan ke-16

 

Bagikan

Berita Terbaru

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:30 WIB

Merdeka Battery Material (MBMA) Suntik Modal Anak Usaha US$ 51 juta

PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) mengumumkan transaksi pemberian pinjaman ke anak usaha terkendali yakni PT Sulawesi Cahaya Mineral (SCM).​

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:14 WIB

Pengendali Tambah Porsi Kepemilikan 66,5 Juta Saham di SILO

Pengendali PT Siloam International Hospitals Tbk (SILO), Sight Investment Company Pte Ltd selaku menambah porsi kepemilikan sahamnya di SILO. 

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:10 WIB

Sucor Sekuritas Siap Bawa Tiga Perusahaan Melantai di BEI

Sucor Sekuritas akan membawa tiga perusahaan jumbo untuk melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun 2026.

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu
| Kamis, 18 Desember 2025 | 10:04 WIB

Ada Libur Natal dan Tahun Baru, Penjualan AMRT Bisa Menderu

Salah satu emiten ritel yang diproyeksi bakal kecipratan rezeki dari momen Natal dan tahun baru 2025 adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT).

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:58 WIB

Emiten MIND ID Siap Genjot Kinerja Pada 2026

Emiten pertambangan anggota holding MIND ID membidik pertumbuhan kinerja keuangan dan produksi pada 2026​.

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:49 WIB

Angkat Hans Patuwo Jadi CEO Baru, Kinerja GOTO Bisa Melaju

Hans Patuwo akhirnya resmi ditunjuk sebagai Direktur Utama dan Group Chief Executive Officer (CEO)  PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:42 WIB

Superbank (SUPA) Listing di BEI, Emiten Grup Emtek Semakin Seksi

Berbagai aksi korporasi dilakukan Grup Emtek di sepanjang tahun 2025. Terbaru, PT Super Bank Indonesia Tbk (SUPA) resmi listing di BEI. ​

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:30 WIB

Laju Ekonomi 5,4% Belum Mampu Serap Tenaga Kerja

Tingginya target pertumbuhan ekonomi Indonesia, belum sepenuhnya bisa menyelesaikan persoalan tenaga kerja

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya
| Kamis, 18 Desember 2025 | 09:00 WIB

Paradoks Akhir Tahun: Pemerintah Tebar Diskon, Alam Bunyikan Alarm Bahaya

Jika warga Jakarta batal ke luar kota, perputaran uang akan terkunci sehingga pemerataan ekonomi antardaerah tertahan.

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit
| Kamis, 18 Desember 2025 | 08:43 WIB

Ruang Pemangkasan Bunga Acuan Lebih Sempit

Bank Indonesia (BI) menutup tahun 2025 dengan mempertahankan suku bunga acuan alias BI rate di level 4,75%

INDEKS BERITA

Terpopuler