Data Manipulatif

Senin, 07 Oktober 2024 | 06:02 WIB
Data Manipulatif
[ILUSTRASI. TAJUK - Titis Nurdiana]
Titis Nurdiana | Pemimpin Redaksi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kekhawatiran terjadi resesi ekonomi mulai mereda. Soft landing diprediksi lebih mungkin terjadi daripada resesi.

Serangkaian faktor utama yang mencegah penurunan ekonomi secara tajam terus dilakukan sejumlah negara penguasa ekonomi dunia. Dari Amerika Serikat (AS), The Fed mengambil mengurangi risiko resesi. Untuk kali pertama, sejak pandemi di tahun 2020, Fed memangkas suku bunga. Disflasi yang diprediksi akan terus berlanjut diharapkan mampu meningkatkan belanja serta pendapatan riil masyarakat. Data ketenagakerjaan terbaru sedikit baik di September, sementara tingkat pengangguran stabil di 4,2%.

Negara penguasa ekonomi lain, China juga memulai langkah mengurangi resesi. Paket kebijakan September, termasuk pemotongan suku bunga besar menimbulkan harapan mengangkat ekonomi yang lesu.  

China mengurangi biaya hipotek masyarakat karena sektor perumahan China goyah, dengan pemangkasan bunga. Program swap 500 miliar yuan untuk asuransi hingga pialang membuka akses pendanaan sektor keuangan. Lalu, stimulus 300 miliar yuan dalam bentuk pinjaman lunak ke bank komersial untuk buy back juga ditebar.

Stimulus China itu sukses membuat saham-saham di Tiongkok terbang, secara mingguan, pasca pengumuman stimulus, bahkan jadi kinerja saham terbaik hampir 16 tahun. Minggu lalu, PBOC minta bank menurunkan bunga untuk KPR sebelum 31 Oktober.

Bagi Indonesia, stimulus AS dan Tiongkok mempengaruhi pasar saham yang turun. Sejumlah indikator ekonomi juga layak diperhatikan, detail untuk mengukur efeknya, positif dan negatif. 

Namun, deflasi yang berturut, selama lima bulan mencemaskan. Data ini  seiring dengan kinerja manufakturing yang terkontraksi. Lalu, spending masyarakat juga masih tertahan. Tanda-tanda ini harus jadi perhatian. Concern serius atas dugaan 'manipulasi' data inflasi harus diselesaikan. Sejumlah pemerintah daerah berani main mata, memainkan data inflasi demi kompensasi.

Praktik manipulatif memprihatinkan. Kita semua meyakini: data adalah dasar utama membuat kebijakan. Data yang salah akan melahirkan kebijakan yang salah juga. Kita harus berani membuka secara gamblang akibat data manipulatif itu. Sanksi wajib diberikan ke mereka yang sengaja melakukan perbuatan cela. Jangan ragu jika revisi harus dilakukan. Tak usah malu jika salah hitungan agar kerusakan tak semakin dalam.

Selanjutnya: APM Memacu Penjualan Mobil dengan Ragam Promosi

Bagikan

Berita Terbaru

Harga Saham Krakatau Steel (KRAS) Tiba-Tiba Melonjak, Bagaimana Rekomendasinya?
| Senin, 07 Oktober 2024 | 08:18 WIB

Harga Saham Krakatau Steel (KRAS) Tiba-Tiba Melonjak, Bagaimana Rekomendasinya?

Kenaikan harga saham KRAS bertolak belakang dengan kinerja fundamental perseroan yang menurun.

Emiten Ritel Mengalap Rezeki Rutin Belanja Akhir Tahun, Simak Rekomendasi Sahamnya
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:47 WIB

Emiten Ritel Mengalap Rezeki Rutin Belanja Akhir Tahun, Simak Rekomendasi Sahamnya

Daya beli konsumen diperkirakan membaik dan mendorong pendapatan emiten saham sektor ritel

Bahan Baku Smelter Kurang, Pemerintah Harus Hitung Kesanggupan Pasokan Bijih ke Depan
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:42 WIB

Bahan Baku Smelter Kurang, Pemerintah Harus Hitung Kesanggupan Pasokan Bijih ke Depan

AP3I menyebut kurangnya pasokan bijih nikel ke smelter sudah terjadi sejak medio 2023 dan kini semakin parah. 

Konflik Timur Tengah Menyulut Saham Migas
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:23 WIB

Konflik Timur Tengah Menyulut Saham Migas

Harga minyak berpotensi naik dalam jangka pendek dan mengerek saham migas

Indonesia Investment Authority (INA) Fokus Membidik  Empat Sektor Investasi
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:15 WIB

Indonesia Investment Authority (INA) Fokus Membidik Empat Sektor Investasi

Pendapatan dan laba INA di tahun 2023 melonjak dan ditargetkan berlanjut tahun ini.

Proyek Smelter Bauksit Masih Banyak Mangkrak
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Proyek Smelter Bauksit Masih Banyak Mangkrak

Hingga saat ini belum ada investor yang tertarik membiayai proyek smelter bauksit.

Profesi Petani Semakin Tidak Diminati Kaum Muda
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:10 WIB

Profesi Petani Semakin Tidak Diminati Kaum Muda

Data BPS menunjukkan jumlah petani dari generasi muda semakin mengecil.

Status Ibu Kota Nusantara di Tangan Prabowo
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:05 WIB

Status Ibu Kota Nusantara di Tangan Prabowo

Presiden Joko Widodo pastikan tidak meneken beleid pemindahan ibu kota ke Nusantara. 

Jokowi Meminta Deflasi Beruntun Dicermati
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Jokowi Meminta Deflasi Beruntun Dicermati

Presiden Joko Widodo ingin perekonomian dijaga agar tetap stabil.

Dana Asing Masih Masuk Pasar Keuangan Domestik di Awal Oktober
| Senin, 07 Oktober 2024 | 07:00 WIB

Dana Asing Masih Masuk Pasar Keuangan Domestik di Awal Oktober

Bank Indonesia mencatat ada aliran dana masuk Rp 570 miliar ke pasar keuangan lokal pada minggu pertama Oktober. 

INDEKS BERITA

Terpopuler