Calon Investor Siapkan Dana Rp 2 Triliun untuk Bank Muamalat

Jumat, 03 Mei 2019 | 14:00 WIB
Calon Investor Siapkan Dana Rp 2 Triliun untuk Bank Muamalat
[]
Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono Triatmodjo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana akuisisi Al Falah Investments Pte Limited (Al Falah) atas mayoritas saham PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (Muamalat) bukan isapan jempol belaka. Sumber KONTAN yang mengetahui rencana aksi itu menyatakan, Al Falah telah menyetorkan dana Rp 1,7 triliun pada escrow account di Citibak.

Al Falah menempatkan dana tersebut pada 30 April 2019, atau sehari sebelum Bank Muamalat merayakan hari lahirnya yang ke-27 sejak bank itu mulai resmi beroperasi pada 1 Mei 1992. "Penempatan dana itu merupakan bukti keseriusan rencana Al Falah mengakuisisi Bank Muamalat," tutur sumber KONTAN, Rabu (1/5).

Al Falah merupakan perusahaan berbendera Singapura, yang didirikan oleh Ilham Akbar Habibie (Ilham Habibie) dan CP5 Hold Co 2 Limited (CP5). Sebanyak 100% saham CP5, secara tidak langsung dimiliki oleh fund yang dikelola SSG Capital Management Limited (SSG). Ilham sendiri merupakan putra mantan presiden B.J. Habibie dan komisaris utama Bank Muamalat.

Melalui pengumuman yang dipublikasikan pada 17 April 2019, Bank Muamalat menyatakan Al Falah berniat menguasai sekitar 50,3% saham bank syariah pertama di Indonesia ini. Caranya, melalui pembelian 77,1% saham baru (rights issue) yang akan diterbitkan Bank Muamalat. Perusahaan ini akan membeli saham rights issue jatah pemegang saham existing tertentu, dan juga ikut bertindak sebagai pembeli siaga dengan menggandeng pembeli siaga lainnya.

Adapun yang dimaksud pembeli siaga lainnya itu, lanjut sumber KONTAN, adalah Lynx Asia dan Koperasi Simpan Pinjam Jasa (Kospin). Mereka telah menempatkan dana Rp 300 miliar pada escrow account di dua bank. "Ada sebanyak Rp 50 miliar di CIMB Niaga dan Rp 250 miliar di Bank Mandiri," imbuh sumber KONTAN. Pembeli siaga lainnya ini berpotensi mendekap 8,9% saham Bank Muamalat pasca rights issue.

Dari paparan di atas, tergambar bahwa dana dalam escrow account di tiga bank yang telah disiapkan para pembeli siaga rights issue Bank Muamalat, bernilai total Rp 2 triliun. Dana ini memberikan kepastian kelangsungan pelaksanaan rights issue Bank Muamalat.

Ketika dihubungi KONTAN, Ilham Habibie membenarkan aksi Al Falah tersebut. Hingga April 2019, kas dan setara kas Al Falah berjumlah US$ 121 juta atau setara Rp 1,7 triliun. "Terkait rencana penguatan modal Bank Muamalat, didanai dari internal Al Falah," tutur Ilham.

Ilham menegaskan, saat ini sedang terjadi proses perubahan kepemilikan saham Al Falah. Jika semula SSG menguasai 100% saham Al Falah, kelak porsi kepemilikan SSG akan susut menjadi 49%. Sedangkan 51% saham Al Falah akan dimiliki oleh Ilham.

Bank Muamalat dalam pengumumannya menjelaskan bahwa SSG merupakan perusahaan pengelola aset alternatif dengan total dana kelolaan mencapai lebih dari US$ 5 miliar.

Disebut-sebut bakal ikut terlibat dalam aksi pembelian saham rights issue Bank Muamalat, pihak Kospin tidak membantah. Mengenai berapa jumlah dana yang disiapkan untuk aksi tersebut, Andy Arslan Djunaid Ketua Umum Kospin belum bersedia membeberkannya. "Masih proses. Nanti kalau sudah fixed semua, baru akan konferensi pers resmi dari Bank Muamalat," ujar Andy kepada KONTAN.

Menanti restu OJK

Hayunaji, Sekretaris Perusahaan Bank Muamalat membenarkan adanya penempatan escrow account calon investor guna mengakuisisi Bank Muamalat. "Ini merupakan langkah awal. Yang terpenting adalah restu dari Otoritas Jasa Keuangan," tutur Hayunaji.

Oleh sebab itu, lanjut Hayunaji, pada awal Mei ini pemegang saham bersama calon investor bakal bertemu dengan OJK.

Asal tahu saja, pengumuman yang dipublikasikan Bank Muamalat juga sempat menyinggung soal porsi kepemilikan Al Falah yang kelak mencapai 50,3%. Selain itu, terhadap penawaran tender wajib berdasarkan peraturan IX.H.1 atas perubahan pengandali, bisa dikecualikan terhadap aksi Al Falah.

"Sesuai ketentuan POJK 56 (POJK No.56/POJK.03/2016), OJK dapat memberikan persetujuan kepada pemegang saham untuk memiliki saham pada suatu bank melebihi dari batas kepemilikan yang berlaku," tulis pengumuman Bank Muamalat tersebut. Sebab jika merujuk pada aturan, sebagai institusi non keuangan Al Falah hanya dapat memiliki saham Bank Muamalat maksimal hingga 30% saja..

Saat ini, mayoritas saham Muamalat dikuasai oleh Islamic Development Bank (IDB) sebesar 32,7%. Pemegang saham terbesar Bank Muamalat berikutnya adalah Boubyan Bank sebesar 22% dan Atwill Holdings Limited sebanyak 17,9%. Sementara pemegang saham Bank Muamalat lainnya adalah National Bank of Kuwait (8,5%), IDF Investment Foundation (3,5%), BMF Holdings Limited (2,8%) dan pemegang saham minoritas lainnya (12,6%).

Adapun sebagai langkah tindak lanjut penempatan dana dalam escrow account, Hayunaji bilang Bank Muamalat telah mengirimkan surat pendaftaran penerbitan saham baru kepada OJK. Surat pendaftaran rights issue itu dikirimkan ke OJK, bersamaan dengan penempatan dana escrow account.

Harapan manajemen Bank Muamalat, pada Mei ini OJK dapat memberikan restu. Bank Muamalat pun bersiap menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) guna mendapat restu pemegang saham pada 17 Mei mendatang.

Hingga berita ini diturunkan, KONTAN belum berhasil mendapatkan konfirmasi dari pengawas perbankan OJK. Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK tidak menjawab pertanyaan KONTAN.

Namun beberapa waktu sebelumnya, Anto Prabowo Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Manajemen Strategis OJK menyatakan, yang terpenting adalah kejelasan dana yang akan ditempatkan. "OJK ingin ada riil dana tunai yang ditempatkan oleh calon investor," tutur Anto, Senin (15/4).

Sekadar mengingatkan, pada akhir tahun 2017 silam, PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) berencana mengakuisisi Bank Muamalat. Kala itu Minna Padi menggandeng seorang pengusaha asal Palembang, bernama Setiawan Ichlas. Namun akhirnya rencana itu kandas, lantaran OJK tidak kunjung memberikan restu.

Bagikan

Berita Terbaru

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun
| Rabu, 24 Desember 2025 | 09:13 WIB

Klaim Purbaya Tak Terbukti, Korporasi Tahan Ekspansi, Rupiah Anjlok 7 Hari Beruntun

Korporasi masih wait and see dan mereka mash punya simpanan internal atau dana internal. Rumah tangga juga menahan diri mengambl kredit konsumsi.

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:46 WIB

Pasca Rights Issue Saham PANI Malah Longsor ke Fase Downtrend, Masih Layak Dilirik?

Meningkatnya porsi saham publik pasca-rights issue membuka lebar peluang PANI untuk masuk ke indeks global bergengsi seperti MSCI.

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:28 WIB

Mengejar Dividen Saham BMRI dan BBRI: Peluang Cuan atau Sekadar Jebakan?

Analisis mendalam prospek saham BMRI dan BBRI di tengah pembagian dividen. Prediksi penguatan di 2026 didukung fundamental solid.

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:25 WIB

Tahun Depan Harga Komoditas Energi Diramal Masih Sideways

Memasuki tahun 2026, pasar energi diprediksi akan berada dalam fase moderasi dan stabilisasi, harga minyak mentah cenderung tetap sideways.

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:20 WIB

Rupiah Nyungsep dan Bayang-Bayang Profit Taking, Berikut Rekomendasi Saham Hari Ini

Risiko lanjutan aksi profit taking masih membayangi pergerakan indeks. Ditambah kurs rupiah melemah, menjebol level Rp 16.700 sejak pekan lalu. ​

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:15 WIB

IHSG Berpeluang Melemah Jelang Libur Natal

Pemicu pelemahan IHSG adalah tekanan pada saham-saham berkapitalisasi pasar besar dan aksi ambil untung (profit taking) investor.

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan
| Rabu, 24 Desember 2025 | 08:10 WIB

SSIA Bisa Lebih Stabil Tahun Depan

Ruang pemulihan kinerja PT Surya Semesta Internusa Tbk (SSIA) mulai terbuka, ditopang pengakuan awal penjualan lahan Subang Smartpolitan, 

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:59 WIB

Peta Bank Syariah 2026 Berubah, Cek Rekomendasi Saham BRIS & BTPS Pasca Hadirnya BSN

Bank Syariah Nasional langsung merangsek ke posisi dua dari sisi aset dan membawa DNA pembiayaan properti.

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:34 WIB

Pesta Pora Asing di Saham BUMI, Blackrock hingga Vanguard Ramai-Ramai Serok Barang

Investor institusi global seperti Blackrock dan Vanguard mengakumulasi saham BUMI. Simak rekomendasi analis dan target harga terbarunya.

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026
| Rabu, 24 Desember 2025 | 07:20 WIB

Sederet Tantangan Industri Manufaktur pada 2026

Kadin melihat sektor manufaktur tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia pada tahun 2026,

INDEKS BERITA