Cukup Lemaknya

Rabu, 12 Februari 2025 | 06:09 WIB
Cukup Lemaknya
[ILUSTRASI. TAJUK - R Cipta Wahyana]
Cipta Wahyana | Senior Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kegaduhan terus mewarnai jalannya pemerintahan baru. Setelah ramai-ramai PPN, Coretax, dan distribusi gas melon; kini, Kementerian dan Lembaga (K/L) ribut soal pemangkasan bujet. 

Pemicunya, diduga, karena pemerintahan ingin menambah anggaran untuk program quick win. Selain program Makan Bergizi Gratis (MBG), ada cek kesehatan gratis, renovasi sekolah, dan juga pembangunan lumbung pangan. Sejatinya, anggaran atau APBN warisan Jokowi telah menyediakan Rp 121 triliun untuk membiayai quick win itu. 

Tapi, selain "quick win", tampaknya, pemerintahan juga ingin "win big". Maksudnya, pemerintah ingin menjalankan program percepatan itu dalam skala yang lebih besar. Misalnya, program MBG ingin digenjot agar bisa menjangkau 40 juta – 83 juta penerima; dari sebelumnya hanya 15,5 juta. Alhasil, bujet MBG harus ditambah Rp 100 triliun dari sebelumnya sekitar Rp 71 triliun.

Masalah muncul ketika kemudian Presiden mengeluarkan Inpres yang memerintahkan pemangkasan anggaran K/L serta transfer ke daerah hingga sekitar Rp 306 triliun. Pemangkasan yang sangat besar ini memicu kekhawatiran bahwa pelayanan publik akan terganggu. 

Pemangkasan anggaran di Kementerian PU yang mencapai 73% atau Rp 81,38 triliun contohnya. Dengan bujet yang tersisa Rp 29,57 triliun, kementerian ini harus merombak program. Yang ekstrem, dengan bujet mini, Kementerian PU menyatakan tidak bisa melakukan perawatan dan penguatan (preservasi) rutin untuk jalan dan jembatan. Ini bahaya karena keselamatan masyarakat di jalan terancam. Padahal, musim mudik Lebaran tiba. 

Tak dipungkiri, anggaran K/L memang perlu dievaluasi. Ambil contoh anggaran dukungan manajemen yang melonjak drastis sejak 2022 silam; hingga mencapai lebih dari 30% anggaran K/L dari sebelumnya cuma sekitar 20%. Masuk dalam kelompok ini adalah anggaran alat tulis, rapat, perjalanan dinas, konsultan, dan sejenisnya. 

Tapi, penghematan harus melalui hitung-hitungan yang cermat. Idealnya, penghematan menyasar "lemak" saja dan tak sampai mengenai "otot" dan "tulang". Sebab, jika sampai ke otot dan tulang, apa pun institusinya akan pincang atau lumpuh.

Sesuai tenggat Inpres, pemerintah dan DPR memiliki waktu hingga 14 Februari 2025 untuk menyepakati efisiensi dan pengalihan anggaran tahun 2025. Semoga kedua pihak bisa bekerja cermat dan cepat sehingga tidak mengganggu pelayanan publik dan roda ekonomi.

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Minyak Mentah Indonesia Menyusut
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:59 WIB

Harga Minyak Mentah Indonesia Menyusut

Penurunan Indonesian Crude Price (ICP) selaras dengan penurunan harga minyak mentah utama di pasar internasional,

Pertamina akan Kelola Kilang Minyak Jumbo
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:54 WIB

Pertamina akan Kelola Kilang Minyak Jumbo

Pemerintah berencana membangun kilang minyak dengan kapasitas total 1 juta barel per hari (bph) di beberapa lokasi di Indonesia.

 Mind ID Cetak Omzet Rp 145 Triliun
| Jumat, 14 Maret 2025 | 06:41 WIB

Mind ID Cetak Omzet Rp 145 Triliun

Mind ID mencatatkan kinerja positif selama empat tahun terakhir dan terus menggelar ekspansi usaha di sepanjang tahun ini

Penguatan Rupiah Diproyeksi Masih Akan Tertahan pada Jumat (14/3)
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:20 WIB

Penguatan Rupiah Diproyeksi Masih Akan Tertahan pada Jumat (14/3)

Rupiah berpotensi terapresiasi lebih tinggi jika saja realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) lebih baik.

Pemerintah Perlu Tahan Penerbitan SBN
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:17 WIB

Pemerintah Perlu Tahan Penerbitan SBN

Realisasi pembiayaan utang atau penarikan utang baru mencapai Rp 224,3 triliun selama periode Januari-Februari 2025

Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Masih Moncer
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:14 WIB

Reksadana Pendapatan Tetap dan Pasar Uang Masih Moncer

Berdasar data Infovesta Utama, per 12 Maret 2025, reksadana pendapatan tetap paling unggul dengan return 1,56% secara year-to-date (ytd).

Kelesuan Residensial Jadi Tantangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:10 WIB

Kelesuan Residensial Jadi Tantangan Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE)

PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) menghadapi tantangan dari likuiditas bank serta daya beli yang masih lesu

Injury Time Lepas dari Perangkap Ekonomi 5%
| Jumat, 14 Maret 2025 | 05:07 WIB

Injury Time Lepas dari Perangkap Ekonomi 5%

Perlu tingkatkan efisiensi investasi bila ingin target pertumbuhan ekonomi 8% pada tahun 2029 tercapai

IHSG Hari Ini Masih Rawan Aksi Ambil Untung
| Jumat, 14 Maret 2025 | 04:36 WIB

IHSG Hari Ini Masih Rawan Aksi Ambil Untung

IHSG masih tertekan oleh pullback saham-saham perbankan yang menjadi penopang IHSG di hari sebelumnya

Menadah THR dari Pembagian Dividen
| Jumat, 14 Maret 2025 | 04:34 WIB

Menadah THR dari Pembagian Dividen

Kendati yield dividen yang ditawarkan tidak besar, pembagian dividen menjadi pemanis di saat bursa lesu

INDEKS BERITA

Terpopuler