KONTAN.CO.ID - NEW YORK. Data penjualan ritel yang suram membayangi perdagangan Wall Street. Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average terkoreksi, sementara Nasdaq masih membukukan kenaikan tipis pada perdagangan Kamis (14/2).
Dow Jones turun 103,88 poin, atau 0,41% menjadi 25.439,39. Lalu, Indeks S&P 500 kehilangan 7,3 poin, atau turun 0,27% menjadi 2.745,73. Sementara itu, Nasdaq Composite naik 6,58 poin, atau 0,09% menjadi 7.426,96.
Dibandingkan koreksi sebelumnya, Indeks S&P 500 bertahan di atas MA 20-hari, level teknikal utama untuk sesi ketiga berturut-turut. Ketiga indeks saham utama AS diberatkan oleh saham keuangan yang sensitif terhadap suku bunga. Saham sektor ini dipengaruhi yield US Treasury yang turun lantaran data ekonomi yang lebih lemah dari perkiraan.
Investor sebenarnya menaruh harapan pada pembicaraan dagang AS dan China menjelang tenggat waktu 1 Maret. Tetapi optimisme terhadap pertemuan ini dilemahkan oleh laporan dari Departemen Perdagangan AS yang menunjukkan kalau penjualan ritel di bulan Desember mengalami penurunan terbesar dalam sembilan tahun terakhir. Ini memicu kekhawatiran perlambatan ekonomi.
"Pasar telah cemas sejak Natal lalu," ujar Tim Ghriskey, Kepala Strategi Investasi di Inverness Counsel New York, seperti dikutip Reuters. Beberapa kekhawatiran itu berubah menjadi kenyataan dan menahan investor untuk masuk ke saham.
Ditambah sentimen musim penyampaian laporan keuangan kuartal keempat, analis melihat pertumbuhan pendapatan sekitar 16,2% untuk periode ini, menurut data Refinitiv.
Sektor yang terkoreksi
Dari 11 sektor utama di indeks S&P 500, enam sektor ditutup di wilayah negatif, dengan sektor konsumer dan sektor keuangan memiliki koreksi terbesar. Cisco Systems Inc naik 1,9% karena kinerja pendapatan yang lebih baik dari perkiraan. Perusahaan ini diuntungkan dari bisnisnya yang tak terdampak perang dagang AS-China.
Saham American International Group Inc turun 9,0%, menjadi yang terburuk dalam empat tahun terakhir setelah perusahaan asuransi global itu membukukan kerugian secara kuartalan.
Saham Coca-Cola Co juga melemah, turun 8,4% dan menjadi pemberat terbesar pada indeks Dow Jones. Penurunan ini lantaran ekspektasi laba Coca Cola di tahun 2018, turun jauh di bawah prediksi pasar. Sementara itu, saham Amazon.com turun 1,1%.
Hasil kinerja kuartalan Canada Coose juga melenceng dari ekspektasi analis. Perusahaan pembuat mantel mewah ini turun 12,9%. Lalu, saham Avon Products Inc anjlok 11%, juga karena kinerja yang tak sesuai estimasi.
Adapun volume transaksi di bursa AS mencapai 7,18 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 7,43 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.