ILUSTRASI. Seorang karyawan memeriksa kebocoran data di beberapa situs internet melalui situs web www.periksadata.com di Jakarta, Senin (5/9/2022) ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/rwa.
Reporter: Maria Gelvina Maysha, Ratih Waseso | Editor: Fahriyadi .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kebocoran data pribadi kembali terulang dan semakin memperlihatkan Undang-Undang tentang Perlindungan Data Pribadi belum bertaji. Melalui Undang-Undang (UU) Nomor 27/2022 tentang Perlindungan Data Pribadi (PDP) yang diketok pada Oktober tahun lalu, publik berharap beleid ini bisa menjawab masalah kebocoran data yang marak dalam beberapa tahun terakhir.
Namun harapan itu tak terwujud karena kasus kebocoran data masih marak. Di tahun ini saja tercatat sudah ada empat kasus kebocoran data skala besar yang meresahkan publik, termasuk yang terakhir kasus kebocoran sekitar 34,9 juta data paspor Warga Negara Indonesia (WNI) pada Rabu (5/7) malam.
Agar bisa lanjut membaca sampai tuntas artikel ini, pastikan Anda sudah berlangganan atau membeli artikel ini.
Sudah berlangganan? Masuk
Berlangganan Hanya dengan 20rb/bulan Anda bisa mendapatkan berita serta analisis ekonomi, bisnis, dan investasi pilihan
Business Insight, Epaper Harian + Tabloid, Arsip Epaper 30 Hari
Gratis uji coba 7 hari pertama. Anda dapat menggunakan akun Google sebagai metode pembayaran.