Delapan saham turun, ini 10 saham LQ45 dengan PER terkecil (26 Juli 2019)
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) lesu pada perdagangan Jumat (26/7). Saat bursa saham tutup warung, IHSG turun 76,13 poin (-1,19%) dari penutupan sebelumnya, lalu hinggap di angka indeks 6.325,24.
LQ45, indeks saham dengan konstituen saham-saham berkapitalisasi pasar terbesar dan terlikuid, turun 15,05 poin (-1,47%) ke 1.009,31.
Indeks Kompas100 yang beranggotakan seratus saham dengan likuiditas dan kapitalisasi pasar terbesar juga merah. Indeks terbitan Kompas ini turun 18,47 poin (-1,41%), lalu hinggap di 1.288,32.
Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Adaro Energy Tbk (ADRO), dan Batubara Bukit Asam Tbk (PTBA) berada di posisi tiga pertama daftar saham LQ45 dengan PER positif terkecil secara berurutan; masing-masing 4,05 kali, 5,8 kali, dan 6,96 kali.
Posisi selanjutnya diisi oleh ELSA, UNTR, WSBP, ITMG, BBTN, MNCN, dan MEDC.
Sejalan dengan IHSG yang merah, delapan dari 10 saham LQ45 dengan PER terendah turun harga dibanding penutupan sebelumnya.
Saham-saham itu adalah SRIL, ADRO, PTBA, Elnusa Tbk (ELSA) United Tractor Tbk (UNTR), Waskita Beton Precast Tbk (WSKT), Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN), dan Media Nusantara Citra Tbk (MNCN).
Baca Juga: Proyeksi IHSG: Dibayangi Faktor Global
Sebaliknya, dua saham justru naik harga, yaitu Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG) dan Medco Energy (MEDC).
Berikut ini daftar 10 saham LQ45 dengan PER terendah, tercatat pada 26 Juli 2019.
10 Saham LQ45 dengan PER Terendah | ||||
---|---|---|---|---|
Kode | Harga (25/7) | Harga (26/7) | PBV | PER |
SRIL | 362 | 352 | 0,88 | 4,05 |
ADRO | 1.250 | 1.230 | 0,63 | 5,8 |
PTBA | 2.790 | 2.750 | 1,8 | 6,96 |
ELSA | 364 | 340 | 0,73 | 8,1 |
UNTR | 26.950 | 26.525 | 1,66 | 8,1 |
WSBP | 386 | 372 | 1,2 | 8,45 |
ITMG | 16.950 | 17.000 | 1,58 | 8,48 |
BBTN | 2.420 | 2.400 | 1,04 | 8,79 |
MNCN | 1.420 | 1.415 | 1,84 | 9,25 |
MEDC | 850 | 855 | 0,75 | 9,5 |
Sumber: RTI
Secara umum ada anggapan bahwa semakin kecil angka PER maka semakin murah pula harga saham tersebut dibanding saham-saham lain dalam sektor usaha yang sama. Price earning ratio (PER) adalah perbandingan antara harga saham dengan laba bersih per saham. Penurunan harga saham di bursa secara otomatis akan menurunkan pula nilai PER kalau pada saat yang sama tidak terjadi perubahan laba bersih per saham.
Baca Juga: IHSG minus, catat 10 saham dengan volume transaksi terbesar pekan lalu (22-26 Juli)