Berita Bisnis

Covid Kembali Mengganas, Bank Berharap Ada Lonjakan Transaksi Uang Elektronik

Selasa, 29 Juni 2021 | 09:15 WIB
Covid Kembali Mengganas, Bank Berharap Ada Lonjakan Transaksi Uang Elektronik

Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Ahmad Febrian

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ledakan kasus positif Covid-19 kembali mengancam bisnis uang elektronik perbankan. Pasalnya pembatasan mobilitas bakal menurunkan transaksi. Uang elektronik berbasis kartu bakal terkena dampak paling parah.  

Bank mulai mengantisipasi penurunan transaksi seiring melonjaknya kasus covid-19. Bank Mandiri akan meningkatkan transaksi dengan fokus memperkuat modern digital banking. 

Thomas Wahyudi Senior Vice President Transaction Banking Retail Sales bilang layanan Livin' by Mandiri diharapkan menjadi layanan yang dapat memenuhi kebutuhan transaksi nasabah. Dan menjadi financial superstore app dengan berbagai fitur. 

Per Mei 2021 transaksi e-money telah mencapai lebih dari 400 juta transaksi dengan volume mencapai lebih dari Rp 6,7 triliun. "Meningkat sebesar hampir 30% secara tahunan. Meskipun masih dalam masa PPKM, dengan adanya batasan mobilitas di masyarakat,” ujar Thomas kepada KONTAN pada Senin (28/6). 

Bank Rakyat Indonesia (BRI) mengantisipasi penurunan transaksi akibat kekhawatiran lonjakan Covid-19 dengan meningkatkan edukasi kepada nasabah untuk melakukan transaksi secara non tunai. Salah satunya melalui Brizzi dan BRImo. 

Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto menyatakan, perubahan pola transaksi digital ini dapat menjadi salah satu upaya pencegahan penyebaran Covid-19 yang memiliki risiko besar penularan melalui uang tunai.
“Hingga akhir Mei 2021 dari sisi frekuensi transaksi, Brizzi tercatat mengalami pertumbuhan positif sebesar 4% yoy. Begitu juga dari volume juga mengalami pertumbuhan sebesar 3% yoy,” jelasnya kepada KONTAN pada Senin (28/6). 

General Manager Divisi Solusi Ritel BNI, Sri Indira menyatakan jumlah transaksi TapCash hingga Mei 2021 mencapai lebih dari 15  juta transaksi atau menurun 18% dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena dampak terbatasnya mobilitas masyarakat di tengah pandemi. Termasuk ketika libur Lebaran tahun 2021 ini pemerintah mengeluarkan larangan mudik, sehingga penggunaan TapCash juga terbatas. 

“Namun, kami terus berupaya meningkatkan transaksi dan Volume TapCash dengan terus memperluas kerjasama dengan mitra bisnis strategis, memperluas akseptasi parkir serta menjalankan program menarik bagi pengguna TapCash khususnya di mitra toko ritel yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari hingga bulanan para pengguna TapCash,” paparnya. 

Sementara i Flazz Bank Central Asia (BCA) hingga April 2021, mencetak 163 juta transaksi. Sedangkan nominal transaksi Flazz itu mencapai Rp 2,6 triliun sejak awal tahun hingga akhir April 202   ”Di tengah lonjakan kasus pandemi COVID-19, kami mendorong nasabah dapat melakukan transaksi finansialnya melalui layanan perbankan digital," ujar Direktur BCA, Santoso. 

Terbaru