CP Prima (CPRO) Kejar Target Pendapatan Rp 7,4 Triliun

Selasa, 25 Juni 2019 | 05:53 WIB
CP Prima (CPRO) Kejar Target Pendapatan Rp 7,4 Triliun
[]
Reporter: Kenia Intan | Editor: Tedy Gumilar

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan akuakultur terpadu, PT Central Proteina Prima Tbk atau CP Prima, memproyeksikan penjualan sebesar Rp 7,4 triliun hingga akhir tahun 2019. Target tersebut sama dengan realisasi penjualan tahun lalu.

Manajemen CP Prima mematok target yang sama dengan tahun sebelumnya karena memperhitungkan faktor cuaca dan intensitas curah hujan hingga akhir tahun ini. Kedua hal itu berpengaruh pada produksi CP Prima.

Hingga kuartal I-2019, emiten berkode saham CPRO di Bursa Efek Indonesia (BEI) ini mencatatkan total penjualan sebesar Rp 1,82 triliun. Angka ini diharapkan meningkat ketika kuartal dua berakhir. "Kuartal kedua merupakan puncak penjualan pakan ikan. Dari sisi volume memang sudah ada kenaikan penjualan," kata Irwan Tirtariyadi, Direktur Utama CP Prima Tbk, Senin (24/6).

Sementara itu, pada semester kedua nanti, CPRO akan lebih banyak berharap pada penjualan pakan udang. Irawan menyatakan, industri akuakultur, khususnya udang, secara musiman akan membaik di enam bulan terakhir.

Selain itu, manajemen berharap harga bahan baku dan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah menjadi lebih stabil. "Kalau musimnya, pakan udang di semester dua malah lebih baik daripada semester pertama. Pakan udang itu sangat bergantung pada kondisi cuaca," kata Irwan.

Hasil panen

Merujuk pada data BMKG, Irawan memproyeksikan musim kemarau nanti akan baik untuk penjualan pakan udang. Sedikit gambaran, jika curah hujan tinggi maka budi daya udang bisa terganggu, sehingga berdampak pada hasil panen maupun penjualan pakan. Begitu pula sebaliknya.

Sekadar informasi, penjualan di kuartal I 2019 terkoreksi tipis dibandingkan kuartal sebelumnya. Irwan bilang, penurunan ini imbas kenaikan harga bahan baku dan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dollar AS tahun 2018. "Kuartal pertama, bahan baku sudah kita beli dengan harga terdepresiasi, sehingga harga bahan baku relatif lebih mahal," kata dia.

Hingga kuartal pertama tahun ini, CP Prima telah menyerap belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai Rp 26,9 miliar. Angka tersebut setara dengan 28% dari total belanja modal di sepanjang tahun ini yang mencapai Rp 95 miliar.

Irwan mengemukakan, CP Prima mengalokasikan belanja modal pada tahun ini untuk menjaga dan meningkatkan kapasitas produksi pabrik, terutama pabrik dengan produk pakan ikan dan pakan hewan peliharaan.

"Kami baru menambah kapasitas produksi pakan ikan baru sekitar 40.000 ton tahun lalu," kata Irwan.

Kapasitas produksi pakan ikan apung yang semula 620.000 ton per tahun meningkat menjadi 660.000 ton per tahun. Sedangkan kapasitas pabrik yang meningkat adalah pabrik di Sidoarjo, Surabaya.

Manajemen CP Prima akan menggunakan belanja modal tahun ini untuk menjaga kapasitas produksi yang dimiliki CP Prima. Irwan mengemukakan, pada tahun-tahun ke depan, mereka memiliki rencana untuk meningkatkan kapasitas produksi. Hal tersebut lantaran manajemen akan menggenjot penjualan, khususnya di kedua produk tadi.

Wakil Direktur Utama Central Proteina Prima Tbk Saleh, mengatakan porsi belanja modal sebagian besar dialokasikan untuk pembangunan dan mendukung operasional pabrik produk pakan, masing-masing sebesar Rp 33 miliar. Sisanya akan dialokasikan untuk keperluan furnitur. Adapun pendanaan belanja modal berasal dari internal perusahaan.

Bagikan

Berita Terbaru

Fasilitas Publik yang Rusak di Daerah Mulai Diperbaiki
| Selasa, 02 September 2025 | 05:20 WIB

Fasilitas Publik yang Rusak di Daerah Mulai Diperbaiki

Pemerintah bersama dengan daerah segera memperbaiki bangunan milik pemerintah dan fasilitas publik yang rusak dan terbakar paska aksi demo.

Menambah Lahan Baru untuk Program Pangan
| Selasa, 02 September 2025 | 05:15 WIB

Menambah Lahan Baru untuk Program Pangan

Pemerintah mulai memetakan program-program penunjang ketahanan pangan yang menjadi salah satu andalan Presiden Prabowo.

Pyridam Farma (PYFA) Membidik Pasar Asia Pasifik
| Selasa, 02 September 2025 | 05:15 WIB

Pyridam Farma (PYFA) Membidik Pasar Asia Pasifik

PYFA memperoleh hak eksklusif sebagai distributor untuk produk unggulan Genewel, termasuk Medifoam, Welpass dan Guardix-SG di Indonesia.

Dongkrak Kinerja, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Bangun Rumah Sakit di KEK Batam
| Selasa, 02 September 2025 | 05:15 WIB

Dongkrak Kinerja, Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ) Bangun Rumah Sakit di KEK Batam

PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) mengucurkan investasi Rp 1 triliun untuk membangun Mayapada Apollo Batam International Hospital.

Perlu Dosis Lebih Kuat untuk Atasi Kesenjangan
| Selasa, 02 September 2025 | 05:12 WIB

Perlu Dosis Lebih Kuat untuk Atasi Kesenjangan

Ketimpangan ekonomi yang kian melebar berisiko memicu kembali demonstrasi massal                    

Harga Mobil Listrik Tetap Stabil Meski Insentif Berakhir
| Selasa, 02 September 2025 | 05:10 WIB

Harga Mobil Listrik Tetap Stabil Meski Insentif Berakhir

Produsen yang menerima insentif ini wajib menyatakan komitmen investasi untuk melakukan produksi di dalam negeri.

Kenaikan Beban Pokok dan Rugi Kurs Menekan Laba Bersih PGAS
| Selasa, 02 September 2025 | 05:10 WIB

Kenaikan Beban Pokok dan Rugi Kurs Menekan Laba Bersih PGAS

Meskipun pendapatannya berhasil tumbuh, laba PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) semester I-2025 tertekan

Investor Masih Ragu, Indeks Kembali Tersungkur
| Selasa, 02 September 2025 | 05:06 WIB

Investor Masih Ragu, Indeks Kembali Tersungkur

Pemerintah dan otoritas bursa menilai dampak unjuk rasa ke pasar modal hanya sementara karena fundamental ekonomi Indonesia masih bagus

Risiko Kredit Masih Tinggi, Bank Kerek Biaya Pencadangan
| Selasa, 02 September 2025 | 05:05 WIB

Risiko Kredit Masih Tinggi, Bank Kerek Biaya Pencadangan

Rasio Non Performing Loan (NPL) gross perbankan melandai ke level 2,22% pada Juni 2025, dari 2,26% di akhir semester I-2024. 

Punya Gaji dan Tunjangan Wah, DPR Minim Kinerja
| Selasa, 02 September 2025 | 05:00 WIB

Punya Gaji dan Tunjangan Wah, DPR Minim Kinerja

Polemik tunjangan dan gaji anggota DPR yang fantastis yang menjadi salah satu alasan terdepan pecahnya aksi demonstrasi besar-besaran.

INDEKS BERITA

Terpopuler