Daulat Kelapa Bulat

Sabtu, 14 Juni 2025 | 07:30 WIB
Daulat Kelapa Bulat
[ILUSTRASI. TAJUK - Hasbi Maulana]
Hasbi Maulana | Managing Editor

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang Ramadan lalu, emak-emak dikejutkan lonjakan harga kelapa bulat dan santan instan hingga dua kali lipat. Semula muncul dugaan lonjakan terjadi akibat fluktuasi normal menjelang Bulan Puasa. Ada pula orang yang menduga kenaikan harga disebabkan kelapa dan santan instan lebih banyak terserap dapur MBG. Belakangan muncul penjelasan dari pemerintah bahwa pasokan langka akibat ekspor kelapa bulat yang meningkat.

Ironisnya, Indonesia adalah produsen kelapa terbesar kedua dunia. Lebih dari 5,6 juta petani mengelola 3,34 juta hektar kebun. Mereka menyumbang 24% produksi global atau setara 2,89 juta ton (2023). Namun, akhir-akhir ini pasar domestik tak merasakannya. Catatan Pusat Data KONTAN menyebut sepanjang Januari-Februari 2025 China menyerap ekspor kelapa bulat asal Indonesia hingga 68.065 ton senilai US$29,5 juta! Ekspor besar-besaran ini mengurangi pasokan dalam negeri.

Kelangkaan kelapa bulat dan santan instan masih terus berlanjut hingga saat ini, berbulan-bulan setelah Ramadan dan Lebaran usai. Kini pemerintah merespon gejala ini dengan rencana kebijakan pemberlakuan pungutan ekspor kelapa bulat. Pemerintah berharap adanya "hambatan" ekspor ini pasokan kelapa  bulat dan produk turunannya untuk pasar domestik bisa terjaga dan harga pun stabil.

Tak bisa disangkal, persoalan kelangkaan kelapa ini menjadi dilema. Pada satu sisi, ekspor berarti devisa dan peluang perbaikan penghidupan petani kelapa. Namun, pada sisi yang lain, kelapa adalah tulang punggung kuliner Nusantara. Rendang tanpa santan mustahil. Opor, lodeh, kari, hingga kue tradisional bergantung pada santan kelapa. Kelangkaan kelapa dan santan bisa menggerus identitas budaya kita.

Pungutan ekspor bisa dicoba, tapi pemerintah perlu mencari solusi yang lebih berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan memperluas dan merevitalisasi perkebunan kelapa. Termasuk di dalamnya penyediaan bibit unggul segala musim sekaligus dukungan untuk para petani kelapa. Dengan begitu, dalam jangka panjang peluang ekspor tetap bisa kita manfaatkan tanpa mengorbankan kebutuhan domestik.

Negeri penghasil kelapa tak boleh kesulitan santan di pasar sendiri. Ekspor penting, tapi melindungi warisan kuliner dari kelangkaan bahan dasarnya tak kalah mulia. Surplus beras yang begitu membanggakan jangan sampai menggelikan hanya karena sering-sering disantap sebagai nasi goreng!.

Bagikan
Topik Terkait

Berita Terkait

Berita Terbaru

Total Kekayaan Pribadi Global Naik 4,6%, Peningkatan Tertinggi di Amerika Utara
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 15:44 WIB

Total Kekayaan Pribadi Global Naik 4,6%, Peningkatan Tertinggi di Amerika Utara

Menurut UBS Global Wealth Report 2025, total kekayaan pribadi dunia naik 4,6% menjadi US$ 471 triliun pada 2024. Simak detailnya di sini.

Melihat Pergerakan Investor dan Aksi Korporasi PANI Pasca Penghapusan dari Daftar PSN
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 13:30 WIB

Melihat Pergerakan Investor dan Aksi Korporasi PANI Pasca Penghapusan dari Daftar PSN

Pasar kemungkinan sudah lebih dulu memperhitungkan (priced in) sentimen terkait pencoretan PIK 2 dari daftar PSN

Lonjakan Harga Emas Mendorong Pamor Tren Tokenisasi di Dunia Aset Kripto
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 09:09 WIB

Lonjakan Harga Emas Mendorong Pamor Tren Tokenisasi di Dunia Aset Kripto

Emas digital jadi alternatif menarik bagi investor yang ingin mendapatkan eksposur terhadap komoditas berbasis aset riil.

Harga Saham ENRG Terus Terbang Saat IHSG Merah, Hati-Hati ada Potensi Koreksi
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:30 WIB

Harga Saham ENRG Terus Terbang Saat IHSG Merah, Hati-Hati ada Potensi Koreksi

Harga pelaksanaan private placement di bawah pasar berpotensi memunculkan tekanan jual jangka pendek 

Proyek Tol Baru Menopang Fundamental JSMR, tapi Risiko Utang Masih Membayangi
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:24 WIB

Proyek Tol Baru Menopang Fundamental JSMR, tapi Risiko Utang Masih Membayangi

Dalam jangka pendek potensi kenaikan harga saham PT Jasa Marga Tbk (JSMR) tetap terbuka seiring momentum Nataru.

Samator (AGII) Optimistis, Pencapaian Penjualan dan Laba Bisa Pulih di Tahun 2026
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 08:10 WIB

Samator (AGII) Optimistis, Pencapaian Penjualan dan Laba Bisa Pulih di Tahun 2026

Posisi AGII sebagai pemimpin pasar gas industri di Indonesia dengan porsi pangsa pasar 40% berdasarkan data Gas World pada 2024. 

Samuel Internasional Menyerap Private Placement ENRG
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 07:58 WIB

Samuel Internasional Menyerap Private Placement ENRG

Seluruh saham baru akan diambil bagian oleh PT Samuel International yang bukan merupakan pihak terafiliasi dari ENRG.

Berpacu Menetralkan Sebaran Radioaktif Cs-137
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 07:26 WIB

Berpacu Menetralkan Sebaran Radioaktif Cs-137

Pemerintah menargetkan proses dekontaminasi cemaran radioaktif di Cikande selesai pada Desember 2025,

HGII Memperkuat Investasi di Sektor Energi Bersih
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 07:22 WIB

HGII Memperkuat Investasi di Sektor Energi Bersih

HGII  menegaskan komitmennya untuk mendukung transisi energi Indonesia menuju target Net Zero Emission 2060

Tol Kataraja Seksi 1 Mulai Beroperasi Fungsional
| Rabu, 15 Oktober 2025 | 07:19 WIB

Tol Kataraja Seksi 1 Mulai Beroperasi Fungsional

Tol Kataraja atau dibuka untuk mendukung penyelenggaraan Wonderful Indonesia Tourism Fair (WITF) 2025

INDEKS BERITA

Terpopuler