Chandra Asri (TPIA) Siap Rilis Obligasi Rp 750 Miliar untuk Ekspansi

Selasa, 14 Mei 2019 | 06:43 WIB
Chandra Asri (TPIA) Siap Rilis Obligasi Rp 750 Miliar untuk Ekspansi
[]
Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Narita Indrastiti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) berniat kembali mencari pendanaan. Emiten ini berencana merilis obligasi dalam waktu dekat.

Nilai yang diterbitkan bisa mencapai Rp 750 miliar. "Kami masih punya sisa emisi Rp 1,5 triliun, dalam waktu dekat akan kami rilis sekitar Rp 500 miliar-Rp 750 miliar," ujar Head of Investor Relation TPIA Harry Tamin, Senin (13/5).

Obligasi yang bakal dirilis nanti merupakan bagian dari obligasi berkelanjutan senilai Rp 2 triliun. Jelang akhir tahun lalu, TPIA telah merilis Rp 500 miliar.

Manajemen belum bersedia merinci kapan tepatnya emisi tahap kedua dirilis. Yang terang, TPIA saat ini telah menunjuk penjamin emisi. Targetnya, melalui aksi korporasi ini, TPIA memperoleh bunga lebih kompetitif.

Perusahaan ini bakal menggunakan dana hasil obligasi untuk mendanai belanja modal atau capital expenditure (capex). Tahun ini, TPIA menganggarkan capex US$ 465 juta, atau setara sekitar Rp 6,72 triliun. Alokasi terbesar capex untuk meningkatkan kapasitas produksi.

Suryandi, Direktur TPIA, mengatakan, salah satu target yang dikejar tahun ini adalah penyelesaian pabrik polipropilena dan polietilena. "Pembangunan kedua pabrik tersebut ditargetkan rampung kuartal keempat tahun ini," imbuh dia.

Konstruksi pabrik polipropilena telah mencapai 60%. Setelah rampung, kapasitas produksi barang kimia ini bakal meningkat jadi 590 kilo ton per tahun (KTA) dari sebelumnya 480 KTA. Sementara, untuk polietilena, kapasitasnya naik jadi 736 KTA, dari sebelumnya 400 KTA.

Menjaga margin

Tahun ini merupakan tahun yang cukup menantang bagi anak usaha PT Barito Pacific Tbk (BRPT) tersebut. Fluktuasi harga minyak masih menjadi isu utama. Terlebih, perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dan China terus berlanjut.

Suryandi mengatakan, kenaikan harga minyak bisa mendorong harga bahan baku naik hingga 30%. Otomatis, ini menggerus margin keuntungan.

Meski begitu, dengan optimalisasi pabrik yang beroperasi, TPIA sejauh ini masih mampu menjaga margin di kisaran level 16%. "Ini di atas rata-rata siklus," kata Suryandi.

Lee Young Jun, analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan, industri kimia didorong oleh volume permintaan, bukan didominasi oleh segelintir pemain saja. Dengan demikian, langkah TPIA memperbesar kapasitas produksi tepat.

Terlebih, permintaan di Indonesia masih besar. Meningkatnya volume produksi akan diserap pasar. Sehingga, bisnis petrokimia masih akan kembali pada siklus terbaiknya.

"Pendapatan TPIA meningkat, ini memberikan keuntungan untuk BRPT," tulis Lee dalam riset.

TPIA tidak masuk cakupan risetnya. Namun, untuk BRPT, dia merekomendasikan trading buy dengan target harga Rp 3.950 per saham.

Bagikan

Berita Terbaru

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas
| Selasa, 16 Desember 2025 | 10:00 WIB

Tarik Ulur Prospek Saham INDY, Reli Masih Bertumpu Cerita Tambang Emas

Dengan level harga yang sudah naik cukup tinggi, saham PT Indika Energy Tbk (INDY) rentan mengalami aksi ambil untung.

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:21 WIB

Laba Kuartalan Belum Moncer, Saham Solusi Sinergi Digital (WIFI) Jadi Lumer

Secara month-to-date, saham PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI)  sudah mengalami penurunan 5,09%. ​

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:16 WIB

Pemegang Saham Pengendali Surya Permata Andalan (NATO) Berpindah Tangan

Emiten perhotelan, PT Surya Permata Andalan Tbk (NATO) mengumumkan perubahan pemegang saham pengendali.

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:11 WIB

KKGI Akan Membagikan Dividen Tunai Rp 82,8 Miliar

Besaran nilai dividen ini mengacu pada laba bersih yang dapat diatribusikan kepada entitas induk KKGI per akhir 2024 sebesar US$ 40,08 juta. 

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 09:06 WIB

Arah Suku Bunga Bergantung pada Pergerakan Rupiah

Bank Indonesia (BI) diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya pada bulan ini, namun tetap ada peluang penurunan

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:46 WIB

Menanti Cuan Bagus dari Rally Santa Claus

Saham-saham big caps atau berkapitalisasi besar di Bursa Efek Indonesia berpotensi terpapar fenomena reli Santa Claus.

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri
| Selasa, 16 Desember 2025 | 08:42 WIB

Korporasi Kembali Injak Rem Utang Luar Negeri

Utang luar negeri Indonesia per akhir Oktober 2025 tercatat sebesar US$ 423,94 miliar               

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi
| Selasa, 16 Desember 2025 | 07:00 WIB

Nasib Rupiah di Selasa (16/12) Menanti Data Ekonomi

Pada Senin (15/12), kurs rupiah di pasar spot turun 0,13% menjadi Rp 16.667 per dolar Amerika Serikat (AS).

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Obligasi Korporasi Tetap Prospektif di Era Bunga Rendah

Penerbitan surat utang korporasi pada tahun 2025 melonjak ke rekor tertinggi sebesar Rp 252,16 triliun hingga November.

 Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan
| Selasa, 16 Desember 2025 | 06:30 WIB

Harbolnas Mendongkrak Transaksi Paylater Perbankan

Momentum Harbolnas yang berlangsung menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru) mendorong permintaan layanan paylater

INDEKS BERITA