Data China Mulai Positif, Tapi Ancaman Resesi Belum Hilang

KONTAN.CO.ID - BEIJING. Produksi pabrik dan penjualan ritel China tumbuh dalam laju tercepat di Agustus 2023. Namun, penurunan investasi di sektor properti mengancam stabilisasi ekonomi China.
Data Biro Statistik Nasional China memaparkan, hasil produksi industri naik 4,5% pada Agustus dari tahun sebelumnya. Sementara penjualan ritel meningkat 4,6% di Agustus 2023. Peningkatan penjualan ritel ditopang oleh masa liburan musim panas.
Perbaikan data tersebut menunjukkan bahwa langkah yang dilakukan pemerintah China menopang ekonomi mulai membuahkan hasil. Meskipun demikian, para analis memperkirakan, potensi pemulihan ekonomi masih jauh dari kata sukses.
Baca Juga: Ritel Asing Serbu Pasar di Tanah Air, Ini Komentar Akumindo
Investor meragukan prospek sektor properti di China. "Meski ada tanda-tanda stabilisasi di sektor manufaktur dan investasi, investasi properti yang memburuk akan terus menekan pertumbuhan ekonomi," kata Gary Ng, Ekonom Senior Natixis Asia Pasifik, seperti dikutip Reuters.
Perbaikan ekonomi China juga nampak dari data penjualan kendaraan di Agustus 2023 yang naik. Ini berkat diskon dan keringanan pajak kendaraan listrik.
Untuk mempertahankan momentum pemulihan, bank sentral China juga telah memangkas kewajiban jumlah uang tunai yang harus disimpan oleh bank sebagai cadangan. Ini demi meningkatkan likuiditas.
Ke depan, para analis menganggap China masih perlu lebih banyak merilis kebijakan fiskal dan moneter untuk mendukung pemulihan ekonomi. Apalagi China juga tengah menghadapi ketegangan dengan Amerika Serikat karena perdagangan, teknologi dan geopolitik.
Selain faktor dalam negeri seperti properti, pengangguran kaum muda juga lebih tinggi dan konsumsi rumah tangga masih rendah. Data investasi properti di Agustus 2023 turun 19,1% secara tahunan. Tingkat pengangguran Agustus meningkat menjadi 5,2% , lebih baik dari Juli 2023 di 5,3%. Tapi investasi swasta susut 0,7% dalam delapan bulan.
Baca Juga: Perekonomian China Mulai Stabil, Tapi Pelemahan Sektor properti Jadi Ancaman