CDIA dan Kepercayaan Investor

Selasa, 29 Juli 2025 | 06:10 WIB
CDIA dan Kepercayaan Investor
[ILUSTRASI. Jurnalis KONTAN Tedy Gumilar. (Ilustrasi KONTAN/Indra Surya)]
Tedy Gumilar | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Daya Investasi Tbk (CDIA) adalah sebuah fenomena. Ini bukan cuma lantaran sederet aturan bursa yang tak mampu mengekang kehendak pasar sehingga harga sahamnya terus mendaki hingga kini. 

Lebih dari itu, lewat saham CDIA kita dipertunjukkan bahwa trust adalah prinsip terpenting yang menjadi pegangan investor. CDIA, diakui atau tidak, berhasil merebut kepercayaan investor sejak awal. 

Kepercayaan ini sudah terlihat sejak proses penawaran initial public offering (IPO), ketika saham perdana CDIA mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga 563,64 kali. Ini rekor tertinggi dalam sejarah Bursa Efek Indonesia (BEI).

Rekor tersebut bukan cuma catatan di atas kertas, apalagi hasil polesan penjamin emisi, namun terbukti di perdagangan saham CDIA di pasar sekunder. Selama 10 hari perdagangan berturut-turut, antrean bid selalu membludak di fraksi harga tertinggi yang diperkenankan. 

Pada Senin, 28 Juli 2025 misalnya, begitu perdagangan dibuka jutaan lot saham antre di batas atas auto rejection di Rp 1.830 per saham.

Pada satu titik, cepat atau lambat, saham CDIA pasti akan melandai. Keniscayaan ini sesuatu yang wajar mengingat kenaikan harga yang sudah sangat signifikan. Namun, di benak banyak investor sejak awal sudah tertanam keyakinan, bahwa koreksi yang bisa saja terjadi mestinya tidak membikin investor pembeli saham perdana merugi. 

Kepercayaan ini tak dibangun dalam semalam dan tak bisa direkayasa. Ia dibuktikan oleh perjalanan panjang sejumlah IPO emiten terafiliasi Prajogo Pangestu sebelumnya. Sejauh yang bisa ditelusuri, orang terkaya di Indonesia itu tidak pernah buang barang, yang membuat harganya jatuh di bawah harga perdana.

Prajogo Pangestu, kalaupun bakal mendivestasi sebagian atau seluruh kepemilikannya, diyakini akan melepasnya ke investor strategis di pasar negosiasi. Dus, efek negatifnya ke harga pasar lebih minimal.

Ini berbeda dengan banyak emiten anyar yang menjadikan IPO sebagai exit strategy. Mereka tak peduli kapan, bagaimana caranya, dan apakah investor ritel pembeli saham perdana bakal dirugikan atau tidak.

Sayangnya, trust semacam ini barang langka di pasar saham kita. Dalam banyak kejadian, investor ritel selalu jadi pihak yang dirugikan. Didaulat sebagai tukang cuci piring ketika hajatan baru saja dimulai. 

Selanjutnya: Perbaikan Likuiditas Jadi Tumpuan Kinerja Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI)

Bagikan

Berita Terkait

Berita Terbaru

Terkuak! Nama Adrian Gunadi yang Jadi Buron, Tidak ada di Daftar Red Notice Interpol
| Selasa, 29 Juli 2025 | 13:02 WIB

Terkuak! Nama Adrian Gunadi yang Jadi Buron, Tidak ada di Daftar Red Notice Interpol

Meski berstatus buron. Adrian kini didaulat menjadi Chief Executive Officer (CEO) JTA Investree Doha Consultancy.

Profit 24,96%  Setahun, Cek Lagi Harga Emas Antam Hari Ini (29 Juli 2025)
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:15 WIB

Profit 24,96% Setahun, Cek Lagi Harga Emas Antam Hari Ini (29 Juli 2025)

Harga emas batangan Antam 24 karat 29 Juli 2025 di Logammulia.com Rp 1.906.000 per gram, harga buyback Rp 1.752.000 per gram.

Investor Asing Borong Rp 3,22 Triliun Saham BREN di Pasar Nego, Market Cap Salip BBCA
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:15 WIB

Investor Asing Borong Rp 3,22 Triliun Saham BREN di Pasar Nego, Market Cap Salip BBCA

Pada 21 Juli 2025 Prajogo Pangestu membeli 3 juta saham BREN dengan rata-rata harga Rp 7.944 per saham.

Antara Deal Tarif Donald Trump Sampai Fenomena Rojali dan Rohana
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:02 WIB

Antara Deal Tarif Donald Trump Sampai Fenomena Rojali dan Rohana

Beberapa tahun terakhir ekonomi Indonesia menghadapi gelombang PHK akibat kalahnya industri dalam negeri bersaing menghadapi barang impor. 

Harga Bahan Baku Melandai, Mayora (MYOR) Disebut Siap Tancap Gas di Paruh Kedua 2025
| Selasa, 29 Juli 2025 | 09:00 WIB

Harga Bahan Baku Melandai, Mayora (MYOR) Disebut Siap Tancap Gas di Paruh Kedua 2025

Strategi forward contract dan momentum pemulihan konsumsi masyarakat berpendapatan rendah menopang proyeksi kinerja MYOR.​

Tak Ada Angin Tiada Hujan, Saham Emiten Grup Sinarmas (SMMA) Tiba-Tiba Menggeliat
| Selasa, 29 Juli 2025 | 08:40 WIB

Tak Ada Angin Tiada Hujan, Saham Emiten Grup Sinarmas (SMMA) Tiba-Tiba Menggeliat

Prioritas SMMA di 2025 ialah sinergi berupa bundling layanan perbankan dengan asuransi, serta efisiensi bersama dalam operasional.​

Harga Saham MMLP Malah Terkoreksi Usai Astra Rilis Rencana Akuisisi, Ini Penyebabnya
| Selasa, 29 Juli 2025 | 08:03 WIB

Harga Saham MMLP Malah Terkoreksi Usai Astra Rilis Rencana Akuisisi, Ini Penyebabnya

PT Mega Manunggal Property Tbk saat ini mengelola portofolio 13 gudang di sekitar Jakarta dan Jawa Timur.

 Bijak Sikapi Kasus Royalti  Mie Gacoan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:55 WIB

Bijak Sikapi Kasus Royalti Mie Gacoan

Jalur dialog lebih baik ketimbang masuk ranah hukum untuk menyelesaikan masalah royalti musik di Mie Gacoan

Damri Menargetkan  200 Bus Listrik Beroperasi
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:51 WIB

Damri Menargetkan 200 Bus Listrik Beroperasi

Sebagai mitra Transjakarta, Damri juga turut serta membangun ekosistem pendukung seperti penyediaan charging station.

BBM di Jember Langka, Distribusi Dialihkan
| Selasa, 29 Juli 2025 | 06:48 WIB

BBM di Jember Langka, Distribusi Dialihkan

Hingga kini, 79 mobil tangki bantuan telah dikerahkan, berasal dari terminal Banyuwangi, Malang dan Surabaya,

INDEKS BERITA

Terpopuler