Danantara dan Komitmen Ekonomi Hijau

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) mengalokasikan dana Rp 308 triliun untuk 21 proyek hilirisasi, dari kilang minyak hingga gasifikasi batubara. Langkah ini memunculkan pertanyaan: sejauh mana komitmen Danantara selaras dengan misi ekonomi hijau Prabowo dan tren dekarbonisasi global? Paradoks ini menggarisbawahi dilema kebijakan antara mempertahankan investasi fosil jangka pendek dan merespons tren dekarbonisasi global yang telah mendorong kapasitas energi terbarukan dunia tumbuh 54% pada 2024.
Berdasarkan teori resource-based view, keunggulan kompetitif bergantung pada pengelolaan sumber daya berkelanjutan. Namun, proyek gasifikasi batubara (DME) dan penyimpanan minyak mentah di Pulau Nipa berisiko menjadi stranded asset (aset tak bernilai akibat perubahan kebijakan). Permintaan batubara di Eropa dan AS turun 15% (2023), sementara pasar energi terbarukan global mencapai US$ 1,3 triliun (IEA, 2023).
Ini Artikel Spesial
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan.
Sudah berlangganan? MasukBerlangganan dengan Google
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.
Kontan Digital Premium Access
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Rp 120.000
Business Insight
Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi bisnis dan investasi pilihan