KONTAN.CO.ID - DALLAS. Chief Executive Officer Twitter Parag Agrawal berusaha meyakinkan karyawan bahwa perusahaan tidak "disandera" oleh berita tentang penawaran beli yang diajukan miliarder Elon Musk, tutur sumber yang akrab dengan hal itu kepada Reuters.
Dalam rapat yang berlangsung secara virtual itu, Agrawal menerima pertanyaan dari staf yang diposting di layanan pesan Slack. Dia mendorong karyawan untuk tetap fokus, dan mengatakan "kami sebagai karyawan mengendalikan apa yang terjadi," kata sumber itu. Sumber menolak untuk dikutip karena tidak berwenang untuk membahas masalah ini di publik.
Pertemuan terjadi setelah tersiar kabar bahwa CEO Tesla telah menawarkan untuk membeli perusahaan media sosial itu seharga US$ 43 miliar.
Agrawal mengatakan kepada staf bahwa dewan terus meninjau tawaran Musk. Namun ada batasan tentang apa yang bisa dibagikan ke karyawan.
Baca Juga: Elon Musk Siap Bayar Tunai Twitter: Penawaran Saya Adalah yang Terbaik dan Terakhir
Di salah satu bagian dari sesi tanya jawab, seorang karyawan bertanya bagaimana perusahaan sampai pada keputusan untuk menawarkan Musk kursi dewan. "Apakah kita akan mulai mengundang semua miliarder ke dewan?" menurut bagian dari pertemuan yang didengar Reuters.
Agrawal menjawab bahwa dewan bertindak demi kepentingan terbaik pemegang saham. “Saya berpandangan kuat bahwa orang-orang yang kritis terhadap pelayanan kita, suaranya adalah sesuatu yang harus kita tekankan agar kita bisa belajar dan menjadi lebih baik lagi,” ujarnya.
Karyawan lain mengajukan pertanyaan yang meminta Agrawal untuk membahas bagaimana dia memandang definisi Musk tentang kebebasan berbicara dan apakah itu selaras dengan cara Twitter mendekati konsep tersebut.
Agrawal tidak secara langsung menjawab pertanyaan tersebut, dengan mengatakan bahwa sebagian besar pekerjaan perusahaan difokuskan untuk terus meningkatkan "kesehatan percakapan" di Twitter.
Sebelumnya di sesi Q&A, Agrawal mengatakan dia percaya "Twitter mewakili lebih dari satu manusia, manusia mana pun." Seorang juru bicara Twitter menolak mengomentari pertemuan itu.