Cita Mineral Investindo Anggarkan Capex Rp 180 Miliar

Jumat, 28 Juni 2019 | 13:12 WIB
Cita Mineral Investindo Anggarkan Capex Rp 180 Miliar
[]
Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Cita Mineral Investindo Tbk menargetkan produksi sebesar 9 juta ton metallurgical grade bauxite (MGB) sepanjang tahun ini. Agar operasional bisnis berjalan mulus, mereka menyediakan dana belanja modal atawa capital expenditure (capex) senilai Rp 180 miliar yang bersumber dari kas internal.

Dana belanja modal tahun ini untuk membiayai operasional produksi serta perawatan jalan dan infrastruktur di area pertambangan Cita Mineral. Selama Januari hingga Mei 2019, Cita Mineral sudah menyerap 53,06% capex atau sekitar Rp 95,51 miliar.

Asal tahu, target produksi 9 juta ton MGB tahun ini hampir dua kali lipat ketimbang realisasi produksi tahun lalu yang mencapai 4,6 juta ton.

Tahun lalu, Cita Mineral menjual 80% MGB ke pasar internasional. Barulah 20% sisanya mereka jual ke entitas asosiasi yakni PT Well Harvest Winning Alumina Refinery. Well Harvest Winning kemudian mengolah MGB menjadi produk bernama smelter grade alumina (SGA).

Pasar utama Cita Mineral di luar negeri adalah China. Perusahaan berkode saham CITA di Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut menyebutkan Negeri Tembok Raksasa memang sedang haus dengan produk turunan bauksit. Makanya, produk mereka laris di sana.

Meskipun pasar Tiongkok menggiurkan, Cita Mineral berupaya mencari peluang pasar baru. "Sudah ada pembicaraan dengan beberapa pembeli, tapi China masih jadi penyerap mayoritas," kata Yusak Lumba Pardede, Direktur PT Cita Mineral Investindo Tbk saat paparan publik, Kamis (27/6).

Mengacu laporan keuangan per 31 Maret 2019, ada tiga pelanggan dengan nilai transaksi lebih dari 10% terhadap total penjualan Cita Mineral. Ketiganya meliputi Pengtai International Trading Pte Ltd dengan transaksi Rp 420,23 miliar, Chalco Shandong International Trading Co Ltd dengan transaksi sebesar Rp 252,23 miliar dan King Metore International Pte Ltd dengan transaksi Rp 102,05 miliar.

Sejalan dengan perluasan pasar ekspor, Cita Mineral bakal mengajukan tambahan kuota ekspor sebesar 4 juta ton MGB. Maklumlah, sejauh ini mereka hanya mengantongi kuota ekspor sebanyak 3,28 juta ton yang telah diperoleh pada Oktober 2018. Kalau rencana berjalan mulus, komposisi tujuan penjualan MGB tahun ini terdiri dari 7,2 juta ton luar negeri dan 1,8 juta ton dalam negeri.

Adapun hingga April 2019, Cita Mineral sudah menghasilkan 2,7 juta ton MGB atau 30% dari target produksi tahun ini. Artinya dalam delapan bulan mereka harus mengejar sisa target produksi sebanyak 6,3 juta ton MGB.

Meskipun pasar ekspor ekspor sangat menjanjikan, ada kekhawatiran lain yang tumbuh di benak Cita Mineral. Maklum, pemerintah akan menyetop ekspor mineral mentah mulai tahun 2022 mendatang. Makanya mereka juga memacu investasi fasilitas pembangunan pemurnian konsentrat atau smelter. 

Satu fasilitas SGA tahap I berkapasitas 1 juta ton per tahun sudah beroperasi melalui entitas asosiasi yakni Well Harvest Winning. "Kalau mau pertambangan bauksit tetap tumbuh, kami  harus mengejar smelter karena sekarang meski produksi banyak tapi hanya terserap sekitar 1 juta saja," ungkap Yusak.

Proyek SGA II Meraih Pendanaan

cita-cita PT Cita Mineral Investindo Tbk membangun SGA tahap II berkapasitas 1 juta ton per tahun semakin mendekati kenyataan. Mereka memperkirakan kredit perbankan akan cair dalam sebulan hingga dua bulan ke depan.
 
Kebutuhan biaya pembangunan proyek mencapai US$ 400 juta. "Konstruksi akan mulai setelah dana dari bank masuk karena kami targetkan Januari 2021 berproduksi," ujar Hidayat Sugiarto, Direktur PT Well Harvest Winning Alumina Refinery, Kamis (27/6).

PT Cita Mineral Investindo Tbk mengempit 30% saham Well Harvest Winning. Selebihnya milik China Hongqiao Group Ltd, Winning Invesment Company Ltd. dan Shandong Weiqiao Aluminium and Electric Co. Ltd.

Sementara ini, Well Harvest Winning mengoperasikan fasilitas pemurnian yang mengolah metallurgical grade bauxite (MGB) menjadi SGA dengan kapasitas produksi mencapai 1 juta ton per tahun. Mereka menaksi realisasi produksi SGA per Juni 2019 sebanyak 500.000 ton.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Aluminium Naik Menuju Titik Tertinggi dalam Tiga Bulan
| Senin, 30 Juni 2025 | 22:16 WIB

Harga Aluminium Naik Menuju Titik Tertinggi dalam Tiga Bulan

 Harga terangkat karena risiko terhadap pasokan bahan baku dan juga taruhan bahwa permintaan manufaktur akan tetap kuat tahun ini. 

Mencari Investasi ESG Menarik saat Pasar Lesu
| Senin, 30 Juni 2025 | 13:37 WIB

Mencari Investasi ESG Menarik saat Pasar Lesu

Indikator instrumen investasi bertema ESG masih merah. Dari saham, reksadana, dan obligasi, apa pilihan menarik bagi investor saat ini?

KPK Sidik Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan EDC di BRI (BBRI), ini Profil Mitra BRI
| Senin, 30 Juni 2025 | 11:26 WIB

KPK Sidik Kasus Dugaan Korupsi Pengadaan EDC di BRI (BBRI), ini Profil Mitra BRI

Juru Bicara KPK Budi Prasetyo saat dikonfirmasi KONTAN mengenai keberadaan PCS mengatakan, pihaknya masih menyidik kasus tersebut.

Profit 26,3% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (30 Juni 2025)
| Senin, 30 Juni 2025 | 09:02 WIB

Profit 26,3% Setahun, Harga Emas Antam Hari Ini Susut (30 Juni 2025)

Harga emas Antam hari ini (30 Juni 2025) Rp 1.880.000 per gram. Di atas kertas pembeli setahun lalu bisa untung 26,3% jika menjual hari ini.

Neraca Perdagangan Berpotensi Kembali Mencetak Surplus Besar
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:51 WIB

Neraca Perdagangan Berpotensi Kembali Mencetak Surplus Besar

Kinerja ekspor pada bulan Mei diperkirakan meningkat akibat normalisasi setelah liburhari raya pada April lalu

Tantangan Berat Para Pengelola Dana Investasi
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:51 WIB

Tantangan Berat Para Pengelola Dana Investasi

Hanya MI dengan permodalan kuat yang mampu mendanai pengembangan ini, memperkuat prinsip Pareto (20/80) dan survival of the fittest.

Harga Pangan Bisa Picu Inflasi Juni
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:40 WIB

Harga Pangan Bisa Picu Inflasi Juni

Inflasi kelompok harga bergejolak diperkirakan meningkat, terutama disebabkan oleh naiknya harga beberapa komoditas pangan

Sisa Anggaran Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:32 WIB

Sisa Anggaran Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi

Sisa lebih pembiayaan anggaran (SiLPA) dalam anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) per akhir Mei 2025 melampaui Rp 300 triliun

Mengawal Harga Beras
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:05 WIB

Mengawal Harga Beras

Pemerintah perlu mengawal harga beras yang masih di atas harga eceran tertinggi (HET) agar tidak menimbulkan gejolak di publik.

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif
| Senin, 30 Juni 2025 | 07:00 WIB

Terjebak Dalam Demokrasi Konsumtif

Relasi negara dengan masyarakatnya adalah sebuah modal yang penting untuk membangun demokrasi berkualitas.​

INDEKS BERITA

Terpopuler