Berita Market

CDS Indonesia Naik Ke Level Tertinggi Sejak Juli 2020

Rabu, 11 Mei 2022 | 06:27 WIB
CDS Indonesia Naik Ke Level Tertinggi Sejak Juli 2020

ILUSTRASI. Credit Default Swap.

Reporter: Aris Nurjani | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Persepsi investor terhadap risiko berinvestasi di Indonesia memburuk. Ini terlihat dari kenaikan credit default swap (CDS).

CDS Indonesia tenor 5 tahun mencapai level 130,50 pada Senin (9/5) lalu. Ini merupakan level CDS tenor 5 tahun tertinggi sejak Juli 2020. Kemarin, CDS 5 tahun turun ke level 115,52.

Kenaikan juga terjadi pada CDS Indonesia tenor 10 tahun. Senin lalu, CDS 10 tahun berada di level 203,75. Ini juga level CDS tertinggi sejak Juli 2020 silam.

Head of Fixed Income Sucorinvest Asset Management Dimas Yusuf mengatakan, kenaikan CDS tersebut mencerminkan sikap pelaku pasar yang tengah berhati-hati. Pelaku pasar mewaspadai meroketnya yield US treasury serta naiknya indeks dollar Amerika Serikat (AS).

Kenaikan kedua instrumen tersebut terjadi akibat langkah agresif The Fed mengerek suku bunga AS. Selain itu, pelaku pasar juga mencermati perkembangan inflasi AS.

Ekonom Sucor Sekuritas Ahmad Mikail memprediksi persepsi investor terhadap risiko berinvestasi di Indonesia masih bisa memburuk. Ia menilai CDS masih akan mengalami kenaikan sepanjang kuartal kedua tahun ini.

Meski begitu, ia menganalisa, kenaikan CDS Indonesia akan terbatas. Pasalnya, meski Indonesia juga terkena sentimen negatif kebijakan moneter The Fed yang agresif, tapi fundamental Indonesia sebenarnya cukup kuat.

Toh, dalam jangka pendek, tekanan di pasar obligasi masih akan terasa. Salah satu dampaknya, aliran dana asing yang keluar dari pasar obligasi masih bisa berlanjut. "Investor asing akan berkurang karena adanya kekhawatiran terjadinya resesi di AS," tutur Mikail, kemarin.

Karena itu, Mikail menyarankan investor mengatur ulang strategi investasi di pasar obligasi. Ia merekomendasikan investor beralih ke surat utang dengan tenor lebih pendek untuk mengurangi risiko.

Dimas juga menyarankan investor mengurangi durasi obligasi. Alternatif lainnya, masuk ke obligasi korporasi. "Obligasi korporasi masih stabil pergerakannya," kata dia.

 

Terbaru